Tiga Orang Jadi Korban

Permainan Layangan di India Intai Maut

LAYANG-layang sudah lama dikenal sebagai per­mainan tradisional anak-anak di seluruh Indonesia. Layang-layang per­ta­ma kali dikenal sekitar 3.000 tahun yang lalu di Tiongkok. Di negara itu layang-la­yang disebut ”raja­wali kertas”.

Dari sana, layang-layang mu­­lai disebar­luas­kan ke negara Asia lain seperti Ko­rea, Je­pang, Malaysia dan India. Pen­dapat lain menye­but, layang-layang ditemukan pada abad ke-5 SM oleh ilmuwan Yunani dari Taren­tum.

Dari Tiongkok, permainan layang-layang menyebar ke Barat hingga kemudian po­puler di Eropa. Layang-la­yang terkenal ketika dipakai oleh Benjamin Franklin untuk mempelajari petir.

Seiring dengan kemajuan zaman, per­mainan layang-layang masih punya banyak penggemar. Sejumlah orang, termasuk di India, bahkan kerap mengadu layangan me­reka di udara. Pemakaian benang gelasan su­­per tajam bisa jadi faktor penentu ke­me­nangan.

Namun, penggunaan be­nang gelasan bisa mematikan. Tiga orang di India, termasuk dua anak-anak meninggal setelah benang tajam mengi­ris bagian teng­gorokan me­reka.

“Saanchi Goyal (3) dan Harry (4) sedang me­ne­nga­dah dari sunroof atau panel atap mo­bil yang mereka naiki saat benang gela­san melukai parah leher mereka,” ujar Push­pender Kumar, deputi ko­misioner polisi Delhi, se­perti dikutip dari The Journal. Kejadian di New Delhi itu menewaskan dua bocah tersebut.

Dikenakan Denda

Zafar Khan (22) mening­gal dengan cara yang sama, saat dia sedang mengendarai sepeda motor.

Banyak warga India me­ner­bangkan la­yang-layang da­lam festival atau hari pen­ting, misalnya untuk me­rayakan kemer­de­kaan pada 15 Agustus barusan.

Tiap tahunnya, banyak laporan korban ji­wa maupun luka akibat sayatan benang gelasan, yang disebut manja. Manja dibuat dengan me­nambahkan bubuk kaca atau logam untuk menajamkan benang.

Benang serupa merenggut jiwa seorang anak berusia lima tahun di Moradabad pada 2014. Setahun sebelumnya, bocah perem­puan berusia lima tahun di Jaipur juga me­ninggal.

Benang gelasan juga mem­bunuh ratusan burung tiap tahunnya. Sekitar 500 burung dilarikan ke Charity Birds Hospital di Delhi dalam waktu tiga hari terakhir, lapor media India, seperti dikutip dari BBC, Rabu (17/8).

Rumah sakit hewan itu merawat sekitar 8.000 burung tiap tahunnya. Senin lalu, se­orang polisi di New Delhi juga terluka gara-gara benang gelasan.

Pemerintah New Delhi me­larang peng­gunaan manja tajam untuk menerbangkan la­yang-layang. Pihak berwe­nang juga menjan­jikan kam­pa­nye untuk men­didik ma­sya­rakat soal bahaya di balik penggunaan benang gelasan.

Penjualan, produksi, dan penyimpanan benang gelasan akan dilarang di ibukota. Ba­rang siapa yang melanggar peraturan akan dikenakan denda 10 ribu rupee atau 19,6 juta dan diancam hukuman lima tahun penjara. (cnn/tlg/dm/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi