Oleh: Agung Suharyanto
Berbicara mengenai perkembangan tari yang terjadi dari masa ke masa, memang membutuhkan kecermatan dan ketelitian yang lebih. Ini dikarenakan, perkembangan tari di beberapa negara di dunia tidaklah bisa digeneralkan. Tidak saja dalam perkembangan tari. Dalam istilah dunia tari juga terjadi perbedaan yang unik, seperti ballet, modern dance (tari modern), contemporary dance (tari kontemporer), dance theathre (teater tari) ataupun body movement (gerak tubuh).
Pada umumnya, istilah Ballet diartikan sebagai tari modern barat yang berasal dari luar tradisi Indonesia. Modern Dance (tari modern), masih diartikan dengan gerak tari untuk iringan lagu-lagu yang ada di televisi atau gerak dan lagu. Ada juga menganggap bahwa Modern Dance (tari modern), adalah gerakan tari yang berasal dari luar tradisi Indonesia. Pada ajang festival lomba modern dance (tari modern), biasanya gerak dan musik yang dipotong-potong dan ditempel menjadi satu repertoar yang disajikan untuk perlombaan. Contemporary dance (tari kontemporer) adalah tarian yang digerakkan oleh tubuh dengan iringan musik instrumental dan bergerak di luar gerakan tradisi.
Dance Theatre diartikan dengan dramatari atau sendratari/sendratasik dengan menggambarkan sebuah cerita, lakon dan penokohan. Body movement lebih didekatkan dengan senam aerobic dan body language. Pengertian tentang istilah tari pada akhirnya akan menjadi masalah mendasar untuk pengetahuan bagi pekerja tari maupun pengamat seni. Walaupun banyak mengatakan, hal ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang akademik, bukan untuk pekerja seni non akademik.
Menanggapi fenomena sedemikian umum terjadi ditemui di Indonesia. Di satu sisi bisa menjadi keberagaman istilah. Di sisi lain dalam pengetahuan tari, adalah hal yang salah kaprah dan keliru. Kesalahkaprahan ini, bisa ditemui pada penggiat seni secara perorangan maupun kelompok. Sepertinya hal ini diamini oleh aktivis seni bahkan individu yang mengetahui seni.
Hal ini menjadi tugas yang tidak mudah. Merubah mindset masyarakat, tidak semudah membalikkan telapak tangan sendiri. Bukan berarti kita suka dengan keseragaman (homogen). Memahami dari sisi perkembangan dunia tari dalam kaitan sejarahnya, tokoh yang mempopulerkannya maupun penyebarannya hingga ke seluruh dunia.
Ballet, Contemporary, Modern dan Theatre
Sejarah kemunculan tari ballet dimulai sejak zaman renaisance dari Italia dan selama abad 15 dan 16. Dibawa dari sebuah kesenangan desa menuju sebuah festival kerajaan oleh Dominico da Piacenza dan Guglielmo Ebreo. Menjelajahi Perancis sebagai negara yang memperkuat bentuk otonom teater, dengan Ballet Comique de la reine Baltazarini dari tanggal 15 Oktober 1581. Diperkirakan sebagai ballet pertama yang sesungguhnya (Keragaman dan Silang Budaya, Jochen Scmidt, 1999:79).
Ballet, kemudian mengembara dari Perancis ke timur menuju ke negara Inggris, Denmark, Jerman dan Rusia. Dari Rusia kembali lagi ke barat dan dari benua Eropa menuju ke Benua Amerika.
Ciri-ciri ballet antar lain ditunjukkan dengan badan atau tubuh yang tegak lurus. Langkah panjang, tubuh ramping dan dagu mendongak serta kostum dan sepatu yang khas. Tokoh-tokohnya antara lain: Vincenzo Galleoti, Gaspero Anggiolini, Salvatore Vigano, Jean baptise Laude. Juga Marie Taglioni, Marius Petipa, Gerge Balanchine dan masih banyak lagi.
Contemporary dance (tari kontemporer) masih dianggap sebagai sesuatu hal yang baru dan selalu menarik di dunia tari. Dikatakan seperti itu, karena berpeluang untuk dikembangkan dan dikreasikan, hingga memunculkan sesuatu yang baru. Walaupun pada awal berkembangnya, sudah tidak bisa dibilang baru, kira-kira sejak abad ke 19 di Eropa dan Amerika. Berawal dari Modern Dance (Tari Modern) di Amerika, lalu berkembang menjadi Tanztheatre (Teater Tari) di Jerman.
Salah satu tokoh di Jerman adalah Pina Bausch. Seorang penata tari dan penari perempuan dari kota kecil Wuppertal yang mempopulerkannya sejak tahun 1973. Dia mendirikan satu grup bernama Tanztheatre Wuppertal yang anggotanya datang dari berbagai bangsa. Perkembangan itu diikuti di Amerika, terkenal dengan Dance Theatre (Teater Tari). Tidak sampai disitu saja. Berkembang di Asia, Afrika dan Australia, terutama yang dibawa oleh seniman-seniman yang pernah belajar di Amerika.
Modern dance kemudian menjadi sebuah bentuk dan genre yang baku di Amerika. Seperti gaya Martha Graham, Dorys Humprey, Jacqualine Smith, Merce Cuningham dan lain-lain. Dari situ, kemudian terbentuklah sebuah genre baru yang kemudian populer dengan sebutan Contemporary Dance (Tari Kontemporer).
Pada awlanya, Modern Dance dan Contemporary Dance adalah penari-penari solo yang berproses dan berkarya sendiri. Beberapa bergabung dan mendirikan company. Company inilah kemudian menjadi dance thetre (Teater Tari) yang berkembang ke beberapa negara. Modern dan Contemporary Dance adalah genre tari yang berusaha lepas dari vokabulari baku ballets. Menuju kepada kebebasan tubuh untuk berekspresi.
Kemunculannya, bisa karena adanya kejenuhan pada vokabulari baku dan ketat. Terasa mengekang kebebasan di dalam mengekspresikan gagasan lewat tubuh. Sebagian besar mempunyai bentuk dan posisi alami atau natural yang dihadirkan melalui gerak dan gestur penuh kesadaran serta tanpa beban.
Tari Kontemporer di Indonesia
Di Indonesia berkembang Dance Theatre (teater tari), setelah kepulangan beberapa orang yang belajar tokoh Tari Modern, Martha Graham di Amerika. Mereka diantaranya Bagong Kussudiadjo dan Wisnu Wardhana. Membawa sesuatu yang baru bagi perkembangan dunia tari. Semacam sekolah atau padepokan dan komunitas tari yang mereka buat. Menjadi satu hal yang unik diantara kelompok seni tari tradisi.
Sebutlah umpamanya peletak dasar tari kontemporer di Indonesia, seperti Sardono W. Kusumo, Bens Soeharto, Bagong Kussudiardjo, Wisnu Wardhana. Bisa dikatakan karya tarinya lekat dengan tari tradisi Jawa. Huriah Adam, Gusmiati Suid, dan Boy G. Sakti yang lekat dengan tradisi Minang, Sampai kepada yang muda-muda sekarang sudah mulai bermunculan dan mengembangkannya. Mereka mengembangkan kreatifitas, baik yang berpijak tradisi maupun non tradisi.
Gerak-gerak yang indah, kenes, lemah-lembut yang banyak mendominasi tari ballet dan tradisi. Tentu saja akan bertolak belakang dengan apa yang tersaji pada contemporary dance (tari kontemporer). Bukan berarti modern dance (tari modern), contemporary dance (tari kontemporer), dance theathre (teater tari) betul-betul lepas dari tradisi. Mereka ada yang sangat kuat berakar dan beranjak dari tradisi, sehingga telah ada sebutan dengan “tari modern Kontemporer Indonesia”.
Di Indonesia, perkembangan tari juga sedemikian beragam dan satu dengan yang lainnya tidak sama. Proses kreatifitas pengkaryaan dan pengembangan gerak tari, antara satu daerah dengan daerah lain juga tidak bisa disamakan. Keragaman perkembangan dunia seni tari, tidak bisa dilepaskan dari acara-acara dan event kesenian. Baik event kesenian yang berbau pemerintah (plat merah) maupun oleh kiprah dari seniman secara mandiri, atau terkait dengan bantuan perusahaan swasta.
Di luar dari istilah yang salah kaprah dan keliru tersebut, maka perkembangan tari di dunia juga tidak bisa disamakan. Hal tersebut terkait dengan kondisi geografis, perkembangan sosial dan politik, tentu beragamnya etnis pada satu wilayah. Apalagi dilihat dari perjalanan waktu, tokoh dan persebarannya. Tentu terkait dengan kreatifitas yang tergantung dari sumber daya manusianya itu sendiri.
Penulis; Staf Pengajar di Universitas Medan Area; Pemerhati dan Pengamat Sosial Budaya, yang berdomisili di Medan.