Sementara Prancis Larang Burkini

Skotlandia dan Kanada Bolehkan Polwan Berjilbab

TERORISME sebenarnya tidak ada kai­tannya dengan simbol keagamaan atau baju renang Muslim, yang kini dikenal bur­kini. Ketakutan war­ga Prancis men­do­rong negara Menara Eifel me­ngam­bil lang­kah mene­rapkan larangan busana Mus­lim ter­sebut.

Larangan burkini menye­babkan ke­ma­rahan baik di Prancis maupun luar negeri. Gam­bar petugas polisi bersen­jata memak­sa seorang Musli­mah Prancis melepaskan burkini di tepi pantai umum menjadi viral dan mendorong perdebatan sengit terkait pe­ristiwa itu.

Saat pandangan dunia terkait masalah itu menjadi sorotan pekan lalu, Perdana Men­­teri Manuel Valls meng­gambarkan tin­­­dakan seder­hana pemakaian busana se­perti itu sebagai “ekspresi proyek politik” yang tidak etis terhadap nilai-nilai Pran­cis.

Dogmatisme seperti itu tidak menjadi sesuatu masalah utama di masyarakat-masya­rakat lain Eropa, yang mem­berikan kelegaan dengan laporan berita di negara lain pekan ini.

Di Kanada sebagai contoh Polisi ber­ku­da Kanada me­ngen­durkan kebijakan me­re­ka sehingga polwan Muslim bisa me­milih berhijab. Se­men­tara di Skot­landia, peme­rintah daerah juga mengu­mumkan pekan ini bahwa hijab kini menjadi bagian seragam polwan.

Kedua negara itu berharap, para petugas polisi perem­puan beragama Islam sudah bisa mengenakan jilbab saat bertugas tanpa rasa takut.

Peraturan terbaru ini diharapkan akan mendorong lebih banyak perempuan beragama Islam ber­gabung dalam jajaran kepolisian.

“Saya senang mengu­mum­kan ini dan menyambut dukungan dari komunitas Muslim dan masyarakat luas, serta petugas polisi dan staf,” ujar Kepala Kepoisian Scot­landia Phil Gormley.

“Seperti banyak pekerja lain, terutama di sektor pu­blik, kami bekerja guna me­mastikan bahwa layanan kami sebagai wakil dari masyarakat yang kami layani.

Saya berharap bahwa pi­lihan seragam kami akan membe­rikan kontribusi untuk membuat staf kami lebih ber­a­gam dan me­nambah kete­ram­pilan hidup, pengala­man dan kualitas pribadi yang akan dibawa ke masyarakat Skot­landia,” tambahnya.

Sebelumnya, petugas yang menge­na­kan jilbab ha­rus meminta izin terlebih da­hulu, tapi sekarang ketika resmi dinya­ta­kan sebagai bagian dari seragam pasu­kan, semua polisi perempuan Muslim be­bas mengenakan jilbab tanpa me­minta izin.

Kebijakan Skotlandia ini rupanya ber­tentangan dengan negara-negara lain yang terus menunjukkan anti Islam teru­tama jilbab.

Kanada Bolehkan Polwan Berjilbab

Senada dengan Skotlan­dia, pasukan ber­­kuda Kanada atau disebut Mounties ju­ga dika­bar­kan telah menerapkan ke­bi­ja­kan seragam baru yang memung­kinkan Polisi Wa­nita (Polwan) beragama Islam mengenakan jilbabnya.

Scott Bradsley, juru bicara Menteri Ke­a­manan Publik, baru-baru ini mene­gaskan Pa­­sukan Berkuda Kepolisian Kerajaan Kanada (RCMP) baru-baru ini menyetujui kebi­jakan seragam polwan pakai jilbab atau hijab.

“Komisaris Royal Cana­dian Mounted Po­lice (RCMP) baru-baru ini me­nye­tujui p­e­nambahan ini untuk seragam,” Scott Bard­s­ley, jurubicara Menteri Ke­selamatan Umum Ralph Goodale, kepada AFP hari Selasa.

RCMP menjadi agen polisi Kanada ke­tiga yang me­mungkinkan jilbab bisa dike­nakan saat bertugas. Polisi Toronto pertama diperbo­lehkan dalam 2011 dan polisi Edmonton memberikan lam­pu hijau pada tahun 2013, demikian menurut Ko­misaris Paulson dikutip oleh La Presse.

Polisi di Inggris, Swedia, dan Nor­we­gia, serta beberapa negara bagian AS, te­lah me­nerapkan kebijakan seragam yang sama, tandas Bardsley.

Keputusan untuk mengi­zinkan jilbab pertama kali disetujui pada pertengahan Januari, tapi secara resmi diumumkan pada Selasa, demikian menurut harian lokal La Presse, yang dikutip dokumen internal an­tara Goo­dale dan Komisaris RCMP Bob Paulson.

“RCMP adalah layanan polisi yang progresif dan inklusif dengan nilai-nilai dan menghormati semua orang dari semua latar be­lakang budaya dan agama,” jelas Bardsley dalam email­nya.

Sebelum ini, anggota ke­polisian laki-laki penganut Sikh (India) diperbolahkan me­makai sorban sebagai ba­gian dari sera­gam RCMP se­jak awal 1990-an, lan­jutnya.

Bridley juga mengatakan bahwa kebi­ja­kan ini dimak­sudkan untuk lebih mencer­minkan keberagaman dalam masyarakat Kanada dan men­dorong lebih banyak pe­rem­puan Muslimah untuk mem­per­tim­bang­kan RCMP sebagai pilihan karier.

Populasi Muslim di Kanada terus tum­buh dan keputusan ini akan bantu men­cer­minkan kekayaan dan keberagaman ne­gara serta membantu pilih­an karier bagi mi­noritas. Sementara di saat yang sama, be­berapa Negara di Eropa alergi pakaian Mus­lim. (wp/wbn/wyc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi