Islam Tidak Ajarkan Perbuatan Anarkis

Oleh: Sofyan.

Suatu hari Rasulullah saw. ditanya oleh salah seorang sahabat tentang cerita seorang Muslim yang paling baik,”Muslim bagai­mana yang paling baik itu ya Rasulullah? Maka beliau menja­wab.”Muslim yang paling baik itu adalah seorang Muslim yang mem­buat orang-orang Islam atau lain­nya selamat dari gangguan kejaha­tan lisan dan tangannya” (HR. Muslim).

Rasulullah saw. melalui hadis di atas menggambarkan bahwa sosok seorang Muslim yang sesungguhnya memiliki sifat santun lagi penyayang, mereka punya hati dan perasaan untuk tidak menggunakan kedua tangan dan lisannya mengganggu orang lain. Islam mengajarkan umatnya untuk mengasihi dan mencintai seluruh makhluk ciptaan Tuhan, baik kepada sesama manusia, tumbuh-tumbuhan maupun hewan.

Islam melarang berbuat anarkis dan destruktif terhadap orang lain yang seakidah maupun yang berbeda agama. Terhadap orang yang berbeda agama Islam begitu menghormati keyakinan masing-masing,”lakum di nukum wali­yadin (bagimu agamamu dan bagiku agamaku)”, tidak ada paksaan untuk memeluk agama Islam, tidak diperkenankan meng­ganggu mereka, apa lagi menum­pahkan darah orang lain (kafir) yang tidak mengganggu keten­traman kaum Muslimin, mereka adalah kafir zimmi yang dilindungi.

Seandainya orang-orang kafir yang memerangi umat Islam maka kewajiban kita mempertahankan diri dengan balik menyerang dan memerangi orang-orang kafir. Jatuhlah hukum jihad bagi Muslim yang baligh, berakal, sehat jasmani dan rohani serta mendapat restu orang tua untuk ikut serta berjihad, memerangi orang-orang kafir. Jadi perang dalam Islam di sini bertu­juan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh Islam bukan menteror orang lain yang tidak bersalah.

Adapun orang-orang yang mengatasnamakan Muslim lalu meneror dan membunuh orang lain yang tidak bersalah atau mem­bunuh orang kafir dengan alasan jihad adalah kesalahan besar, dosa besar hukumnya menumpahkan darah tanpa alasan dan sebab-sebab yang dibenarkan syariat. Tindakan mereka bukanlah jihad, namun kejahatan besar yang merusak nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Prilaku mereka telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar.

Islam agama yang rahmatan lil alamin, membawa kedamaian dan keselamatan dunia dan akhirat, bukan agama teror yang mena­kutkan orang. Islam sangat mem­benci perbuatan anarikis, dan aktifitas tersebut bukan cerminan seorang Muslim yang baik. Bukan­lah kita disebut Muslim yang baik jika tidak mampu menahan diri melakukan kezaliman terhadap orang lain.

Ujian Iman

Umat Islam akan terus-menerus mendapatkan tekanan dan ujian berat dalam hidup ini, selain disudutkan dengan label teroris, fitnah keji dilakukan orang-orang yang anti kepada Islam dengan membuat film yang menghina dan menjelek-jelekkan Nabi Muhammad saw. Ada lagi yang senang menjelek-jelekkan, meng­hina Islam dan sebagainya.

Suatu kewajaran jika umat Islam marah atas perlakuan terse­but, barangkali kalau agama lain diperlakukan seperti itu pasti juga akan marah. Sangat mengherankan memang jika orang lain getol mengobok-ngobok agama Islam, banyak yang mengolo-ngolok, namun justru umat Islam tidak pernah menjelek-jelekkan, meng­hina dan menodai agama lain.

Setiap agama lain yang mino­ritas hidup berdampingan dengan Islam, niscaya mereka dapat hidup rukun dan damai, tetapi kalau umat Islam yang menjadi minoritas dari agama lain justru kebalikannya. Umat Islam dikucilkan, dizalimi, dianiaya dan dibatasi ruang ling­kup­nya. Barangkali inilah ujian iman yang dialami umat Islam di mana-mana, mungkin dengan ujian ini akan menguatkan dan mengo­kohkan keyakinan kita terhadap agama Islam yang mulia ini.

Sejarah mencatat bahwa Rasulullah saw. tatkala berada di Makkah sering mendapatkan teror, dihina dan disakiti, namun beliau tidak pernah sakit hati terhadap perbuatan mereka. Justru Rasulullah bersikap santun dan memaafkan, tidak mau menuntut balas terhadap perbuatan mereka. Sikap yang beliau tunjukkan justru menimbulkan daya tarik tersendiri bagi umat lain sehingga membuka hati mereka menerima da’wah Rasul dengan senang hati.

Kita hanya bisa berdo’a, semoga mereka yang anti dan selalu meneror umat Islam suatu saat nanti akan dibukakan mata hatinya oleh Tuhan untuk melihat kebenaran yang ada dalam Islam. Barangkali ajaran Islam yang baik dan mulia belum pernah dibaca dan ditelaah dengan baik oleh mereka yang anti Islam, pikiran kotor dan pandangan salah­lah yang mungkin memenuhi akal mereka, sehingga begitu melahirkan kebencian yang sangat luar biasa.

Sebagai seorang Muslim bila melihat kemunkaran harus segera diberantas, teror demi teror pasti akan terus diberikan kepada umat Islam. Maka jika sanggup merubah ke­mungkaran dengan tangan kita rubahlah, apabila tidak sanggup mem­­berantas kemunkaran dengan tangan, rubahlah dengan lisan. Ti­dak sanggup juga maka do’akan­lah, mudah-mudahan Allah akan mem­berikan hidayah kepada mere­ka untuk tidak menyakiti dan ber­buat kemunkaran terhadap orang lain.

Islam mengajarkan agar tidak membalas kejahatan dengan keja­hatan yang sama, pernah Rasulullah berkata,”Jika kamu dilempar dengan batu jangan dibalas dengan batu, namun lemparlah dia dengan roti”. Sikap yang dikehendaki Rasul di sini agar kita bersabar dan memiliki sikap memaafkan terhadap mereka. Jangan sampai ulah buruk mereka membuat kita menjadi terprovokasi untuk melakukan perbuatan anar­kis yang justru merugikan kita sendiri. Islam bukan agama yang anarkis dan orang Islam tidak pernah mengganggu ketentraman orang lain. Semoga kita memiliki kela­pangan hati dan sabar dalam men­jalani roda kehidupan ini.

*Penulis Dosen di STAI Darularafah Raya

()

Baca Juga

Rekomendasi