BACAN, batu yang paling sering dibicarakan masyarakat seantero Indonesia. Sejak mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memakai batu akik ini di depan umum dua tahun silam, tak pelak batu ini pun langsung terkenal bak artis. Tak hanya pria, sebagian besar kaum hawa pun menggandrungi gemstone berwarna hijau ini.
Umumnya, wanita akan menyukai gemstone dengan model dan bentuk yang lebih 'manis' dibandingkan kaum pria. Bentuk gemstone itu bervariasi dan yang diinginkan biasanya disesuaikan dengan selera dan isi kantong. Sama halnya dengan Bacan, bentuk yang lebih kecil dan minimalis biasanya banyak digosok untuk dijual dan digunakan perempuan.
Salah satu pedagang gemstone di Pasar Batu Akik Medan, M Reza pun menyatakan jika gemstone yang banyak dicari wanita umumnya berukuran kecil. Dengan ukuran yang mungil, sambungnya, biasanya wanita akan membeli gemstone yang sudah digosok berbentuk cincin-cincin dihiasi Bacan berukuran mini dan juga liontin indah.
"Kalau untuk Batu Bacan, pada umumnya wanita lebih menyukai Bacan yang berukuran sangat kecil. Biasanya kadar kekristalan Bacan itu mencapai 80 persen hingga 90 persen," ucapnya.
Batu Bacan, menurut Reza memiliki banyak keistimewaan. Dengan warna hijau kebiru-biruannya yang khas. Batu yang merupakan kekayaan alam Maluku Utara ini bisa bermetamorfosis sangat cepat. Semakin hari disimpan dan dirawat maka semakin tampak kekristalan pada batu yang berasal dari Pulau Kasiruta ini.
"Batu Bacan sedap dipandang dan menyejukkan mata siapa saja yang melihatnya. Apalagi jika wanita yang memakainya, keindahannya akan semakin menonjol," ujar pemuda yang fokus terhadap teknik ukir batu akik itu.
Selain Reza, wanita paruh baya pengusaha rumah makan di Jalan Gagak Hitam, Herlina Darus (51) juga setuju jika gemstone yang dipakai wanita biasanya berukuran lebih kecil daripada yang sering digunakan pria. Ia mengaku memiliki banyak gemstone dengan berbagai variasi jenis dan ukuran. Beragam gemstone itu terpajang apik di rak yang diletakkan di kedainya.
"Saya ada koleksi Batu Bacan Doko. Saya hobi mengoleksi batu sejak gadis. Kalau pergi ke pesta biasanya pakai cincin yang ukurannya tidak terlalu besar dan pas di jari. Warna cincinnya saya sesuaikan dengan baju. Misalnya pakai cincin Bacan Doko, maka saya pilih bajunya berwarna kehijauan. Jadi matching kalau dipandang," ucap wanita kolektor gemstone tersebut.
Herlina mengaku biasanya selalu menggunakan cincin dan liontin dari batu akik setiap bepergian seperti arisan dan undangan pernikahan. Sebagian besar wanita memang pada umumnya menganggap perhiasan menjadi satu elemen penting sebagai aksesoris guna memperindah penampilan.
Pedagang gemstone umumnya memang menyajikan ukuran lebih kecil dan mendesain bentuk lebih menarik untuk kaum wanita. Harga dan jenis batunya pun disesuaikan dengan isi kantong masing-masing.
Di Pasar Batu Medan, masyarakat dapat melihat banyak Batu Bacan yang digosok dengan berbagai ukuran. Namun, untuk batu dengan bentuk tidak umum seperti segi lima, bentuk tetes air mata atau lainnya lebih sering diaplikasikan untuk batu yang berasal dari luar, seperti Safir dan Rubi.
"Kalau saya pakai baju warna hijau saya pakai cincin Bacan Doko atau Hijau Garut. Kalau cokelat saya pakai Batu Solar. Sedangkan jika menggunakan pakaian berwarna merah saya pakai Batu Raflesia. Pokoknya biar kelihatan cantik," tutur ibu paruh baya itu.
Lain halnya dengan Reza, selain berukuran mungil, ia mengatakan keindahan Batu Bacan yang sudah eksis sejak tahun 60an ini akan lebih indah dipakai wanita jika semakin tinggi tingkat kekristalannya. Harganya pun bervariasi.
"Semakin kristal Batu Bacan maka semakin mahal pula harganya. Untuk yang tidak tembus saja jika bentuknya besar sudah mahal. Apalagi bentuk besar dan sudah kristal, harganya akan semakin tinggi," jelas Reza.
Selain untuk dipakai pribadi, Reza menyatakan para kolektor wanita juga bisa menyimpan Batu Bacan mungilnya untuk dijadikan investasi. Batu Bacan yang lama disimpan, lanjutnya, akan berubah tingkat kekristalan batunya.
"Ketika kita menyimpan Batu Bacan maka itu sebagai salah satu bentuk investasi dan keuntungan. Tingkat perubahan kristal pada Batu Bacan mencapai 80 persen semakin lama disimpan dan harganya kurang lebih bisa sampai Rp12 juta," bebernya.
Berbeda lagi dengan yang disampaikan Andri Ramadhan, pedagang gemstone sekaligus Wakil Ketua Asosiasi Pecinta Batu Sumatera Utara (APBPSU), menurutnya para wanita juga banyak yang hobi mengoleksi Batu Bacan. Ia mengaku, meskipun harganya tergolong fantastis, tak menjadi masalah bagi para ibu-ibu pengoleksi gemstone untuk tetap membeli batu fenomenal ini.
"Seiring berjalannya waktu, para pencinta Bacan sampai membentuk komunitas Batu Bacan. Komunitas ini eksis mempertahankan kecintaan mereka pada Bacan, baik di dunia maya atau pun nyata," tutur pria bertubuh gempal ini.
Menurutnya, tak hanya pria, saat ini para kaum hawa yang menggemari Batu Bacan sudah semakin mengerti memilih serat atau pun mineral Bacan yang berkualitas. Ia mengatakan, hal ini membuat para penggemar semakin mencari dan menggali berbagai varian dari batu tersebut. Jika menemukan varian baru, lanjutnya, maka Bacan akan semakin menjadi buah bibir di kalangan komunitas Batu Bacan.
"Kita harap semua komunitas pecinta Batu Bacan ini semakin solid dan tetap eksis menjaga serta memperkenalkan batu kepada semua pecinta dan penggemar gemstone. Tujuannya meningkatkan geliat dunia perbatuan di Indonesia agar kembali dan tetap bertahan sepanjang masa," pungkasnya.