Berlimpah dalam Pengharapan

Oleh: Jekson Pardomuan

Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.-Roma 15 : 13

Setiap manusia memiliki pengharapan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki pengharapan di usia tua nanti bisa memberikan pertolongan kepada orang-orang susah yang membutuhkan pertolongan. 

Ada juga yang pengharapannya sangat sederhana, yaitu Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan baginya.

Di tengah situasi dan kondisi seperti sekarang ini, kebutuhan manusia semakin meningkat dan nilai uang yang kita miliki hari ini dalam hitungan dua atau tiga tahun ke depan akan sangat jauh berbeda. 

Mungkin hari ini kita masih bisa membeli sate atau nasi goreng Rp. 10 ribu per porsi. Tapi dua atau tiga tahun ke depan bisa berubah menjadi Rp. 13 ribu atau bahkan Rp. 15 ribu per porsinya. 

Apalagi dengan banyaknya kebutuhan hidup sekarang, manusia dalam kehidupannya bisa memiliki kebutuhan yang beragam. Untuk mendapatkan sesuatu dan memenuhi kebutuhan hidup seseorang, caranya adalah dengan bekerja keras. 

Banyak rancangan dan rencana yang sudah dibuat demi untuk masa depan mereka dan anak-anaknya. 

Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, kita harus belajar mengerti bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang kekal. Tidak ada satu halpun yang menjadi pengharapan kita yang dapat kita andalkan di muka bumi ini. Hanya satu saja yang bisa menjadi pengharapan kita sebagai umat-Nya, yaitu pengharapan kepada Yesus Kristus. Pengharapan kepada-Nya merupakan suatu hal yang luar biasa mulianya. 

Ini yang harus kita pahami, yaitu jika kita berharap hanya kepada-Nya, maka segala sesuatu yang kita inginkan Dia berikan kepada kita. “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” Yohanes 15 : 7.

Dalam Roma 5 : 5 dituliskan “Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” 

Pengharapan kita kepada Kristus bukanlah pengharapan sia-sia belaka. Banyak umat-Nya yang putus asa ketika mereka berdoa tetapi tidak mendapat jawaban dari doa-doanya. Tidak sedikit juga yang mundur dari-Nya karena keadaan di sekitarnya tidak seperti yang diharapkannya. Mereka berhenti di tengah jalan karena tidak mendapatkan apa yang mereka harapkan.

Kita harus mengerti bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya. 

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Pengkhotbah 3 : 11.

Apa yang kita rancangkan dan rencanakan kalau kita serahkan dan percayakan kepada Tuhan pasti ada jalan keluarnya. Jangan bersandar pada pengertian kita sendiri dan merasa segala sesuatu bisa kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri. 

Banyak sekali kita temui orang-orang yang merasa dirinya paling hebat dan mengerjakan sesuatu dengan sombong dan tidak pernah mau bertanya kepada orang lain. 

Ketika sudah tersandung dan sudah mentok, barulah mengangkat tangan dan berseru kepada Tuhan.

Oleh karena itu jangan lepaskan pengharapan kita kepada-Nya. Karena kita akan menerima setiap janji yang telah Dia berikan bagi kita. Tuhan tidak akan membiarkan kita sampai tergeletak atau menderita berkepanjangan.

“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,” Ibrani 6 : 19.

Pengharapan yang kita serahkan ke dalam tangan pengasihan Tuhan, merupakan sauh yang kuat. Berbagai ombak ataupun gelombang masalah yang datang seringkali membuat manusia bingung dengan apa yang terjadi dalam kehidupannya. Banyak yang menjadi stres, apalagi jika masalah yang datang bertubi-tubi dan tidak pernah terselesaikan. 

Berbagai cara ditempuh agar masalah dapat diselesaikan, bahkan cara-cara yang tidak sesuai dengan firman Tuhan pun juga dihalalkan. Kompromi dengan dosapun dilakukan. Hal ini tentunya mendukakan Roh Kudus yang ada dalam kita.

Sikap seperti ini justru seringkali terjadi dalam kehidupan kita. Kita lebih mudah percaya dengan suara-suara sumbang orang-orang yang merasa dirinya benar dan membuat kita goyah dalam menjalani kehidupan ini. 

Kita tidak mau total dan percaya sepenuhnya untuk menaruh pengharapan kepada Kristus, agar kehidupan kita akan menjadi kokoh. Berbagai masalah boleh datang menerpa kita, tetapi ketika kita berharap kepada-Nya, menyerahkan setiap masalah kepada-Nya, maka di saat itulah kita mendapatkan jalan keluar. Kehidupan kita menjadi tidak tergoyahkan oleh karena pengharapan yang teguh di dalam Tuhan.

Pengharapan tidak dapat dipisahkan dari iman yang kokoh (Roma 15:13; Ibrani 11:1) dan suatu kepercayaan pada Allah yang penuh keyakinan. 

Pemazmur menyatakannya dengan paling jelas ketika menyejajarkan "percaya" dengan "harapan", "Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan ... Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya". Oleh karena itu, pengharapan pasti seorang percaya adalah pengharapan yang "tidak mengecewakan." 

Sekarang saatnya kita keluar dari sikap mau menang sendiri dan terlalu percaya diri dalam melakukan banyak hal. Kita harus percaya kepada Tuhan dan menyerahkan segala pengharapan kita kepada-Nya. 

Saat kita benar-benar komitmen dan menaruh harapan kepada Kristus, kita akan merasa lebih nyaman dan Tuhan akan memberikan kita berkat berlimpah. Amin.

()

Baca Juga

Rekomendasi