“Penyebab Tingginya Intensitas Hujan”

Oleh: Edi Wibowo.

Akhir-akhir ini beberapa kota di In­do­nesia kerap diguyur hujan dari yang berintensitas rendah sampai ting­gi. Hujan yang turun ini tentu banyak mem­bawa dampak positif maupun negatif bagi masyarakat dan lingku­ngan. Masyarakat akan terbantu de­ngan turunnya hujan karena akan me­ngairi perkebunan masyarakat, hujan juga berfungsi mengisi cadangan air tanah dan membersihkan udara dari polusi udara. Di sisi negatifnya tentu bencana banjir dan tanah longsor dapat terjadi kapan saja saat hujan deras.

Di tahun 2016 ini BMKG memper­ki­rakan musim kemarau tidak akan se­panas seperti di tahun-tahun se­be­lumnya. Per­tengahan tahun yang iden­tik dengan kemarau malah akan lebih di­dominasi hujan. Fenomena ini di­kenal dengan nama kemarau basah. Wi­layah-wilayah yang berpeluang me­ngalami kemarau basah yaitu yang be­­rada di selatan khatulistiwa, teru­tama wilayah Indonesia bagian teng­gara. Saat kemarau basah terjadi jum­lah curah hujan juga akan mening­kat. Saat curah hujan meningkat ma­sya­rakat hendak­nya mewaspadai dam­pak yang akan ditimbulkan terutama di daerah bantaran sungai karena ban­jir dapat terjadi. Hujan se­benarnya tidak akan membawa bencana jika in­­tensitasnya rendah. Namun dengan tata kota yang baik, hujan dengan in­­tensitas tinggi sekali­pun tidak akan meng­aki­bat­kan ben­cana. Ada bebe­rapa faktor yang mem­buat intensitas hu­jan menjadi tinggi.

Penguapan yang Tinggi

Seperti yang kita tahu hujan berasal dari awan dan awan ber­asal dari pe­ngua­pan, baik penguapan dari air mau­pun peng­uap­an dari tumbuhan. Pe­nguapan terjadi saat siang hari karena mem­butuhkan sinar matahari dan biasanya mencapai puncaknya sekitar jam 12.00 sampai 14.00 waktu setem­pat. Ketika penguapan terjadi uap air akan naik ke atmosfer dan membentuk awan. Tidak hanya uap air yang me­nguap, garam-garam dari air laut pun akan ikut menguap. Semakin ting­ginya penguapan yang terjadi maka se­makin banyak pula awan yang akan ter­bentuk sehingga kemungki­nan ter­jadi hujan akan meningkat.

Proses penguapan juga dapat kita lihat dari proses pertum­buhan awan. Di pagi hari ketika penguapan baru terjadi langit masih bersih dari awan namun ketika siang hari awan mulai banyak tumbuh di atmosfer, biasanya dipenuhi oleh awan berjenis cumulus yang berbentuk menggumpal seperti bunga kol. Kemudian awan cumulus ini akan terus tumbuh membesar ka­rena pengua­pan yang tinggi. Per­tum­buhan awan ini dapat terus tumbuh bah­kan dapat menjadi awan Cu­mu­lu­nimbus yang kemudian akan diikuti de­ngan fenomena petir, kilat dan tu­runnya hujan.

Inti Kondensasi Awan (IKA)

Tidak semua awan akan menghasil­kan hujan. Isi kandungan awanlah yang menentukan terjadinya hujan. Awan tidak hanya memerlukan uap air namun juga memerlukan inti kon­den­sasi yang berfungsi sebagai pe­ngem­bun uap air sehingga dapat be­ru­bah menjadi tetes air. Inti kondensasi ada­lah partikel padat atau cair yang dapat berupa debu, asap, garam laut (NaCl) atau benda mikros­kopik lain­nya yang bersifat higroskopis. Inti kondensasi awan yang paling baik yai­tu garam. Garam inti kondensasi sen­diri berasal dari air laut yang m­e­nguap. Garam yang menguap ini ditan­dai dengan buih-buih di permukaan air laut. Semakin banyak inti konden­sa­si dalam awan maka makin cepat ter­jadi hujan. Inti kondensasi ini sa­ngat penting dalam proses pem­ben­tukan hujan. Bahkan pentingnya inti kondensasi awan ini telah diapli­ka­sikan dalam pembuatan hujan buatan. Pro­ses pembuatan hujan buatan dila­kukan dengan menaburkan garam ke dalam awan dari pesawat yang sedang ter­bang se­­hingga jumlah inti kon­den­sasi awan akan meningkat pesat dan akan memicu hujan.

Letak Geografis

Letak geografis suatu tempat juga akan mempengaruhi jumlah curah hu­jan yang turun. Daerah pegunungan men­­dapat curah hujan yang jauh lebih ting­gi dibanding dataran rendah. Hal ini dikarenakan uap air dan juga awan yang terbawa angin akan naik keatas gu­nung melewati lereng gunung dan akhir­nya mengumpul di puncak gu­nung. Oleh karena itu sering kita jum­pai awan-awan tebal diatas gunung. Se­­makin tinggi suatu tempat maka se­makin tinggi juga curah hujan yang tu­run. Di daerah Bogor misalnya curah hu­jan yang turun tiap tahun mencapai 4000mm yang mana merupakan salah satu daerah dengan curah hujan ter­ting­gi di Indonesia. Uap air dan awan hasil penguapan dari laut akan terbawa angin dan mengumpul di atas gunung. Ke­­tika awan terus berkumpul dan mem­­besar serta jumlah inti kon­den­sasi awan yang banyak maka hujan akan turun.

Saat ini cuaca makin sulit untuk di­­pre­d­iksi. Hujan tidak hanya akan tu­run di musim hujan saja namun dapat tu­run ka­pan saja jika faktor penyebab hu­­jan ter­penuhi. Maka dari itu seluruh ma­sya­rakat dimanapun berada hen­dak­­nya tetap was­pada terutama pen­duduk yang ber­mukim di daerah per­bu­kitan karena ben­cana tanah longsor akan terus mengintai ketika hujan. Be­gitu pula warga yang bermukim di daerah dataran rendah yang karena kerap diterjang banjir ketika hujan turun dengan intensitas tinggi. ***

Penulis, pengamat di BMKG.

()

Baca Juga

Rekomendasi