Analisadaily (Medan) - Kepala Lingkungan I Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Said mengatakan, harus menggunakan tenda Serikat Tolong Menolong (STM) sebagai tempat penampungan sementara warga.
Tepat di Jalan Tunda, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Said menyebutkan, bantuan tenda dari Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) Kota Medan tidak bisa menebus tingginya air. Sehingga tenda bantuan yang mestinya ditaruh di dalam kampung belum tersedia.
"Itulah untuk sementara kita gunakan saja tenda STM. Namanya darurat, ini memang disediakan untuk menampung warga kita sampai situasi benar-benar kondusif, banjir sudah surut," kata Said, Selasa (20/9).
Said menjelaskan, tidak kurang dari 150 Kepala Keluarga (KK) menjadi korban air pasang Belawan. Alhasil, sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah saudara di lokasi yang lain. Sebab, tidak mungkin tenda milik STM yang ukuran sedang mampu menampung seluruh warga Lingkungan I, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.
"Airnya sampai sepinggang, mobil besar BNPB segera menembusnya. Kalau mobil yang datang kemari, pasti tak mampu menerobos banjir. Jadi kerjaan nanti, mesinnya pasti mati," ujarnya.
Said mengaku sudah tiga hari dua malam belum tidur untuk mendampingi warga yang kena musibah. Bencana tahun ini merupakan banjir air pasang Belawan yang paling tinggi.
"Sebetulnya setiap tahun begini, tapi inilah yang terparah. Mudah-mudahan posko bisa membantu warga, dan janganlah ada banjir air pasang berikutnya yang datang. Kita berharap pasang air laut nanti tak tinggi begini lagi," ungkapnya.