Ilmuwan Inggris Teliti Keberadaan “Mata Ketiga”

KALANGAN lmuwan Inggris kini te­ngah mempelajari dan meneliti apakah “Clairvoyance” atau yang dikenal sebagai mata ketiga itu benar-benar ada. Mereka me­lakukan serangkaian percobaan untuk melihat apakah orang-orang bisa melihat atau mengetahui sesuatu yang sedang ter­jadi dalam jarak ratusan kilometer jauh­nya.

Dr Chris Roy adalah seorang psikolog dari University of Northampton, Inggris. Ia percaya dengan adanya clairvoyance. Stu­di awal Chris menunjukkan, bahwa 85% dari orang-orang memiliki kemam­puan “clairvoyance” atau mata ketiga. Me­nurutnya, dengan sedikit pelatihan, orang-orang bisa dengan terampil meng­gu­nakan kemampuan ini.

Peraih hadiah nobel dalam fisika pro­fesor Brian Josephson dari Cambridge Uni­­versity pernah mengatakan: “Banyak per­cobaan telah mengesampingkan ke­mung­kinan kebetulan dari clairvo­yance, saya percaya dalam waktu yang tidak lama lagi akan ada bukti yang menegaskan ten­tang keberadaan clairvoyance.

Umumnya orang yang memi­liki ke­mam­puan “mata ketiga “ada­lah orang-orang yang menda­lami spiritualisme tapi ada juga memiliki kemampuan tersebut sejak lahir. Kemampuan ini erat hubu­ngan­nya dengan terbukanya “mata ketiga” yang posisinya terletak kurang lebih di ant­ara alis.

Clairvoyance adalah kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu secara langsung tanpa melalui indera. Clairvoyance menerima informasi secara lang­sung dari objek atau kejadian, baik dimasa lalu. Saat ini atau masa depan tan­pa mengetahui adanya pikiran orang ten­tang hal tersebut.

Ada banyak bentuk clairvo­yance yang dikenal masyarakat. Misalnya saja, ada orang yang selalu tahu siapa yang mene­lepon meskipun baru mendengar suara dering telepon.  Bisa melihat apa isi rumah seseorang, padahal tidak pernah datang ke rumah orang tersebut. Bisa menemukan ben­da-benda yang hilang atau orang hilang. Bisa melihat benda-benda yang di­sem­bunyikan dibalik pakaian, dan se­bagainya.

Serius

Mungkin ada yang berpikir pernyataan terkait di atas itu konyol, namun, sekarang kian ba­nyak ilmuwan telah mulai serius dalam menyikapi topik tentang “Clairvo­yance.” Saat ini, Chris tengah melaku­kan serangkaian percobaan, dengan harapan dapat menemukan bukti konklusif tentang keberadaan clairvoyance.

Dalam percobaan tersebut, Chris me­nge­nakan sepasang headphone besar pada seorang gadis cantik 20 tahun, me­nye­tel musik untuk mengganggu pende­nga­ran­nya. Kemudian dengan hati-hati, ia mem­belah bola pingpong jadi dua ba­gian, me­nu­tup sepasang matanya.

Selanjutnya, Chris menya­lakam sebuah lampu merah, agar cahaya itu menyelimuti si ­relawan. Tak lama kemudian, gadis itu mu­lai tersenyum manis, seolah-olah se­dang melihat sesuatu yang menyenangkan. Seusai percobaan, gadis itu mencerita­kan suasana atau pemandangan yang dilihat­nya ketika itu. (sc/ebn/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi