Oleh: J Anto
CECEP Arif Rahman adalah pesilat kelahiran Garut, 18 Agustus 1972, yang banyak dilibatkan dalam sejumlah film laga. Kang Cecep, begitu panggilan akrabnya, merupakan seniman pencak silat dari Perguruan Panglipur Galih, Garut. Sebagai pesilat ia pernah tampil di festival beladiri Perancis, Bercy Festival des Arts Martiaux sejak tahun 2000 sampai tahun 2008. Ia juga kerap diundang memberi kursus pencak silat di Perancis, Italia, Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat.
Keterlibatannya di dunia layar lebar dimulai pada film The Raid 2, Berandal (2013), Skakmat (2015), 3: Alif Lam Mim (2015), Star Wars dan The Force Awakens (2015), Iseng (2016). Sehari-hari, Kang Cecep juga seorang guru Bahasa Inggris di SD Tegalpanjang 3, Tegalpanjang, Sucinaraja, Garut.
Berikut wawancara Analisa secara online dengannya.
Analisa: Sejak kapan Kang Cecep menggeluti pencak silat, dan apa alasannya?
Cecep: Saya belajar silat sejak usia 7 tahun karena memang kakek dan paman saya guru silat juga di kampung saya. Silat salah satu pilihan olahraga yang murah selain main bola. Kekinian, ya alasannya karena memang sudah memiliki rasa tanggung jawab meneruskan budaya orangtua dan tradisi di daerah saya.
Analisa: Selain mengajarkan kebugaran tubuh, apa lagi yang bisa diperoleh dari memelajari pencak silat selama ini menurut Kang Cecep?
Cecep: Dengan pencak kita mempelajari fungsi dan kegunaan semua bagian tubuh, selalu membaca untuk setiap tindakan, selalu memperhitungkan sisi keamanan tubuh, memaksimalkan koordinasi tubuh kita juga filosofinya bisa diterapkan bukan hanya beladiri dengan lawan secara fisik tapi juga bisa digunakan menghadapi permasalahan dalam aktivitas hidup lainnya.
Analisa: Kang Cecep bisa memberi contoh praktis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat menghadapi masalah hidup?
Cecep: Misalnya kalau kita menghadapi suatu pekerjaan baru, sebelum diterima dan saat menghadapinya kita akan baca dulu dan rasakan kemungkinan untung ruginya, apa solusi buat sisi negatif yang akan muncul. Karena dalam silat, kalau tangan satu menyerang, tangan lain akan berlaku sebagai back up dan menutupi kelemahan tubuh jika ada serangan balik. Lalu pertahanan kita akan dibiasakan hanya satu kemungkinan buat lawan memberikan reaksi, yang tentunya bisa kita prediksi. Satu kali bergerak harus sudah mengandung serangan dan belaan, pergi dapatkan target, pulang memblok atau membawa atau mengambil sesuatu.
Nah perhitungan tersebut kita pakai dalam menghadapi orang atau pekerjaan dalam bidang apapun.
Analisa: Ada kesan pencak silat tradisi kurang diperhatikan pemerintah dibanding pencak silat prestasi, bagaimana menurut Kang Cecep?
Cecep: Kurang diperhatikan karena kitanya memang yang kurang mempromosikan diri sendiri, karena di silat kita dibiasakan tidak menonjolkan kemampuan, malahan ada kesan merahasiakannya. Nah dengan film adalah salah satu cara untuk mengenalkan silat agar dikenal lebih baik dan diperhatikan. Itu memang terasa oleh kita sebagai pesilat.
Analisa: Kang Cecep banyak bermain dalam berbagai film laga, terakhir jugab di ‘Star Wars’, sejauh mana dampak dari keterlibatan Kang Cecep dalam mengenalkan pencak silat melalui film ini?
Cecep: Kita dalam keterlibatan di film selalu mencoba untuk membawa silat di dalamnya, baik secara gerak fisik, bahkan walaupun hanya dengan ucapan dan perilaku kita yang selalu memosisikan sebagai pesilat yang ikut di film, bukan main film silat. Karena makna dan pengaruhnya beda.
Analisa: Adakah tantangan dalam menegosiasikan identitas sebagai pesilat dalam industri film yang sering lebih mengikuti selera pasar, misalnya kekerasan?
Cecep: Ada tentu saja. tapi kan kita bisa menglarifikasinya sewaktu wawancara, dan juga hikmah itu muncul tidak hanya dari hal positif tapi juga dari yang negatif. Misalnya kekerasan. Kita bisa menegaskan bahwa yang ditangkap penonton adalah sebab akibat dari suatu perbuatan dan teknik yang diperlihatkan, tentang jiwa seorang petarungnya bukan tugas atau karakter yang dibawanya sebagai tokoh jahat.
Analisa: Omong-omong Kang Cecep, bagaimana perkembangan padepokan silat yang Kang Cecep bina sampai sekarang ini?
Cecep: Alhamdulillah hampir tiap hari ada kegiatan latihan, anak dari umur 6 tahun ke atas sudah mulai banyak yang gabung. Pengkaderan pelatih termasuk prioritas utama kita juga.