Samosir, (Analisa). Diperkirakan puluhan ton ikan mas dan ikan mujahir di beberapa keramba milik masyarakat Desa Tanjung Bunga, Pangururan, Samosir mati mendadak, Sabtu (24/9).
Informasi yang dihimpun, Minggu (25/9) di lokasi keramba di Desa Tanjung Bunga, ikan ikan yang mati tersebut telah dikubur untuk menghindari bau yang menyengat dari ikan yang sudah membusuk.
Nailando Naibaho, salah seorang pemilik keramba mengakui, ikan yang ada di dalam keramba terlihat mengapung pada Sabtu siang kemarin. Ikan lemas dan tidak berdaya serta tidak mau bergerak. Kemudian, setelah diamati beberapa saat, ikan-ikan tersebut kemudian mengapung apung dan mati.
Melihat kondisi ikan sudah mati, dia bersama teman temannya langsung menjaring semua ikan yang mati dan membawanya ke daratan dan beberapa saat kemudian menguburkannya ke dalam tanah.
"Kejadiannya sangat cepat, ikan tiba tiba naik ke permukaan dan semuanya dalam kondisi lemas. Kemudian langsung mati dan mengapung," terangnya.
Penyebab kematian sendiri masih menjadi misteri, sebab Jumat (23/9) sore sebelum kejadian itu, air danau dikawasan keramba dan sekitarnya, berubah menjadi warna kecoklatan dan sangat berkeruh. Namun, ikan ikan belum ada yang mati.
Kemudian, saat Sabtu pagi dan saat memberi makan, ikan ikan masih saja makan seperti biasa, namun saat menjelang siang hari, ikan-ikan itu tiba-tiba naik ke permukaan dan kemudian beberapa saat langsung mati.
"Yang pasti kejadian ini masih misteri, ikan ikan itu kemungkinan kehabisan oksigen sehingga mati mendadak," tambahnya.
Akibat kejadian itu, dia bersama beberapa pengusaha keramba lainnya merugi hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, Naibaho menerangkan, ikan miliknya yang mati merupakan ikan yang segera dijual pada minggu ini.
"Minggu ini sebenarnya ikan ikan itu akan dijual, tapi apa mau dibilang lagi, semuanya terjadi, ikan ikan pun jadi bangkai dan kami semua sudah sangat rugi," katanya.
Seperti diketahui, pada bulan Mei 2016 lalu, ratusan ton ikan juga mati mendadak di kawasan air Danau Toba di Haranggaol, Simalungun.
Penyebab kematian menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Sumatera Utara karena penurunan secara drastis kadar oksigen yang terlarut dalam air di danau terbesar di Asia Tenggara tersebut. (fra)