Takengon, (Analisa). Perwakilan keluarga keturunan Raja (Reje) Linge dari beberapa daerah di Provinsi Aceh sepakat untuk menggelar pengukuhan kepada salah satu anggota keluarga menjadi Reje Linge ke-18. Rencana pengukuhan ini sudah dibicarakan keluarga besar Reje Linge termasuk dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah.
Juhursyah, salah satu keluarga dari keturunan Reje Linge, Buntu Linge, yang juga menjadi juru bicara keluarga besar Linge, Kamis (1/9) membenarkan rencana tersebut. Tujuannya untuk membentuk wadah silaturahmi antarkeluarga dari silsilah keturunan yang masih ada.
Menurutnya, rencana pengukuhan Reje Linge terus dikomunikasikan dengan pemkab agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ia menampik bahwa rencana pengukuhan Reje Linge ini erat kaitannya dengan kondisi politik menjelang Pilkada 2017 mendatang, apalagi upaya ini telah dipersiapkan selama enam tahun.
“Pengukuhan ini menyikapi permintaan banyak pihak, termasuk keluarga Reje Linge. Ini wadah silaturahmi antarkeluarga yang merupakan Reje Linge dari silsilah keturunan yang masih ada,” jelas Juhusyah.
Sedang dilengkapi
Sejauh ini koordinasi yang dijalankan dengan pemerintah berjalan baik. Keluarga akan melaksanakan langsung pengukuhan Reje Linge. Seluruh proses administrasi menjelang pelantikan sedang dilengkapi, ujarnya.
Selain itu, keberadaan Reje Linge nantinya dapat membangkitkan budaya yang kian memudar di wilayah Kecamatan Linge khususnya dan Kabupaten Aceh Tengah umumnya. Sejarah adanya suatu kerajaan di Gayo harus tetap dijaga dan diketahui dari generasi ke generasi, bila tidak sejarah ini bisa hilang begitu saja.
“Kami sudah melakukan rapat musyawarah keluarga besar Reje Linge dengan komunitas keluarga yang masih ada. Kami bersepakat untuk melakukan semacam penobatan kepada salah seorang yang dipercaya memegang amanah tersebut,” ungkap Juhursyah.
Keluarga, tambahnya, masih menerima masukan dari berbagai pihak terkait rencana tersebut, termasuk dengan angka 18 yang akan disandang Reje Linge nantinya. Namun yang perlu ditegaskan bahwa tujuan penobatan ini hanya untuk mempersatukan titisan darah Reje Linge yang selama ini terpencar di daerah Aceh maupun di luar. (jd)