Relawan Karo Erdilo Bersih-bersih Sibayak

Karo, (Analisa). Gerakan Karo Erdilo kembali melakukan aksi bersih-bersih di sepanjang jalan pendakian hingga puncak Gunung Sibayak Tanah Karo minggu lalu. Relawan juga mendirikan plang imbauan agar pendaki menjadikan sampah sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ketika turun gunung.

Komunitas Karo Erdilo ini juga melakukan kegiatan penghijauan dengan membuat gerakan menanam pohon aren di lereng hingga puncak Gunung Sibayak.

Hal itu di katakan Ketua Presidium Gerakan Karo Erdilo Roy Fachraby Ginting SH MKn di dampingi relawan muda Denhas Sembiring Maha, Desnalri Sinulingga, Yosua Salang Say Effendy Ginting Munthe, Pelin Depari, Lloyd Reynord Ginting, Adrian Martari Tarigan, Wasit Ginting Alias Persira, Rio Ginta Ginting dan Daniel Bangun, usai melakukan kegiatan rutin bakti sosial untuk negeri di seluruh Tanah Karo, Minggu (4/9).

Menurut Roy, kegiatan bersih-bersih Gunung Sibayak dan penghijauan ini mendapat sambutan dan dukungan dari para pendaki, juga diikuti oleh wisatawan asing yang turut berpartisipasi memungut sampah ikut melakukan penanaman puluhan pohon aren yang sudah di persiapkan relawan Gerakan Karo Erdilo.

Dikatakan, Sibayak merupakan gunung yang paling diminati anak muda, serta wisatawan yang merupakan pendaki lokal maupun luar daerah serta wisatawan asing. Namun pemandangan serta kelestarian Gunung Sibayak menjadi terganggu akibat ulah para pendaki yang membuang sampah secara sembarangan di jalur pendakian.

Menurut Denhas Sembiring Maha, sampah dan serta minimnya fasilitas kebersihan merupakan masalah yang cukup serius di setiap daerah tujuan wisata di Tanah Karo, serta di tengah-tengah masyarakat. Pemandangan objek wisata yang penuh sampah ini terjadi di sepanjang jalur pendakian, lereng dan puncak Gunung Sibayak.

Desnalri Sinulingga mengharapkan perlunya kesadaran bersama untuk menjaga kebersihan dan keindahan Gunung Sibayak. “Ini menjadi warisan kita kepada anak cucu kelak,” katanya.

Ditambahkannya, sasaran utama untuk aksi bersih dan aksi penghijauan ini untuk menimbulkan terapi kejut, dan kesadaran para pendaki untuk menjaga kelestarian serta kebersihan Gunung Sibayak, sehingga aksi ini dimulai dari jalur pendakian, lereng dan puncak Sibayak yang terkenal dengan batu cadas, area kemping dan pos yang ada. (sug)

()

Baca Juga

Rekomendasi