Keluarga Pengerek Bendera Proklamasi:

Ilyas Karim Tak Terlibat Pengibaran Bendera

Jakarta, (Analisa). Keluarga pengerek bendera saat prokla­masi, Latief Hendraningrat dan Suhud Sastro Kusumo, melu­ruskan informasi tentang Ilyas Karim. Ilyas yang mengaku berce­lana pendek pada foto legendaris pengerekan ben­dera saat proklamasi kemerdekaan, dikatakan keluarga Latief dan Suhud, tak terlibat.

"Dalam foto di Museum Juang, tertulis nama pengibar bendera adalah Kolonel La­tief dan Suhud. Itu institusi yang resmi yang mengeluarkannya. Cek saja di sana," demi­kian kata Irawan Suhud, putera kelima Suhud Sastro Kusumo di Jakarta, Minggu (4/9).

Irawan didampingi Citro Seno Hendra­ningrat, putra ketiga Kolonel Abdul Latief Hendraningrat, serta Nidjo Sandjojo, me­nantu Latief Hendraningrat yang juga penulis buku "Abdul Latief Hendra­di­ningrat, Sang Pengibar Bendera Pusaka 17 Agustus 1945".

Irawan melanjutkan, dia pernah mende­ngarkan cerita ayahnya saat menjadi pengi­bar bendera pada 17 Agustus 1945.

"Ayah saya pernah cerita, ayah saya me­mang tidak ingin diekspos. Beberapa kali dia meminta bercerita oleh orang lain atau media, tapi tidak mau. 'Saya (Suhud) di situ karena kebetulan saya di situ. Jadi siapa saja sebenarnya bisa. Pak Sudiro yang minta. Dia mempersiapkan bambunya dan segala macam'," lanjut Irawan menirukan sebagian cerita ayahnya.

Irawan juga mengetahui kiprah ayahnya itu dari rekaman wawan­caranya dengan RRI tahun 1995, setelah ayahnya meninggal tahun 1986. Saat itu, Irawan mengetahui ayahnya mengibarkan bendera saat prokla­masi berusia 25 tahun, karena lahirnya diketahui tahun 1920.

Sedangkan Nidjo, menantu Latief yang juga penulis buku ayah menantunya sebagai pengibar bendera pusaka mengatakan, Ilyas Karim mulai muncul dan mengaku sebagai pengibar bendera pusaka saat Proklamasi, tahun 2008 lalu.

"Saya mengecek di Kemenhan, sampai saya cek di Dinas Sejarah TNI AD. Lihat dari umur, umur Ilyas 89, mengaku mengi­barkan bendera saat 18 tahun. Semua anggota TNI punya NRP (Nomor Registrasi Pokok). Semua pensiu­nan dibayar oleh Asabri (Asuransi ABRI). Kalau dia dapat tunjangan, tunjangan dari mana? Kalau dari Asabri, nggak ada namanya," jelas Nidjo.

Nidjo menambahkan dirinya juga alum­ni tentara tahun 1976 dan masih me­­miliki data pensiunan ABRI saat itu. "Saya dulu kerja di Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemhan, yang menge­lola data tentang pertahanan, ter­masuk yang mengurusi data pensiun. Saya punya data Pak Ilyas Karim," jelasnya.

Data pensiunan ABRI yang dipa­parkan Ilyas Karim, menurut Nidjo, adalah punya orang lain. "Ilyas Karim pensiun nomor ini, punya nomor orang Lain. Sebenar­nya itu miliknya orang lain. Itu diragukan kalau dia mengaku letkol, di Senen juga bisa beli seragam. NRP yang dipakai Pak Ilyas Karim itu 13685. Itu sebenarnya NRP Letda Sjair," ungkapnya.

Nidjo menambahkan, Latief pernah me­nuliskan pengalaman pribadinya sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, ayah menantunya itu menuliskan nama Suhud.

"Ketika Bung Karno selesai membaca­kan Proklamasi, tiba-tiba seorang pemuda dan seseorang pemudi datang berbaris ke de­pannya. Sang pemudi membawa baki berisikan sang dwi warna yang dilipat de­ngan rapih. Sang pemuda kami kenal ber­nama Suhud, sang pemudi tidak saya kenal," kata Nidjo menuturkan tulisan Latief.

Irawan Suhud kembali menam­bahkan, keluarganya dan keluarga Latief tidak ma­salah bila Ilyas Karim mengaku pejuang, namun keberatan bila mengaku pengibar bendera. "Yang mengibarkan ben­de­ra ini adalah ayah kami. Kami nggak masalah kalau dia mengaku pejuang. Tapi keberatan kalau mengaku pengibar bendera," tutur­nya.

Suhud, ditambahkan Irawan bukan dari satuan Pembela Tanah Air (Peta) namun dari Barisan Pelopor. Pihaknya berkeberatan atas pengakuan Ilyas Karim, terlebih bila pengakuan itu dilakukan untuk mendapatkan sejumlah keuntungan.

"Barisan Pelopor itu pengawal soekarno. Ilyas Karim menga­tasnamakan orangtua kami, entah untuk apa, maka kami akan melu­ruskan. Kalau akhirnya ada untuk ke­untungan, kami keberatan. Kan ada yang nggak tahu muka ayah saya. Kami keberatan kalau (Ilyas Karim) mengatasnamakan pengibar bendera," tandas dia. (dtc)

()

Baca Juga

Rekomendasi