Oleh: Fatimahhakki Salsabela S.Psi. Anggapan manfaat tidur itu hanya untuk fisik atau raga manusia bisa diterima, sebab orang merasa perlu tidur karena fisik atau raganya sudah lelah. Acap kali orang berkata, “Istirahatlah, tidurlah agar badanmu segar.”
Faktanya memang ketika fisik sudah lelah paling mudah untuk tidur. Terkadang tertidur di kursi ketika duduk melepaskan kelelahan fisik. Secara medis tidur mengistirahatkan fisik atau raga. Namun, tidur bukan hanya untuk mengistirahatkan fisik akan tetapi juga otak dan jiwa.
Harus ikut mengistirahatkan otak dan jiwa, buktinya terkadang seseorang yang lelah akan tetapi belum bisa juga tidur. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabnya fisik seseorang itu sudah lelah akan tetap otak dan jiwanya belum lelah. Hal itu disebabkan tidur juga mengistirahatkan fisik, otak dan jiwa.
Dengan demikian, tidur mengistirahatkan fisik, otak dan jiwa. Tiga komponen ini harus sejalan sehingga seseorang itu butuh untuk tidur. Artinya, tidur memberikan manfaat untuk fisik manusia, otak dan jiwa manusia. Secara fisik, tidur untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak secara optimal.
Fakta medis menyebutkan, hormon pertumbuhan manusia banyak diproduksi pada saat tubuh sedang tidur maka apa bila kekurangan jumlah waktu tidur memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Hasilnya tidur yang berkualitas akan meningkatkan daya tahan tubuh seseorang.
Pada saat seseorang sedang tidur maka zat-zat kimia seperti interleukin, Tumor Necrosis Factor (TNF) dan sel-sel lain dalam tubuh manusia akan berperan membentuk sistem kekebalan tubuh sebab kadarnya meningkat. Tegasnya pola tidur yang teratur dan berkualitas akan membantu peningkatan kualitas kesehatan manusia. Tidur yang cukup dan berkualitas akan menyehatkan tulang dalam tubuh manusia. Tidur juga akan menambah massa otot, mengurangi lemak dalam tubuh, merangsang pertumbuhan badan.
Disamping fisik atau raga tidur juga merangsang pertumbuhan otak maka mampu meningkatkan konsentrasi manusia. Hal ini terbukti, seseorang akan berpikir lebih jernih ketika baru bangun tidur. Ada hubungan tidur dengan vitalitas dan emosi.
Dalam kondisi kurang tidur maka otak seseorang akan dipaksa aktif sehingga neurotransmiter kurang membuat aktivitas otak menurun. Pada saat ini seseorang itu merasa lelah dan sulit berkonsentrasi. Dampak dari kurang tidur seseorang itu akan merasakan daya ingatnya berkurang atau sulit untuk berkonsentrasi. Daya pikirnya menurun dan timbul rasa mengantuk.
Anggapan banyak orang apa bila seseorang banyak tidur maka akan gemuk. Anggapan ini kurang tepat, justru sebaliknya. Seseorang kurang tidur bisa memicu obesitas atau kegemukan. Hal ini karena seseorang yang kurang tidur cenderung mencari makanan manis dan berlemak. Bila kondisi ini yang terjadi maka hormon ghrelin menjadi meningkat dan hormon leptin menurun. Lantas, gula darah meningkat dalam tubuh menyebabkan diabetes.
Manusia Harus Tidur
Fakta medis menyebutkan, manusia harus tidur sebab tidur bukan sekadar kebutuhan, tetapi keharusan atau kebutuhan bagi tubuh. Dalam ajaran Agama Islam tidur merupakan tanda kebesaran Allah SWT, maka Islam mengajarkan tidur yang cukup yakni 8 jam sehari semalam.
Kini banyak orang, laki-laki dan perempuan memiliki banyak aktivitas setiap hari maka terkadang masih bekerja sampai larut malam. Akibat kesibukkan membuatnya banyak orang kurang jam tidurnya. Artinya, orang tersebut sudah mengabaikan kesehatannya. Orang tersebut tidak lagi menjaga kesehatan jiwa dan raganya.
Sementara tidur merupakan waktu beristirahat semua organ tubuh manusia terkecuali jantung. Kurang tidur bisa menyebabkan stres. Menurut berbagai penelitian yang dilakukan menghasilkan bahwa tubuh manusia kurang tidur menyebabkan hormon koristol dalam tubuh meningkat. Bila kadar hormon koristol tinggi mengakibatkan detak jantung semakin cepat sehingga bisa memperbesar resiko terkena stroke atau serangan jantung.
Kurang tidur biasa menyebabkan obesitas atau kegemukan. Hal ini karena seseorang kurang tidur atau begadang maka seseorang itu ingin mengkonsumsi makanan. Sementara pada malam hari tidak membutuhkan energi yang besar sehingga makanan yang dimakan disimpan tubuh dan menjadi bentuk lemak.
Tidur memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak maka ketika kurang tidur sel-sel tubuh yang rusak itu tidak diganti atau regenerasi sel-sel dalam tubuh akan lebih lambat. Akibatnya tubuh mengalami penuaan lebih cepat dari waktunya.
Hasil penelitian di Skotlandia membuktikan kurang tidur berefek pada kulit wanita yang berhubungan dengan berkurangnya kesehatan kulit dan terjadinya penuaan kulit yang lebih dini. Begitu juga dengan hasil penelitian Dr. Juno Lo dari Duke-NUS Graduate Medical School Singapore membuktikan orangtua tidurnya kurang akan mempercepat terjadinya penuaan pada otak dan juga menurunnya fungsi kognitif.
Kurang tidur membuat gangguan memori. Faktanya seseorang kurang tidur menjadi sulit berkonsentrasi, sering lupa atau pelupa. Hasil penelitian di University of Oxford membuktikan orang kurang tidur memiliki otak lebih kecil bila dibandingkan dengan orang yang tidurnya normal.
Kurang tidur menurunkan imunitas. Hal ini karena ketika tubuh tidur atau beristirahat akan memproduksi hormon melatonin yang dibutuhkan tubuh memproduksi sel darah bagi tubuh untuk bisa menangkal berbagai bakteri dan virus.
Dengan demikian tidur sangat dibutuhkan tubuh manusia sebab tidur memberikan efek positif terhadap tubuh. Efek positif meliputi badan segar, tidak stres maka tidur menyehatkan jiwa dan raga.
Tidak terbantahkan tidur sangat dibutuhkan semua orang dan menjadi kebutuhan pokok selain makan. Semua manusia, anak-anak, remaja, dewasa dan lansia membutuhkan tidur yang cukup sesuai dengan usia manusia itu. Semakin bertambah umur manusia itu maka semakin berkurang jumlah jam tidurnya.
(Penulis pemerhati masalah psikologi masyarakat, alumni Fakultas Psikologi Universitas Medan Area)