PASSTI Sosialisasikan Pentingnya Assessment Center

Medan, (Analisa). Perkumpulan Assessment Center Indonesia (PASSTI) menyosialisasikan pentingnya Assessment Center untuk mengidentifikasi dan mengembangkan talent. Sebab, memanfaatkan AC ternyata mampu membangun bangsa melalui peningkatan produktivitas karyawan dan perusahaan/organisasi/institusi.

Ketua PASSTI T. Zilmahram, Kamis (8/9) mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan tercapainya implementasi dari Assessment  Center. Sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi bangsa Indonesia khususnya pihak yang terkait dengan pengembangan Assessment Center.

“Kami hadir di sini untuk memberikan sosialisasi serta edukasi bagi para penggiat assessment di Medan. Agar dapat menjalankan fungsi assessment center secara maksimal merujuk pada Etika Pelaksanaan Assessment Center Indonesia,” katanya saat ditemui seusai acara Sharing Session yang diselenggarakan PASSTI di Kantor Learning Area Telkom Regional 1 Medan,

Assessment Center, lanjutnya, merupakan metode yang dapat dimanfaatkan perusahaan/organisasi/institusi untuk melihat kompetensi seseorang sesuai pekerjaannya. Sekaligus juga mengetahui area pengembangan yang diperlukan agar berhasil di bidang pekerjaan tersebut. Pemanfaatan Assessment Center secara optimal dapat mendorong terbentuknya sumber daya manusia (SDM) berkualitas unggul. 

“Sejalan dengan ketatnya persaingan bisnis, maka kebutuhan terhadap SDM berkualitas semakin meningkat. Untuk itu, Assessment Center menjadi salah satu pilar yang mampu mewujudkan SDM berkualitas,” ujarnya. 

Sosialisasi ini melibatkan para praktisi maupun pengelola Human Resources (HR) di perusahaan/organisasi/institusi, pengguna Assessment Center, assessor Assessment Center, akademisi, dan penyedia Assessment Center di Medan. 

Vina Ganakin Pendit, Wakil Ketua PASSTI dari Daya Dimensi Indonesia (DDI), dalam materinya menegaskan seorang asesor tidak boleh hanya tergantung pada penilaian Foccus Group Discusion (FGD) menjadi cara menilai sesuatu. "FGD seringkali digunakan untuk membuat penilaian. Padahal, tidak semua orang memiliki kesempatan sama dalam hal waktu misalnya. Sementara, FGD sangat tergantung kepada peserta yang di dalamnya saja," ucapnya. 

Penilaian saat assessment yang hanya tergantung atas hasil FGD, lanjutnya, sebenarnya tidak cukup. "Jangan selalu tergantung kepada FGD. Kebayang tidak. Kalau ada satu orang di FGD itu, yang selalu dominan. Padahal, harus ada perlakuan yang sama," ucapnya. (st)

()

Baca Juga

Rekomendasi