Medan, (Analisa). Festival budaya Jepang (bunkasai) semakin diminati dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya kegiatan tersebut digelar di sekolah dan universitas. Pernyataan itu disampaikan dosen pengajar jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara, Muhammad Pujiono SS MHum Phd kepada Analisa, Jumat (13/1).
"Festival semakin diminati karena menampilkan budaya Jepang yang sudah dikenal masyarakat dunia. Tidak perlu jauh-jauh ke sana, kita bisa melihat langsung melalui bunkasai di Medan," ucapnya.
Menurutnya, selain bahasa, anak-anak sekolah dan mahasiswa sangat tertarik dengan budaya dan kesenian asal negeri sakura itu. Misalnya, budaya minum teh (chanoyu), keterampilan merangkai bunga (ikebana), pembuatan kue mochi (omochitsuki) dan masih banyak lagi lainnya.
Budaya tradisional hanya dilakukan pada momen tertentu di Jepang. Tetapi dalam bunkasai semua ditampilkan. Kegiatan ini membuat rasa keingintahuan masyarakat terhadap Jepang semakin tinggi tanpa harus mengunjungi negara tersebut secara langsung.
Anak-anak dikenal doyan membaca komik Jepang (manga). Tidak hanya itu, mereka juga suka mengenakan baju khas Jepang, yaitu kimono dan yukata. Ada pula yang gemar memakai kostum menirukan tokoh-tokoh animasi Jepang (costum player).
Ia mengatakan, semakin hari banyak masyarakat yang memahami negara Jepang dari sisi bahasa, budaya dan kekhasannya. Kondisi ini dapat dijadikan pelajaran bagi warga Indonesia yang memiliki kebudayaan lebih beragam daripada Jepang.
Masyarakat harus dapat menjaga dan mencintai budaya dengan berlandaskan kearifan lokal. Tujuannya agar budaya Indonesia yang sangat banyak dan beragam dapat lebih dikenal dunia seperti yang dilakukan Jepang.
"Melalui bunkasai, masyarakat kita juga dapat belajar untuk mengenal dan menghargai budaya sendiri lebih dalam," cetusnya.
Salah satu panitia pada kegiatan bunkasai SMA Imelda, Laraiba Nasution menambahkan, festival budaya Jepang semakin diminati karena banyaknya hal-hal tentang negara itu yang menjadi heboh di tengah masyarakat. Sebagian dari mereka juga membentuk komunitas-komunitas tersendiri bernuansa Jepang.
Ia mengatakan, saat ini minat anak-anak untuk belajar bahasa Jepang semakin meningkat. Mulai dari SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Ke depannya, mereka diharapkan mampu lebih mengenal Jepang dari bahasa, budaya dan cara hidup masyarakatnya.
"Dengan adanya festival budaya, komunitas ini bisa punya wadah untuk berkreasi menyalurkan kesukaannya terhadap Jepang. Mulai dari lagu, film, manga dan lainnya," pungkasnya. (dani)