Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Buddha bagaikan dokter dimana untuk menyembuhkan suatu penyakit terlebih dahulu mengetahui penyakitnya agar bisa memberi obat yang tepat, begitulah yang dikerjakannya selama empat puluh lima tahun demi mengobati penderitaan semua makhluk setelah beliau menemukan obat dibawah pohon bodhi yang telah ditemukannya yaitu Empat kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani) adalah kebenaran absolut atau mutlak yang berlaku bagi siapa saja tanpa membeda-bedakan suku, ras, budaya, maupun agama. setiap manusia mengalami dan diliputi oleh hukum kebenaran ini.
Empat Kebenaran Mulia merupakan dasar dari ajaran Buddha yang telah ditemukan, Bukanlah ciptaan Pangeran Siddhartha saat bermeditasi di bawah Pohon Bodhi hingga memperoleh Penerangan Sempurna dan menjadi Buddha. Empat Kebenaran Mulia yang ditemukan dan diajarkan oleh Buddha Gotama adalah dasar yang diajarkan kepada umat manusia di bumi ini. Muncul ataupun tidak muncul seorang Buddha di dunia ini, kebenaran itu akan tetap ada dan berlaku secara universal.
Yang pertama tentang empat kebenaran mulia adalah; kebenaran tentang penderitaan ‘’dukkha ariyasacca’’. Tidak dipungkiri bahwa kehidupan ini memiliki penderitaan oleh karena itulah buddha memperhatikan apa itu penderitaan sebelum memberi obat untuk melenyapkan penderitaan itu sendiri, telah diketahui bahwa kelahiran adalah derita, usia tua adalah derita, kematian adalah derita, kesedihan, ratap tangis, keputusasaan adalah derita, berkumpul dengan yang tidak disenangi adalah derita, berpisah dengan yang disenangi adalah derita, tidak mendapat apa yang diinginkan adalah derita, singkatnya lima kelompok pembentuk penyebab kemelekatan adalah derita.
Setelah mengetahui tentang penderitaan dan yang kedua adalah sebab dari penderitaan ‘’dukkha samudaya ariyasacca’’. Yakni; kesenangan yang disertai dengan kemelekatan “tanha” yang menimbulkan tumimbal lahir, yaitu kesenangan terhadap nafsu indriawi, nafsu kesenangan terhadap penjelmaan, nafsu keinginan terhadap pemusnahan diri sendiri.
Selanjutnya adalah kebenaran mulia tentang berakhirnya penderitaan “dukkhanirodha ariyasacca”. Yaitu; berakhirnya kesenangan indria tersebut tanpa sisa, karena lenyapnya nafsu keinginan, melepaskannya, bebas , terpisah sama sekali dari ketagihan tersebut.
Dan yang terakhir adalah jalan menuju akhir Penderitaan “dukkhanirodhagamini patipada ariyasacca”, yaitu tiada lain adalah jalan berunsur delapan; pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar. Inilah jalan untuk mengakhirinya.
Sebagaimana sakit kepala dapat disembuhkan dengan berobat ke dokter atau minum obat sakit kepala yang dijual di toko-toko obat. Demikian pula Berakhirnya Penderitaan pasti ada Cara Menghentikan Penderitaan itu.Salah satu pilar ajaran Buddha yang mendasari cara berpikir Buddha adalah seperti yang tersirat di dalam Empat Kebenaran Mulia (cattari ariya sacca). Dengan berakhirnya penderitaan maka kebahagiaan sejati yang tersisa ‘Nibhana”
Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu Sadhu Sadhu