Balige, (Analisa). Pembangunan PLTA Hasang yang terletak di Desa Hasang, Kecamatan Nasau, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) yang dalam pengerjaannya dilakukan perusahaan Korea yakni PT Binsar Natorang Energi (BNE) itu dijadwalkan rampung pada 31 Januari 2020 mendatang.
Peletakan batu pertama itu ditandai dengan penyalaan kembang api, oleh Bupati dan Wakil Bupati, Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian, Ketua DPRD Tobasa Ir Boike Pasaribu, Presiden Direktur PT BNE Kang Jee Hoon, Kim Young Pyuong dari Posco Enginering, Mun Kwang Su manager LG International, Perwakilan PLN Johan Agus Krisnawan, Dirut Energi Jaya Persada Roy Prasetyo, dan mewakili Dandim 0210/TU, Kamis (19/1).
Bupati Tobasa Ir Darwin Siagian yang hadir didampingi Wakil Bupati Tobasa Ir Hulman Sitorus MM dan sejumlah pimpinan SKPD menyatakan dukungan atas pembangunan PLTA tersebut. Menurutnya, Aek Hualu sumber pemutar turbin PLTA Hasang selama ini tidak diberdayakan, padahal banyak potensi yang bisa diberdayakan.
Sebenarnya, ada 4 titik potensi pembangkit di Sungai Aek Hualu ini. Sekarang PT BNE sudah mulai. Jadi masih ada 3 lagi. “Kepala Perizinan, kalau yang 3 lainnya tidak serius, putus aja, agar yang lain dapat kesempatan,” tegas Bupati
Diakuinya, pihaknya dari Pemkab Tobasa sangat mendukung program tersebut. Diharapkan, dalam proses pembangunan hingga operasi PLTA Hasang nantinya tetap memberikan manfaat kepada masyaralat luas, khususnya warga sekitar Hasang.
"Kami berpesan, manajemen perusahaan ini jangan sombong. Dengarkan keluhan masyarakat. Sehingga proyek dapat berjalan dengan baik, dan masyarakat merasakan yang baik dari proyek ini. Khususnya tenaga kerja, jangan setelah beroperasi, masyarakat ditinggal. Bila perlu, kalau masyarakat tidak mampu, bolehlah ditraining. Sehingga mereka merasa bagian dari perusahaan ini, bukan hanya penonton," katanya.
Masyarakat juga jangan egois, lanjut Bupati. Kalau ada yang terganjal, dibicarakan dengan manajemen. Bagaimana proyek 39 bulan ini lancar dan cepat selesai. Bila ada hal-hal yang tidak sesuai, diskusikan. Kepala Desa juga harus bisa bersinergi dengan perusahaan. Ketika ada masalah kecil, bisa diselesaikan, sehingga tidak menghambat pembangunan. “Harapan kita, keberadaan BNE dsini mampu meningkatkan ekonomi kita di Desa Hasang," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT BNE Kang Jee Hoon pembangkit dengan daya 39 MW itu akan menyuplai listrik kepada PT PLN. "Kebutuhan energi listrik terus bertambah. Kami dari PT BNE berkomitmen untuk membantu suplai daya. Mudah-mudahan, Januari 2020 sudah selesai dikerjakan, dan mulai operasi. Ada 3 turbin yang masing-masing berkapasitas 13 MW. Jadi ada 39 MW yang bisa disuplai PLTA Hasang kepada PT PLN nanti," tuturnya.
Sementara itu, mewakili Dirut PT PLN Johan Agus Krisnawan menegaskan, PLN sangat bersyukur dimulainya proyek pembangunan PLTA Hasang, sejak 31 Oktober lalu. "Ini proyek strategis yang dijamin oleh pemerintah. Proyek ini juga strategis untuk Sumut, dimana seperti kita ketahui selama ini, Sumut devisit daya. Kami harap, proyek ini dapat berjalan lancar, sehingga Januari 2020 nanti bisa menyuplai listrik ke PLN. Kami harap semua pihak turut membantu susksesnya proyek ini," katanya.
Dirut Energi Jaya Persada, Roy Prasetyo yang juga salah satu owner proyek tersebut memberikan apresiasi dimulainya pembangunan PLTA Hasang. Menurutnya, proyek tersebut mendapat dukungan dari pemerintah pusat sebagai salah satu upaya mengatasi krisis listrik di Indonesia. (vit)