Mengenal Sindrom Kaki Gelisah

Oleh: Fadil Abidin.

Setiap malam saat mau tidur, setelah kurang lebih 15 menit ber­baring di kasur, kaki terkadang mera­sa­kan ada dorongan untuk terus ber­gerak, digoyang-goyangkan, dige­sek-gesekkan antara kaki kanan dan ka­ki kiri, hingga menggesekkan ke kasur. Pa­da awalnya, banyak yang men­­duga itu hanya ke­bia­saan saja. Na­mun menurut bebe­ra­pa literatur di internet, ge­jala tersebut dinamakan sin­drom kaki gelisah atau Restless Leg Syndrome (RLS).

Dorongan untuk mengge­rakkan kaki yang sering di­alami ketika men­coba untuk tidur, kemungkinan me­ru­p­a­kan gejala dari RLS. RLS ada­lah kondisi yang digam­bar­kan seba­gai dorongan tak tertahankan untuk mengge­rakan anggota tubuh, untuk menghentikan sensasi tidak nya­man atau ganjil yang di­rasakan. Se­lain kaki, dapat pula menjangkiti tangan dan dada. Kebanyakan orang me­ra­sakan gejalanya berkurang saat siang hari dan lebih kuat di malam hari, khususnya selama awal tidur.

Penderita sindrom kaki ge­lisah meng­­­gambarkan ada­nya perasaan se­perti terbakar, pegal, menggelitik, ke­semut­an, seperti ada hewan yang merayap di kaki, atau sensasi gatal pada otot. Kemudian me­reka akan menggoyang­kan atau menggesekkan ba­gian tubuh tersebut untuk mem­be­baskan mereka dari pe­rasaan tidak nyaman.

Penyebab utamanya kom­pleks. Bebe­rapa pakar me­nyatakan sindrom ini meru­pakan gejala turunan atau warisan genetik. Perik­salah jika anda me­ngalami sin­drom ini, apakah ka­kek, nenek, orang tua, atau anak anda mengalaminya juga.

Selain itu, RLS juga dite­mukan pa­da ibu hamil, mere­ka yang obe­sitas, tubuh ke­kurangan zat besi, dan pero­kok. Beberapa penyakit lain yang dapat menimbulkan gejala se­perti ini antara lain polineuropati, pe­nyakit hormonal, parkinson, diabetes, rheumatoid arthritis, gagal ginjal, dan kerusakan saraf. Asupan obat-oba­tan, kafein, alkohol, beberapa anti-depre­si juga dapat menyebabkan sindrom ini.

Pengobatan diarahkan jika gejala ini telah berubah men­jadi sindrom yang dianggap sangat mengganggu, seperti kaki yang semakin bergerak tak terkendali atau meng­alami tre­mor, sebaiknya la­ku­kan pemerik­saan ke dokter untuk mengetahui penye­bab­­nya dan mendapatkan peng­oba­tan yang sesuai. Peme­rik­saan juga untuk memastikan bahwa sindrom tersebut bu­kanlah gejala awal dari pe­nyakit yang sudah disebut di atas.

Secara umum, sindrom ini jelas dari segi kesehatan cu­kup meng­gang­gu kita da­lam mendapatkan waktu ti­dur yang lebih berkualitas. Ji­ka kita sering mengalami kon­­disi RLS, maka kita akan memiliki waktu tidur kurang berkualitaas yang tentu akan memicu rasa lesu, mengan­tuk, pusing, hingga susah ber­konsentrasi pada siang harinya.

RLS bisa terjadi ketika akan mulai tidur, bisa juga ketika anda sudah tertidur cukup lama dimana bagian tubuh seperti kaki atau lengan akan mulai memiliki sensasi terkejut dan bergerak sendiri. Selain itu, bagian kaki atau lengan juga akan menga­lami sensasi layaknya kesemutan yang menjalar atau tertarik sehingga memaksa kita untuk menggerakkan tubuh hingga anda terbangun. Gera­kan ka­ki dan lengan ini disebut se­bagai periodic limb movement.

Mengurangi gejala

Meski dapat menyerang lintas gen­der, namun pen­de­rita RLS lebih ba­nyak dite­mukan pada wanita. Sin­drom ini bisa menyerang pada usia berapa pun, namun lebih ba­nyak ter­jadi pada wanita se­tengah baya atau­pun yang lebih tua. Meski belum dike­­tahui penyebab pastinya, ada du­gaan bahwa gen turut me­mainkan pe­ran terjadinya RLS. Hampir sete­ngah dari penderita RLS memiliki ri­wa­yat RLS pada silsilah ke­luarganya.

Kehamilan juga dapat men­jadi salah satu faktor ter­jadinya RLS. Beberapa wa­ni­ta yang sedang meng­alami RSL, utamanya ketika mere­ka ada pada trisemester ter­akhir. Namun demikian se­bu­lan setelah melahirkan ge­jala ini umumnya akan hilang dengan sendirinya.

Sayangnya tidak ada tes medis untuk mendiagnosa RLS. Namun demi­kian dok­ter akan dapat mela­kukan diagnosa dengan meng­guna­kan tes darah hingga obser­vasi pada pa­sien. Dokter akan menganalisis jawaban beberapa per­tanyaan yang diajukan dokter seperti ada tidaknya masalah kantuk di siang hari hingga riwayat ke­luarga yang menderita RLS.

Jika anda memiliki kondisi RLS ringan, pakar kesehatan menya­ran­kan anda untuk memperbaiki gaya hidup dan pola makan. Ada beberapa cara untuk mengurangi gejala RLS, seperti memperbanyak konsumsi ma­kanan yang mengandung zat besi, seperti brokoli, bayam, daging me­rah dan lain sebagainya. Atau bisa ju­ga dengan mengkon­sumsi sup­le­men zat besi. Kon­sumsi makanan yang banyak mengandung folat juga mampu mengurangi ge­jala serta keparahan sin­drom ini.

Hindari mengonsumsi mi­numan beralkohol maupun minuman berka­fein. Selain itu hindari juga pe­ma­kaian obat-obatan yang mengan­dung ka­fein, serta kurangi merokok. Hin­dari atau ku­rangi penggunaan obat tidur, maupun obat antialergi sebe­lum tidur.

Menjaga agar tubuh anda tetap hangat, seperti menggu­nakan seli­mut, maupun kaos kaki saat tidur. Me­la­kukan pi­jatan pada bagian kaki se­belum tidur. Olahraga ringan atau berjalan sebentar sebe­lum tidur. Cara seperti ini mampu melepas hormon en­dorphin yang nantinya akan me­ning­­katkan kualitas tidur anda. Man­di dengan air ha­ngat sebelum tidur dapat mem­buat otot-otot dalam tu­buh anda menjadi lebih ri­leks.

Hindari stres yang menye­babkan kegelisahan. Laku­kan hal-hal yang mengalih­kan perhatian dan menjaga pikiran dari sensasi menge­rikan yaitu jangan menonton film horor ketika akan tidur. Cobalah mendengarkan mu­sik yang lembut atau meme­cah­kan teka-teki silang agar otak merasa lelah.

Buatlah kamar tidur anda senya­man mungkin. Bisa juga melakukan aro­materapi dengan meletakkan wangi-wangian alami di kamar ti­dur, bahkan ada yang mele­tak­kan sabun mandi di antara kasur dan sprei agar wangi­nya bisa memberikan efek relaksasi. Segeralah tidur bila anda memang sudah merasa mengantuk dan lelah.

(Penulis adalah pemerhati masalah sosial-kemasyara­kat­an)

()

Baca Juga

Rekomendasi