• Oleh: Dra.Yusna Hilma Sinaga
Dahulu orangtua selalu mengatakan kepada anaknya, gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit. Salahkah itu? Jawabnya tidak. Dalam ajaran Agama Islam justru dianjurkan agar setiap orang, setiap umat Islam memiliki cita-cita, keinginan meraih yang terbaik dalam hidupnya. Artinya, umat Islam itu harus kaya, harus berkuasa karena Allah SWT telah menyatakan manusia itu sebagai pemimpin (Khalifah) di permukaan bumi ini.
Dalam satu riwayat para sahabat menemui Rasulullah Muhammad SAW memberitahu tentang adanya batu besar. Rasulullah datang membawa sebuah beliung, membaca basmalah menghantam batu itu dan berkata,"Allahu Akbar! Aku diberi kunci pembuka negeri Syam. Demi Allah, aku melihat istananya yang merah."
Nabi Muhammad SAW berkata begitu ketika melihat percikan sinar menyala akibat pukulan keras beliung ke batu. Kemudian Nabi Muhammad SAW berkata, "Allahu Akbar. Aku diberi negeri Persia. Demi Allah, aku melihat istananya yang putih, Allahu Akbar. Aku diberi kunci negeri Yaman. Demi Allah. aku benar-benar melihat pintu-pintu Shan'a dari tempatku ini. Aku diberitahu Jibril bahwa umatku akan menguasainya semuanya. Sampaikan berita ini kepada yang lain."
Riwayat ini berhubungan erat dengan Firman Allah SWT dalam Alqur’an Surah Ali Imran ayat 26 yang artinya, "Katakanlah, wahai Allah yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu-lah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Kisah atau riwayat tentang batu besar itu menjadi bahan olok-olok, cemoohan dari orang-orang kafir dan munafik kala itu. Mereka mengatakan Nabi Muhammad SAW hanya pandai memberi mimpi. Mana mungkin Nabi Muhammad SAW bisa melihat istana Romawi, Persia dan Yaman dari Madinah. Lebih bermimpi lagi ingin menguasai negeri itu.
Kini sudah terbukti, empat belas abad yang lalu memang hal yang tidak mungkin. Hari ini, orang di Indonesia bisa menyaksikan pemilihan Presiden Amerika Serikat secara langsung tanpa harus ke Amerika Serikat. Teknologi komunikasi informasi telah menjawabnya.
Olok-olok kaum kafir dan munafik semasa Nabi Muhammad SAW, jika hari ini mereka masih hidup akan menerima jawabannya dan mengakui kebenaran yang dikatakan Nabi Muhammad SAW itu. Dari kisah ini bisa dipastikan apa yang disampaikan Nabi Muhammad SAW itu adalah kebenaran.
Kisah atau riwayat ini juga membuktikan bahwa umat Islam harus menjadi pelopor, harus memiliki cita-cita yang tinggi, sebab Rasullullah SAW sendiri mempunyai cita-cita tinggi dan bukan mimpi sebab kini terbukti.
Apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW itu diyakini para sahabatnya dan terbukti negeri Persia dan Romawi (kini negeri Istanbul) runtuh dan akhirnya kedua kerajaan besar itu takluk di bawah kekuasaan Islam.
Pembelajaran yang bisa diambil dari kisah atau riwayat itu bahwa kaum muslimin harus memiliki keyakinan yang kuat, harus memiliki semangat juang yang tinggi. Umat Islam harus memiliki cita-cita yang besar sebagaimana Firman Allah SWT dalam Alqur’an Surah Ali Imran ayat 26.
Allah SWT maha kuasa memberikan kepada orang-orang yang dikehendakinya maka sebagai umat Islam harus terus bersemangat, berjuang mewujudkan cita-cita mulia. Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin jika Allah SWT berkehendak. Hal ini terlihat dari bagaimana mungkin Nabi Muhammad SAW berserta sahabatnya bisa menguasai Persia dan Romawi yang waktu itu memiliki tentara 10.000 orang sedangkan kaum muslimin waktu itu hanya 3000 orang dengan peralatan seadanya. Namun, kenyataannya Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya berhasil.
Memiliki keyakinan utuh
Umat Islam hari ini tertindas, pembantaian terjadi pada beberapa negara, umat Islam difitnah sebagai pelaku teror, dituduh pelaku kejahatan. Umat Islam harus bangkit sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya dalam menegakkan kebenaran dan keadilan di muka bumi ini.
Umat Islam harus memiliki cita-cita, keinginan untuk menjadi umat yang terbaik, menjadi pemimpin di permukaan bumi ini. Semua yang dilakukan Nabi Muhammad SAW merupakan kebenaran mutlak yang bisa dijawab dengan perjalanan waktu. Empat belas abad yang lalu Nabi Muhammad SAW dikatakan bermimpi melihat istana Romawi, Persia dan Yaman dari Madinah. Namun, hari ini yang dikatakan Rasullullah SAW itu bermimpi sudah terbukti, semua orang bisa dengan mudah melihat apa yang terjadi di belahan bumi lainnya tanpa harus pergi ke belahan bumi itu, teknologi telah menjawabnya.
Umat Islam harus yakin dan percaya apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW itu adalah kebenaran mutlak dan bakal terjadi. Jika hari ini umat Islam tertindas, terbelakang dan menjadi korban dari ketidak adilan maka nanti akan berakhir dan berubah umat Islam menjadi pemimpin buat semua pengisi alam ini. Umat Islam harus memiliki cita-cita yang tinggi untuk mewujudkannya sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Muhammad SAW dan yakin apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW itu adalah kebenaran mutlak.
Hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi, Rasulullah Muhammad SAW menjelaskan perjalanan sejarah umat Islam. Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam sejarah perjalanan umat Islam itu ada fase mulkan jabbarlyan, fase ini dimana raja-raja diktator berkuasa, para pemimpin zholim berkuasa. Kemudian ada fase khilafah ala man-hajin nubuwah, fase ini dimana raja-raja yang adil, para pemimpin yang ada sedang berkuasa.
Umat Islam harus yakin akan kebenaran hadist Nabi Muhammad SAW karena semua yang dikatakan Nabi Muhammad SAW itu adalah kebenaran sejati. Dipastikan fase khilafah ala man-hajin nubuwah akan tiba di permukaan bumi ini. Keyakinan dan harapan harus diperjuangkan umat Islam sebab Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya terus berjuang.
Harus diingat umat Islam bercita-cita tinggi, berkeinginan mewujudkan satu tatanan kehidupan yang baik merupakan ajaran Agama Islam maka semua umat Islam harus berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Hal ini sangat jelas dalam perilaku Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya dalam menegakkan Agama Islam untuk kemaslahatan umat manusia.
Umat Islam harus memiliki cita-cita luhur, yakin akan kebenaran itu adalah benar dan kebenaran itu selalu mengalahkan kezholiman. Setiap umat Islam harus memiliki keinginan, cita-cita untuk menjadi pribadi yang baik, sebab dari setiap pribadi yang baik akan lahir keluarga yang baik atau keluarga yang sakinah.
Kemudian dari keluarga yang baik (sakinah) akan melahirkan satu kaum yang baik atau satu keluarga besar yang baik. Lantas dari keluarga-keluarga besar yang baik akan melahirkan satu kaum yang baik. Akhirnya dari kaum-kaum yang baik ini akan melahirkan satu bangsa yang baik. Bila satu bangsa sudah baik maka akan baiklah negara itu. Semoga! ***
Penulis alumni Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Medan