Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Sn. Lukisan dapat diklasifikasikan berdasarkan warnanya menjadi lukisan monokromatik, polikromatik dan akromatik. Lukisan monokromatik adalah lukisan yang diciptakan dengan satu unsur warna. Lukisan polikromatik adalah lukisan yang diciptakan dengan banyak warna. Lukisan akromatik adalah lukisan yang diciptakan tanpa warna, dengan unsur hitam, putih, atau abu-abu. Dalam teori warna, hitam, putih dan abu-abu tidak dianggap warna.
Lingkaran warna terdiri dari warna primer, sekunder dan tersier. Warna primer adalah merah, kuning, biru. Warna sekunder adalah percampuran dari warna primer yaitu oranye (merah + kuning), hijau (kuning + biru) dan ungu ( merah + biru). Warna tersier adalah percampuran warna sekunder. Percampuran warna oranye + hijau, oranye + ungu dan hijau + ungu.
Lukisan monokromatik diciptakan dari satu unsur warna yang terdapat dalam lingkaran warna. Misalnya lukisan diciptakan dengan warna biru saja dengan berbagai variasi gelap terang. Biru dicampur putih tampak menjadi biru terang.
Semakin banyak dicampur putih, biru akan semakin terang. Dalam teori warna disebut dengan istilah tint warna. Biru dicampur hitam tampak menjadi biru gelap. Semakin banyak hitam dicampurkan, warna biru tampak semakin gelap. Istilahnya shade warna.
Lukisan lainya yaitu lukisan polikromatik, diciptakan dengan banyak warna yang terdapat dalam lingkaran warna. Misalnya kombinasi warna merah, kuning, biru, ungu, hijau, oranye, coklat dan sebagainya. Lukisan jenis ini dibuat dengan berbagai variasi gelap terang. Berbagai warna yang digunakan dapat dicampur dengan unsur putih atau hitam.
Lukisan polikromatik biasanya disusun berdasarkan teori warna dalam kombinasi warna harmonis. Warna harmonis adalah warna-warna yang berdekatan dalam lingkaran warna.
Warna yang berdekatan dalam lingkaran warna misalnya warna kuning dengan warna yang berada bersebalahan dengannya. Warna kuning bersebelahan dengan oranye dan percampuran antara kuning dengan hijau (kuning kehijauan).
Lukisan polikromatik bisa juga berupa kombinasi warna panas dan dingin. Warna panas adalah warna hasil percampuran antara kuning dengan merah. Warna dingin merupakan percampuran antara biru dengan hijau.
Lukisan polikromatik bisa berupa lukisan dengan kombinasi warna kontras. Warna kontras adalah warna yang berhadapan dalam teori warna. Misalnya kuning dengan ungu, hijau dengan merah atau oranye dengan biru.
Selain lukisan monokromatik dan polikromatik, yaitu lukisan akromatik. Lukisan akromatik dibuat dengan kombinasi putih, hitam dan abu-abu. Lukisan akromatik memberi kesan berbeda dibandingkan lukisan monokromatik maupun polikromatik. Lukisan akromatik tidak terasa hingar-bingar, berkesan tenang, dan old style.
Setiap pelukis memiliki kesukaan warna sendiri-sendiri. Ada pelukis yang menyukai komposisi lukisan monokromatik. Ada pula yang menyukai komposisi lukisan polikromatik.
Ada juga pelukis yang menyukai lukisan dengan komposisi akromatik. Ada yang cenderung menyukai warna kuning. Ada juga yang cenderung menyukai warna biru, dan sebagainya. Seperti halnya pelukis, setiap orang juga memiliki kecenderungan terhadap kesukaan warna. Dalam memilih lukisan orang bebas memilih dengan mempertimbangkan aspek kesukaan warna pribadi.
Penulis dosen pendidikan senirupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara.