Hanfu, Busana Tradisional Suku Han Tiongkok

SUKU Han bukan hanya suku de­ngan jumlah orang terbesar di Tiongkok, ia juga adalah suku de­ngan jumlah orang terbesar di du­nia. Jumlah penduduk suku Han adalah 91,59% dari keseluruhan penduduk Tiongkok.

Suku ini diberi nama Han sejak dinasti Han. Suku Han memiliki ham­pir 4000 tahun catatan sejarah. Suku Han tersebar di seluruh Tiong­kok, sama-sama mengguna­kan Hanyu Bahasa Han.

Sejarah Hanyu sangat panjang dan kaya kosa kata. Saat ini Hanyu memakai huruf blok persegi (fang­kuai Hanzi), yang berkembang dari Jiaguwen serta Jinwen.

Sejak zaman Chunqiu(770-476 SM), orang Han sudah me­mulai pembangunan pertanian dan irigasi dalam skala besar. Sistem irigasi Du­jiangyan di Sichuan yang di­bangun di awal masa Zhanguo (475-221 SM), sampai sekarang masih berfungsi.

Konsep agama orang Han cukup dalam. Penyembahan nenek mo­yang, diwariskan turun temurun se­bagai bentuk pengabdian. Hari raya orang Han yang paling besar adalah Chunjie (Festival Musim Semi), selain itu ada Yuanxiao jie, Duanwu jie, Zhongqiu jie dan lain-lain.

Di dalam sejarahnya yang pan­jang, suku Han dan suku lain men­jalin hubungan politik, ekonomi dan budaya. Karena faktor sejarah dan jumlah penduduk, suku Han me­miliki peran utama dalam ke­hidupan bernegara.

Hanfu, Busana Tradisional Suku Han Tiongkok

Hanfu (Hanzi) secara harafiah berarti ‘Pakaian Han’, juga sering disebut Hanzhuang atau Huafu, adalah busana tradisional suku Han, suku mayoritas yang telah ek­sis di Tiongkok selama lebih dari 220 tahun semenjak era Dinasti Han (202 SM-220 M).

Suku Han digunakan untuk menyebut bangsa Tiongkok, ka­rena dianggap sukses meletakkan banyak dasar bagi perkem­bangan kebudayaan, identitas kebangsaan, ekonomi dan politik selama 400 tahun berkuasa.

Istilah Hanfu berasal dari Book of Han (Hanzi,Pinyin : Han shu) yang ditulis oleh Ban Gu; yang berisi sejarah Tiongkok klasik yang selesai ditulis pada 111 M. Busana Han­fu telah dikenakan oleh masya­rakat sepanjang era kekaisaran di­nasti Tiong­kok. jadi pakaian ini sa­rat akan nilai historis yang pan­jang serta memiliki banyak corak mo­del dan varian.

Adat

Pada masa kini, busana Hanfu dikenakan sebagai pakaian adat tradisional Tiongkok oleh para pe­minat maupun penggiat Sejarah Tiongkok, terutama dalam film-film bergenre Wuxia Tiong­kok. Bu­sana ini juga sering dipakai pada pe­rayaan-perayaan istimewa, se­perti perayaan tahun baru Imlek, pes­­ta pernikahan dan lain sebagainya.

Namun realitanya, busana mo­del Cheongsam/qipao yang berasal dari suku Manchu lah yang lebih populer/dikenal dunia sebagai bu­sana adat orang Tiong­kok.

Istilah Hanfu digunakan untuk merujuk kepada sistem berpakaian bangsa Han. Meskipun demikian, istilah ini tidak selalu digunakan oleh bangsa Han. Istilah ini lebih la­zim digunakan oleh kelompok suku bangsa lain Tiong­kok. Tu­juan­nya adalah untuk membedakan sistem berpakaian Han dengan sistem pakaian suku bangsa mereka sendiri.

Selain itu ada juga mode pakaian di tiogkok yang disebut Ruqun yang merupakan salah satu jenis busana informal yang dipakai oleh ma­syarakat wanita Han pada umumnya. Manset dan lengan pada p­akaian bisa dibuat ketat atau long­gar sesuai gaya. Sebuah rok dengan hiasan batu giok atau liontin emas kadang-kadang dipakai untuk me­ningkatkan estetika atau kenya­manan.

Satu set busana Hanfu terdiri dari dua atau tiga lapisan. Lapisan per­tama pakaian ini disebut zhong­yi yang biasanya merupakan pa­kaian dalam (se­perti kaos oblong dan celana dalam pada busana Barat).

Lapisan berikutnya adalah lapi­san utama pakaian yang sebagian besar ditutup di depan. Sementara lapisan ketiga bersifat opsional, seperti mantel (disebut Zhaoshan) yang terbuka di bagian depan. Se­dang­kan untuk alas kakinya adalah kaus kaki putih dan sepatu kain berwarna hitam dengan sol putih.

Busana Hanfu juga dapat di­bedakan menurut situasi : Informal yang dipakai kebanyakan lapi­san masyarakat pada kehidupan sehari-hari; semi formal untuk ke acara pertemuan dan kaum bangsa­wan kelas atas; dan formal untuk ritual keagamaan dan pejabat pe­merintahan.

Berikut perbandingan gaya ber­pa­kaian antara bangsa Han (bu­sana Hanfu) dan Bangsa Manchu (bu­­sana Cheongsam/Qipao) :

Mahasiswi

Busana Hanfu yang dipakai oleh mahasiswi di Beijing Tiong­kok pada saat kelulusan mereka.

Bangsa Han (Hanfu) : Pakaian ba­gian atas : Terdiri dari ‘yi’ yang mem­punyai kerah yang lebih long­gar dan terbuka.

Pakaian bagian bawah : Terdiri dari rok yang disebut ‘chang’.

Kerah : Umumnya, diagonal me­lintasi satu sama lain, dengan sisi kiri menimpa di sisi kanan.

Lengan : Panjang dan longgar.

Kancing : Jarang digunakan; dan jika digunakan akan tersembunyi/tertutup di balik pakaian.

Kelengkapan pengikat : Ikat ping­gang atau selempang diguna­kan untuk melilit dan mengikatkan, disesuaikan dengan pakaian di se­kitar pinggang.

Bangsa Manchu (Cheongsam/Qipao):

Pakaian bagian atas: Terdiri dari ‘pao’ yang mempunyai ke­rah tertutup di sekeliling leher tanpa bukaan depan.

Pakaian bagian bawah: Ter­diri dari celana panjang yang dise­but ‘ku’.

Kerah: Kerah vertikal paralel dengan kerah diagonal paralel, yang saling tumpang tindih.

Lengan: Sempit dan ketat.

Kancing: Banyak, dan ditampil­kan mencolok sebagai hiasan.

Kelengkapan pengikat : Sistem kancing datar berhias, biasanya digunakan untuk mennyematkan kerah dan disesuaikan dengan pa­kaian di sekitar leher dan tubuh bagian atas.

Semua pakaian yang memiliki kerah terbuka, dapat dikenakan oleh laki-laki dan perempuan.

Chang: Rok untuk perempuan dan laki-laki.

Pao: Semua pakaian berbentuk kerah tertutup di sekeliling leher, hanya dikenakan oleh laki-laki Hanfu.

Ku: Celana atau bawahan.

Ru: Kemeja terbuka lintas kerah.

Shan: Kemeja terbuka lintas kerah atau jaket yang dikenakan di atas yi. (tic/wcbc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi