Lima Prinsip Hidup di Era Kekinian

DI tengah kehidupan yang hingar-bingar dan tak menentu saat ini, kita butuh pegangan yang kuat agar tak mudah hanyut dalam jurang kesengsaraan dan penyesalan. Bagi umat Musim, pegangan tersebut tak lain adalah jalan Allah sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan sunnah Nabi. Namun, tak semua mampu mempelajari dengan baik apa yang terkandung di dalam sumber-sumber pokok ajaran Islam tersebut. Dibutuhkan kapasitas keilmuan yang memadai untuk mempelajarinya dengan benar.

Buku The Five Principles Of Life akan mem­bantu kita menyelami pelbagai prinsip hidup sebagaimana diajarkan Alquran dan Hadits. Lima prinsip yang diuraikan penulis merupakan kristalisasi dari pengetahuan dan pengalaman hidup penulis. Lebih dari itu, prinsip-prinsip tersebut merupakan nilai-nilai penting yang ditemukan penulis dalam mempelajari Alquran. “Setelah muraja’ah (mengulang-ulang hafalan) 30 juz Alquran, saya menemukan lima pesan penting di dalamnya, yang akhirnya tersajikan dalam buku ini,” tulis Mak­mun Rasyid dalam pengan­tarnya.

Lima prinsip tersebut adalah keyakinan, kejujuran, kekuatan, keberanian, dan kesa­baran. Masing-masing dikupas secara kom­pre­hensif. Penulis mengkons­truk­si setiap baha­san dengan sistematis, mulai pengenalan kon­sep dari masing-masing prinsip sebagai­mana dijelas­kan dalam Al-quran dan Hadits, menda­laminya lewat pelbagai referensi yang kaya; dari kitab-kitab dan panda­ngan ulama klasik hingga panda­ngan dari tokoh-tokoh modern, sampai mengeks­ploras­inya lebih jauh lewat pelbagai contoh dalam kehidupan sehari-hari.

 Prinsip pertama dan utama yang harus dimiliki seorang muslim adalah “Keyakinan”. Ulasan tentang keyakinan dimulai dari yang paling mendasar, tentang eksistensi Tuhan sampai perjanjian setiap manusia ketika masih dalam wujud ruh, bahwa ruh-ruh Bani Adam pernah bersaksi pada-Nya “bahwa Allah adalah Tuhan dan tidak menyukutukan-Nya” dan “Allah adalah pencipta” (QS. al A’raf: 172). Konse­kuen­sinya, manusia harus selalu berusaha bera­da di jalan Allah. Di sinilah tergambar prinsip “keyakinan” itu, di mana segala hal yang dilakukan manusia harus didasari dan diarahkan sebagai bentuk ketaatan pada Allah.

Prinsip “Keyakinan” bertalian erat dengan prinsip “Kekuatan” dan “Keberanian”. Sebab dengan keyakinan atas adanya kuasa Allah Swt, manusia akan memiliki kekuatan dan keberanian menjalani roda kehidupan. Ketika kita terjatuh dalam masalah atau ditimpa musibah, keyakinan bahwa Allah Swt sebagai sumber segala kekuatan dan akan menun­jukkan jalan atas persoalan tersebut, itu akan menjadi sumber kekuatan yang membuat manusia selalu berupaya bangkit dan melan­jutkan hidup. Artinya, keyakinan seorang mus­lim akan selalu melahirkan harapan dan menghindarkannya dari rasa putus asa.

Di samping memberi kekuatan, keyakinan juga menumbuhkan keberanian. Keberanian menjadi unsur penting demi progres hidup yang lebih baik. Sebab tanpa keberanian untuk berubah, orang tak akan melangkah ke mana-mana. Keberanian membuat orang menjadi kuat, sedangkan ketakutan membuat orang lemah. Dan Allah Swt lebih menyukai orang-orang yang kuat. (hlm 166) Tentu, keberanian seorang musim harus benar-benar dilandasi kebenaran atau “Keyakinan”. Sebab jika kebe­ranian saja tanpa dilandasi keyakinan, bukan tak mungkin malah akan memba­hayakan.

 Di samping tiga hal tersebut, prinsip hidup yang tak kalah penting adalah Kejujuran dan Kesabaran. Kejujuran menjadi modal penting dalam berinteraksi dengan sesama, baik orang terdekat, sesama muslim maupun umat lain. Melihat fenomena di masyarakat belakangan, di mana orang mudah saling curiga karena perbedaan, penulis menegaskan bahwa kita tak boleh saling curiga pada pihak mana pun secara sembarangan. Tapi kita tetap harus memiliki kewas­pa­daan. Jika kejujuran dan kewas­padaan seimbang, maka akan melahir­kan “kebaikan terting­gi”, se­hingga seorang muslim akan menjadi rahmat bagi alam semesta (hlm 92).

Selanjutnya, “Kesabaran” menjadi prinsip yang meng-cover prinsip yang lain. Dalam arti, keyakinan, kekuatan, keberanian, dan kejujuran, semua harus dilatih dalam atmosfer kesabaran. Sebab, tak semua yang kita usahakan cepat kita dapatkan dan tak semua yang kita inginkan baik untuk kita dapatkan. Di samping memperoleh ridha Allah Swt, kesa­baran akan menjadi pelita yang menerangi hubungan kita dengan sesama. Sebab, kesa­baran adalah akhlak yang bisa mema­damkan panasnya hati orang-orang yang dibakar ke­bencian, sehingga akan menjauhkan kita dari pertikaian dan permusuhan.

Akhirnya, apa yang disajikan penulis di buku ini menyimpan pengetahuan penting dana mendasar yang harus diketahui seorang muslim. Prinsip-prinsip hidup yang dikupas di buku ini ibarat memendarkan permata nilai-nilai kehidupan yang jika dipegang erat, akan mengantarkan kita pada kebahagiaan dan keselamatan. Wallahu a’lam..

Peresensi: Al-Mahfud, lulusan Pendidikan Islam STAIN Kudus

()

Baca Juga

Rekomendasi