Kaca Gedung Pecah, Tiga Mobil Dirusak

Mahasiswa Hukum dan Teknik USU Bentrok

Medan, (Analisa). Mahasiswa Hukum dan mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU) terlibat bentrok, Rabu (15/11) sekira pukul 14.00 WIB. Akibat kejadian itu, kaca bangunan Pusat Bahasa yang juga gedung kuliah Pascasarjana Linguistik sebagian kacanya hancur, tiga mobil pribadi turut dirusak.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyebab tawuran antarmahasiswa itu karena perkelahian beberapa mahasiswa. Sehari sebelumnya, Selasa (14/11) mahasiswa teknik sipil dipukuli mahasiswa fakuktas hukum. Tidak terima, keesokan harinya, puluhan mahasiswa teknik sipil mendatangi fakultas hukum. Mereka mencari dan memukuli mahasiswa yang melakukan pemukulan terhadap mahasiswa teknik sipil.

Puluhan mahasiswa fakultas hukum yang mengetahui adanya pemukulan oleh mahasiswa teknik sipil di fakultasnya langsung mengejar sekelompok mahasiswa teknik sipil itu. Satpam kemudian bereaksi cepat dengan menutup semua pintu gerbang usai sekelompok mahasiswa teknik sipil itu berhasil kabur dari fakultas hukum. Bukannya mereda, sekelompok mahasiswa fakultas hukum justru menggalang kekuatan. Kendati pagar fakultas ditutup, puluhan mahasiswa berhasil keluar melalui jalur belakang, tepatnya di Gedung Pusat Bahasa. Mereka lalu mendatangi fakultas teknik sipil sambil melempari batu.

Salah seorang mahasiswa yang menjadi saksi kejadian menceritakan, saat pelemparan tersebut, salah seorang dosen teknik melintas dan menjadi sasaran pelemparan batu karena menegur aksi mahasiswa itu. Tidak terima dosennya dilempari batu, mahasiswa teknik sipil lalu menggalang kekuatan dan memukul mundur mahasiswa fakultas hukum.

"Mahasiswa teknik sipil lalu mengambil bambu dan batu bata yang ada di pinggir jalan dan melempari mahasiswa fakultas hukum yang lari mundur ke fakultasnya," ujar mahasiswa be­rambut gondrong yang enggan disebutkan namanya itu.

Gedung Pusat Bahasa yang berada di tengah-tengah ke­jadian sebagian kacanya rusak karena lemparan batu. Tiga mo­bil hancur, salah satunya mobil Toyota Rush hitam BK 1015 DG milik dosen yang juga Sekretaris Program Studi Sas­tra Inggris FIB USU Rahmad Rangkuty.

Rahamad Rangkuty menjelaskan, mobilnya hancur akibat terkena lemparan batu. "Beberapa mahasiswa juga terekam menendang mobil saya. Saat kejadian, saya memang sedang berada di Gedung Pusat Bahasa. Mendengar ribut-ribut saya langsung ke luar, dan ternyata mobil saya turut jadi sasaran," ujarnya. Akibat kejadian ini, dirinya mengaku sudah melaporkan kasus tersebut ke Wakil Rektor I USU ditemani Dekan FIB USU Dr Budi Agustono untuk membuat kronologis kejadian. Puluhan polisi kemudian datang untuk mengamankan situasi.

Ujian tertunda

Tidak hanya merusak mobil pribadi. Aksi tawuran mahasiswa USU itu turut merugikan mahasiswa S2 yang seharusnya sore itu melaksanakan ujian tengah semester. Mereka yang rata-rata kuliah sambil bekerja harus kecewa karena ujian mendadak dibatalkan.

Nirwan, salah seorang mahasiswa S2 Kenotariatan USU menyesalkan aksi mahasiswa yang merugikan itu. "Saya prihatin ya. Kalau demo secara tertib dan memperjuangkan sesuatu mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalau bentrok karena perkelahian saya kira itu tidak bisa dibenarkan," tegasnya.

Kejadian itu merugikan banyak pihak, imbuhnya. Bukan hanya merusak kendaraan dan gedung-gedung, nama USU juga tercoreng dengan aksi-aksi yang jauh dari nilai intelek­tualitas itu. Kepala Humas USU Elvi Sumanti yang mende­ngar bentrokan tersebut langsung turun ke lapangan men­dampingi pihak rektorat dan dekan-dekan terkait untuk memediasi bentrokan antarmahasiswa itu.

“Ya kita sudah melakukan mediasi, dan semoga kejadian ini tidak berulang lagi. Kita harapkan USU kondusif dan kedua belah pihak bisa saling memaafkan. Apabila terjadi lagi bentrokan yang lebih luas, mahasiswa yang terlibat akan diberikan sanksi tegas. Semoga ini menjadi perhatian,” ujarnya. (br)

()

Baca Juga

Rekomendasi