Penjaga Batik

Oleh: Raihan Malik Sharma

Pada hari ini, Raihan pergi ke sekolah. Ia belajar tentang pembuatan batik. Ia duduk di sebelah temannya yang bernama Meno. Raihan bertanya pada Meno. “Apakah batik tradisional masih ada?” “Sepertinya sudah jarang, karena sudah ada batik modern,” jawab Meno. Raihan pun terdiam. Ibu guru berkata “Anak-anak bersiap, kita akan pulang,” kata bu guru. Setelah pulang, raihan mengajak Jundi untuk ke rumahnya. Saat tiba di rumahnya, ia bertanya pada ibu. “Ibu, apakah masih ada batik tradisional?”

Ibunya menjawab. “Mungkin ada nak, tapi kan sudah ada batik modern.,” Raihan pun terdiam.

Ke sekolah harinya. Raihan sekolah. Ia makan bersama Jundi dan Meno. “Eh, kalian tahu, kita ada kerja kelompok disuruh membuat poster dan kelompoknya cari sendiri,” kata Jundi. “Emangnya buat poster apa?” Tanya Meno. “Kamu gak tahu? Kan disuruh membuat poster tentang menjaga tradisi. Apakah banyak yang membuat tentang batik ya?” jawab Raihan pula. “Bagaimana kalau kita membuat batik Bali saja? Setuju?” kata Raihan lagi. “Setujuuuuu!!!” jawab lainnya.

Keesokan harinya mereka membuat poster tersebut. Setelah mereka selesai, mereka pulang ke rumah masing-masing. Raihan bertanya pada ibunya. “Ibu, Ibu mau kemana?” dan ibu menjawab, “Ibu ingin ke toko kain,” “Boleh Raihan ikut?” Tanya Raihan. Dan ibu pun membolehkannya.

Setelah sampai di toko kain, ia pun melihat bermacam-macam batik tradisional seperti Batik Bali, Batik Solo, Batik Pekalongan, Batik Cirebon dan lainnya.  Ke esokan harinya, ada pesta pernikahan. Raihan diundang. Dengan gembira Raihan berkata. “Ibu, ada undangan hari ini,”. “Undangan apa?” Tanya ibunya. “Undangan dari ibu guru,” jawab Raihan.

Mereka pun berangkan ke pesta undangan tersebut. Sesampainya di tempat pernikahan itu, ia melihat ibu guru memakan batik tapi orang-orang yang dating tidak memakan batik. Setelah acara selesai, Raihan berpikir. “Aku harus berbuat apa ya supaya batik tidak dilupakan?”

Akhirnya Raihan menemukan ide. Ia berbicara pada kepala sekolah meminta agar pada perayaan hari Kartini, para siswa diharuskan memakai baju tradisional masing-masing. “Tentu saya akan meminta satu sekolah untuk memakai batik,” jawab kepala sekolah.

Setelah pulang sekolah, ia meminta ibunya untuk membeli bermacam-macam batik. Ke esokan harinya, Raihan datang dengan memakai batik dan memperkenalkannya pada teman-teman sekolahnya. Dan semua guru memuji Raihan hingga pada setiap upaca ia menjadi pemimpin upacara. ***

(Penulis adalah siswa kelas VB SD Model Al-Azhar Medan)

()

Baca Juga

Rekomendasi