Jakarta, (Analisa). Tim Ekspedisi Negara Kesatuan Republik Indonesia Koridor Papua Bagian Selatan 2017 menemukan suku baru di Papua, yakni Suku Digi yang berada di kawasan pegunungan Bintang.
“Salah satu hal menonjol yang dihasilkan oleh Tim Ekspedisi adalah ditemukannya lokasi permukiman masyarakat Suku Digi. Mereka belum mengenal bahasa Indonesia, mata uang Rupiah dan pemerintahan Republik Indonesia,” Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono saat penutupan ekspedisi ini melalui upacara militer di Lapangan Mako Kopassus, Cijantung. Jakarta Timur, Jumat (24/11).
Menurut Mulyono, hal itu menjadi perhatian bersama. Pihaknya berharap temuan ini menjadi masukan sangat berarti bagi pemerintah, karena ternyata yang menjadi prioritas pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran, sangat relevan dengan temuan tim ekspedisi tahun 2017 ini.
Suku Digi yang hanya 15 kepala keluarga (KK) ini berada berdekatan langsung dengan Papua New Guinea (PNG).
Jenderal bintang empat ini meminta kepada Komandan Korem setempat atau minimal pos perbatasan yang dekat Kampung Suku Digi melakukan pendekatan dengan mereka, membina dan menyampaikan tentang keindonesiaaan dan wawasan kebangsaan.
“Transportasi ke sana sangat sulit. Belum ada kendaraan bisa masuk, yang bisa hanya melalui udara,” kata Kasad.
Ke depan, lanjutnya, secara bertahap akan diberikan masukan kepada pemerintah daerah dan pusat agar menyentuh suku tersebut. Karena mereka juga saudara kita setanah air, ujarnya.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, ekspedisi ini telah melaksanakan penjelajahan wilayah hutan, gunung, rawa, laut, sungai, pantai dan penjelajahan di wilayah perbatasan RI-PNG sepanjang 2.940 kilometer.
Tim ekspedisi mendapatkan berbagai data, antara lain, ditemukannya 896 spesies flora, 1.090 spesies fauna baru, 316 data daerah yang mengalami kerusakan hutan, 160 data geologi, 206 data potensi bencana dan 754 data terkait sosial budaya serta potensi tambang.
Selama kegiatan ekspedisi, tim juga melaksanakan pengabdian masyarakat melalui pembangunan infrastruktur secara fisik dan berbagai kegiatan non fisik.
“Hasil temuan ini akan diserahkan kepada Kementerian dan lembaga terkait untuk menindaklanjuti,” katanya.
Pada 2017 ini, Ekspedisi NKRI yang digelar di wilayah Papua bagian selatan tetap mengusung tema yang sama yaitu “Peduli Masyarakat dan Lestarikan Alam Indonesia”.
Ekspedisi 2017 merupakan ekspedisi ke tujuh. Sebelumnya, digelar ekspedisi di Bukit Barisan 2011, Khatulistiwa 2012, Sulawesi 2013, Maluku dan Maluku Utara 2014, Nusa Tenggara dan Bali 2015 dan Papua Barat 2016. (Ant)