Penanaman Bawang Merah Gunakan Mulsa Plastik

Blangpidie, (Analisa). Kelompok keuchik (kepala desa) petani bawang di Kabupa­ten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai me­ngembangkan penana­man bawang merah dengan menggunakan mulsa plastik. Mul­sa pelastik adalah lem­baran plastik khusus yang diguna­kan untuk menutupi lahan tanaman budidaya.

Pembina kelompok keuchik peta­ni bawang Abdya, Zul Ilfan kepada wartawan, pekan lalu menga­takan, uji coba sekaligus pengem­bangan budidaya bawang ini merupakan hasil bimbi­ngan teknis (Bimtek) para keuchik ke Desa Wanurejo, Keca­matan Borobudur, Kabupaten Mage­lang, Jawa Tengah bebe­rapa waktu lalu.

Berbekal ilmu yang diperoleh tersebut, para keuchik yang digagas oleh Keuchik Lhueng Asan, Keca­matan Blangpidie membuka lahan seluas setengah hektare dan melaku­kan penggarapan lahan hingga penanaman bibit bawang lokal.

Metode yang diterapkan memang berbeda dengan metode yang digu­na­kan oleh para petani di Abdya saat menanam ba­wang. Kali ini, mereka menerapkan pemasangan mulsa plas­tik untuk menutupi bedengan. Sangat banyak kelebihan dalam me­tode ini, karena mulsa plastik da­pat menghambat per­tum­buhan gulma, menjaga kelembapan tanah, menja­ga struktur tanah, mencegah erosi permukaan tanah, serta meminimali­sir hama dan penyakit tanaman.

Dijelaskan, mulsa plastik memili­ki dua sisi yang berbeda warna yakni hitam dan perak. Warna hitam dipasang dengan posisi ke bawah dan warna perak menghadap ke atas. Warna perak berfungsi untuk me­man­tulkan sinar matahari ke tana­man dengan tujuan untuk me­ngurangi serangan hama.

Sangat Subur

Untuk tahap awal, dicoba sekitar setengah hektare di Desa Lhueng Asan. Saat ini umur tanaman sudah mencapai 2 bulan pascatanam. Kondisinya sangat subur, diperkira­kan satu bulan ke depan akan mema­suki masa panen,” sebut Zul Ilfan yang juga anggota DPRK Abdya.

Selain pemasangan mulsa plastik, di lahan yang tidak ter­lalu luas itu, pihaknya juga me­masang kincir air otomatis yang berfungsi untuk menyiram seluruh tanaman, sehing­ga hanya dalam waktu yang relatif singkat, semua tanaman dapat tersira­mi.

Metode penanaman bawang terse­but ke depannya akan diterap­kan ke seluruh desa yang ada di Abdya dengan harapan dapat me­ning­katkan minat masyarakat untuk bertani bawang, dengan sistem yang lebih modern. Selama ini, petani bawang di Abdya masih menggu­nakan cara-cara manual serta banyak menghabiskan tenaga dan biaya serta sulit untuk dikembang­kan.

“Dalam pemupukan, kami hanya menggunakan pupuk or­ganik untuk menjaga kesuburan tanaman sekali­gus untuk mengu­rangi angka kema­tian tanaman,” tuturnya.

Dari segi ekonomi, bawang me­rah memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi. Bawang me­rah meru­pakan ta­naman semusim yang ber­bentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut.

Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Walau­pun demikian, untuk pertumbuhan optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dari permukaan laut. Komoditas sayuran ini umumnya peka terhadap keadaan iklim yang buruk, seperti curah hujan yang tinggi serta keadaan cuaca yang ber­kabut.

“Selaku wakil rakyat, kami sangat mendukung program para keuchik ini. Bimtek yang dilakukan tidak sia-sia dan mam­pu meningkatkan pun­di-pundi keuangan masyarakat. Ke depan akan diupayakan pengemba­ngan untuk tanaman lain yang cocok dengan kondisi tanah Abdya,” pung­kasnya. (ags)

()

Baca Juga

Rekomendasi