Oleh: Arif Budiman. Sepuluh gadis, berbaris berbanjar dua, lima-lima ke belakang. Barisannya rapi. Sorot ratusan bola mata tertuju padanya. Jepretan cahaya kamera tak henti menghujani. Masing-masing gadis, tampil menawan. Pakaian karnaval beragam paduan warna, nampak mendominasi. Unik dan meriah. Tampil dengan konsep Fantasia Laut.
Masing-masing gadis tampil bak bidadari. Menggunakan mahkota dari beragam objek laut. Ada yang bermahkotakan objek ikan, terumbu karang, rumput laut dan perahu layar. Sayap warna warni yang melekat dipunggung berkibar. Menyapa banyak orang.
Bajunya megah, berjumbai-jumbai seperti kaki gurita. Beragam-ragam polanya. Berbahan kain songket ditimbuni manik-manik. Pakaian ini berkilau terkena pantulan sinar mentari. Rok dari kain perca-perca yang dipakai pun ikut berjoget. Seirama gerak angina.
Para gadis ini tetap tampil santun. Berhijab dan menutupi bagian tubuh yang tersibak. Masih melekat erat kearifan lokal Aceh yang religius.
Demikian kasatmata, penampilan mahasiswi ISBI Aceh. Dalam Kirab Pawai Budaya & Carnival Competition, pada rangkai Sabang Sail 2017. Pakaian karnaval mahasiswa yang menimba ilmu seni di kaki Bukit Barisan - Kota Jantho itu, tampil berbeda dari kontingen lainnya.
* * *
Pakaian karnaval salah satu wujud kreativitas seniman di bidang senirupa. Istilah pakaian karnaval menunjukkan perlakuan khusus terhadap sebuah pakaian.
Perlakukan khusus itu, bisa dicermati dari penyajiannya dan fungsi, tempat serta waktunya dipamerkan. Termasuk gaya pakaian ‘cosplay’ yang tematik.
Secara penyajian, perancangan pakaian karnaval dibuat berdasarkan sebuah konsep. Biasanya merujuk kepada tema. Tema yang muncul berangkat dari nilai dan interaksi sosial budaya yang tumbuh di masyarakat.
Konsep penciptaan pakaian karnaval, bisa terinspirasi dari banyak hal. Umumnya dari cerita rakyat/dongeng, legenda dan mitologi. Semisal legenda sebuah kerajaan. Kemudian muncul pakaian serupa raja, ratu, putra mahkota, prajurit dan lain sebagainya.
Perwujudan pakaian karnaval juga bisa terinspirasi dari fantasi. Bersumber dari membaca komik atau menonton film. Kemudian ditafsirkan dan dimodifikasi sesuai selera kreatornya.
Pada prinsipnya memvisualisasikan pakaian karnaval tidak terlepas dari unsur-unsur desain. Yaitu: garis, bidang, tekstur, bentuk, dan warna. Aspek ini dikenal pula sebagai aspek estetis.
Unsur senirupa dalam pakain karnaval mewakili nilai rasa dan ekspresi seorang perancang pakaian. Secara umum visual pakaian karnaval dibuat dengan media yang beraneka ragam. Pada prinsipnya pakaian harus ringan dan nyaman dipakai.
Selalu tampil meriah dengan corak dekoratif warna-warni. Dihiasi pernak-pernik yang mengkilat, sehingga menimbulkan kesan anggun dan ksatria.
Pakaian karnaval biasanya difungsikan untuk sebuah daya tarik promosi wisata. Dia dipamerkan dalam sebuah karnaval yang ditonton banyak orang. Waktunya presentasinya hanya sesaat. Sama dengan peragaan fashion show.
Setiap jenis pakaian karnaval, memunculkan persepsi bagi orang lain yang melihatnya, sehingga dia menjadi sarana komunikasi. Menyampaikan pesan tertentu.
Dalam perhelatan pawai budaya dalam rangka Sail Sabang 2017 di Kota Sabang, Mahasiswa ISBI Aceh menampilkan pakaian karnaval. Berkonsep Fantasia Laut. Visual pakaian ditafsirkan dari hasil imajinasi para mahasiswa. Terutama tentang laut dan ragam biotanya.
Pakaian karnaval fantasi, hanya dapat dipahami dengan melihatnya lebih cermat. Lantaran bentuknya yang cenderung abstrak. Disajikan dalam konteks waktu, tempat dan wacana tertentu saja, seperti Sabang Sail, khusus tema kelautan.
Konsep Fantasia Laut ini divisualkan dengan mengulik-ulik kain perca menjadi satu paduan. Terdiri dari mahkota yang berbentuk ikon laut. Baju kebesaran yang dibuat dari busa spon, sehingga tidak berat saat disandang. Spon dibalut dengan kain songket berhiasan manik-manik, kemudian rok yang dibuat berjumbai-jumbai. Berwarna warni agar tampak meriah dan mendominasi.
Menurut pemikir sosiologi seni Desmond Morris, pakaian karnaval berfungsi sebagai benda pameran, di samping fungsi pakaian untuk kenyamanan dan kepantasan.
Pakaian karnaval pun bukan hal yang baru. Selalu menjadi bagian acara yang paling menyita perhatian pengujung. Di Jember, Solo dan Jogjakarta, parade pakaian karnaval sudah menjadi ikon kota.
Semoga Sabang Sail bisa memunculkan pakaian karnaval yang ikonik, senafas dengan kearifan lokal Aceh. Karya pakaian karnaval ISBI Aceh bisa menjadi inspirasi, kedepannya. ISBI sendiri tampil dengan tema by art, culture and science we share.
Penulis: penyuka seni rupa dan desain dari Institut Seni Budaya Indonesia Aceh.