Medan, (Analisa). Dunia menawarkan damai tapi tidak diketahui seperti apa. Karena itu, kaum bapak, ibu, dan terkhusus generasi saat ini dapat melihat kembali kepada Tuhan karena akan mendapatkan damai yang kekal adanya.
Hal tersebut tertuang pada Perayaan Natal Gereja Trinity Tamil Methodist Wesley atas nama Love Medan Indians dan pemberian beasiswa kepada tiga pelajar, satu di antaranya putus sekolah, dan dua berikutnya sedang masa pendidikan, Sabtu (9/12) di Gereja Methodist Wesley Jalan Sultan Agung Medan. Pemberian beasiswa juga dilakukan agar harapan 'Setiap Satu Keluarga, Satu Sarjana' dapat terwujud.
"Memang Chrismast itu selalu identik dengan kelahiran Yesus yang membawa damai bagi dunia. Sesuai tema,di dunia ini banyak orang kehilangan damai dan sejahtera. Kaum ibu, bapak, kehilangan damai karena anak-anak mereka, kalau keluar saja, sudah takut dengan zaman sekarang, narkoba, kejahatan di jalanan dan lain-lain. Jadi, di sini dijanjikan, Yesus Raja Damai Turun ke Dunia, bahwa dia memberikan damai yang sesungguhnya," ungkap Guru Injil Gereja Methodist Wesley Anjena Dewi B Th mengulang isi khotbah Brother Julius Joseph dari Singapura, pada perayaan Natal yang bertema 'Yesus Raja Damai' itu.
Dunia, lanjutnya, memang menawarkan damai tapi tidak diketahui seperti apa. "Tetapi damai seperti apa? Dunia menawarkan damai, mungkin dari minuman, pesta pora, tapi kebahagiaan itu hanya sementara. Dan damai yang diberikan Yesus adalah untuk selamanya, kekal adanya," ucapnya.
Generasi saat ini juga cenderung sesuka hati. "Di zaman ini, kalau anak-anak sudah minum, drugs, istilahnya 'suka-suka, mereka menjadi berani. Saat menggunakan drugs atau minuman, memang keberanian itu ada, tapi beberapa jam kemudian, obat-obatan itu hilang. Rasa takut kembali datang. Namun damai yang diberikan Tuhan, rasa takut, cemas, semua itu akan hilang dan untuk selamanya, bukan sementara," ujarnya.
Jadi generasi diarahkan supaya generasi ini melihat kepada Tuhan. "Sebab damai yang diberikan Tuhan itu adalah (damai) yang kekal adanya," tambahnya.
Kegiatan tersebut, dirangkai dengan beberapa hal. "Mulai dari sambutan ketua panitia Novi Natalia, lalu prosesi diiringi Tarian Balet dari Gereja Methodist Wesley. "Lalu Tarian Bharatanatyam ditarikan anak-anak Pastur Moses Algesan yakni Sanjiwi, Sanggita dan Suwita dari Singapura. Bharatanatyam merupakan tarian klasik Tamil yang mengarah kepada penyembahan terhadap Tuhan. Meskipun Pastur Moses tidak datang, namun dukungan, semangat dan sumbangsihnya tetap untuk Trinity Tamil Methodist," paparnya.
Lanjutnya, ada doa pembuka oleh Pendeta Edi Nehemia, Tarian Lilin dari remaja gereja, pujian dan penyembahan, pembacaan Alkitab berbahasa Tamil, dan khotbah oleh Brother Julius Joseph dari Singapura. "Kemudian persembahan oleh Theophilus dan doa berkat oleh Pendeta Methodist Wesley Hembang Tambun yang juga pendeta pengayom kita. Trinity Tamil ada di bawah Gereja Methodist Wesley, pendetanya Rev. Hembang Tambun," jelasnya pada acara yang juga dihadiri JA. Ferdinandus dari Yayasan Sumatera Berdoa, tokoh masyarakat Gopal Naidu dan lainnya.
Acara tersebut dihadiri ratusan orang, yakni Jemaat dari Trinity Tamil Community sekitar 50 orang dibantu Gereja Methodist Wesley Jalan Sultan Agung. Para tamu juga hadir merayakan Natal bagi Umat Tamil di Kota Medan. Karena, kita memang mengundang seluruh orang-orang India yang ada di Kota Medan.
Mengingat kemungkinan akan banyak masyarakat yang pulang ke kampung halamannya di 25 Desember 2017, karena itu perayaan dilaksanakan pada hari tersebut. "Walaupun yang dipercayai pada 25 Desember, tetapi sebenarnya pada Desember sudah Natal. Jadi kita pilih tanggal ini, karena nantinya akan merayakan Natal di tempat-tempat lain," ujarnya sambil menambahkan akan ada perayaan Natal untuk anak sekolah Minggu di 17 Desember dan diharapkan 100 anak hadir," ungkapnya. (st)