Pendapatan 'Coco' Mengejutkan

Film musikal-fantasi besu­tan Disney-Pixar, ‘Coco,’ sudah tayang tiga pekan di bioskop. Selama masa penayangan ter­sebut, film animasi 3D arahan Lee Unkrich itu berhasil me­ngan­tongi pendapatan menge­jut­kan, hingga USD400 juta (Rp5,4 triliun).

Mengutip Variety, angka ter­sebut datang dari pasar domestik dan internasional. Di pasar do­mestik, ‘Coco’ mengumpulkan pen­dapatan USD138,6 juta (Rp1,87 triliun). Sementara dari pasar internasional, kehadiran film bertema 'Dia de los Muer­tos' (Hari Orang Mati) itu sudah mengantongi USD263 juta (Rp3,55 triliun).

Pendapatan film itu bisa saja terus bertambah mengingat Dis­ney masih memiliki rencana peluncuran tahap ketiga di pasar internasional. ‘Coco’ baru akan dirilis di Australia (26 Desember 2017), Italia (28 Desember 2017), Brasil (4 Januari 2018), Korea Selatan (11 Januari 2018), Inggris (19 Januari 2018), dan Jepang (16 Maret 2018).

Sejauh ini, pendapatan inter­nasional terbesar ‘Coco’ datang dari Tiongkok. Di Negeri Tirai Bambu itu, ‘Coco’ sudah mem­buku­kan penghasilan USD133 juta (Rp1,79 triliun). Dengan begitu, pendapatan ‘Coco ter­bilang’ stabil setiap minggunya di negara itu.

Mengangkat tema cerita pe­ra­yaan Hari Kematian di Mek­siko, ‘Coco’ memecahkan box office di negara asalnya saat dirilis Ok­tober lalu. Film ten­tang petualangan bo­cah berusia 12 tahun itu menjadi film dengan pembukaan terbesar di Meksiko dengan pencapaian USD56,8 juta (Rp766,8 miliar).

Fakta menarik

Ada hal-hal menarik dari seputar pembuatan film berjudul ‘Coco’. Lima hal menarik yang perlu diketahui tentang film ini.

1. Nama Panggilan

Nuansa keluarga Meksiko akan sangat lekat dengan film ‘Coco’. Meski nama aslinya Miguel, ‘Coco’ tetap menjadi judul dari film ini. Nama Coco sendiri sebenarnya berasal dari nenek buyut Miguel.

2. Dunia berbeda

Menggunakan latar belakang Meksiko, ‘Coco’ akan menam­pil­kan dua dunia berbeda, yakni Land of the Living dan Land of the Dead. Miguel dan keluarga­nya berasal dari Santa Cecilia, kota fiksi menawan di Land of Living. Namun, momen ajaib yang dirasakan ‘Coco’ seperti dalam trailer akhirnya meng­antar dirinya ke Land of the Dead, atau yang juga dikenal sebagai Dia de los Muertos.

3. Tradisi

‘Coco’ merupakan film yang sangat kental budaya Meksiko dan mengangkat tradisi Dia de Muertos untuk menghormati dan mengenang kembali me­mori-memori dari anggota ke­luarga yang telah berpulang. Pada sebagaian besar waktu di film ini, dua dunia yang telah disebut­kan tadi merupakan dua dunia berbeda, namun berjalan harmo­nis dan berdampingan. Pada satu hari di setiap tahun­nya, kedua dunia ber­satu secara magis dan digambarkan sebagai reuni keluarga besar antara dunia yang diketahui dan dunia kematian, dunia penuh warna, musik, dan kebahagiaan.

4. Dimulai 2011

Sama halnya seperti ‘Moana’, film ‘Coco’ juga menyita waktu tak sedikit dalam proses pembuatannya. Disney dan Pixar memulai proses pro­duksi pada 2011 dengan mela­ku­kan berbagai pene­litian ke Meksiko. Untuk film ini, Pixar Animation Studio turut berkola­borasi dengan tim konsultan bu­daya untuk menghidupkan ce­rita, mempertimbangkan selu­ruh detil mulai dari pakaian ka­rakter, dekorasi, pemilihan war­na, hingga dialog. Filmmakers yang terlibat juga turut mengun­jungi museum, pasar, plaza, ge­reja, hingga kuburan di Meksiko yang menjadi inspirasi untuk menciptakan kota fiksi Santa Cecilia secara akurat.

5. Film pendek

Para pencinta Disney tentu masih ingat dengan film ‘Fro­zen’ yang meledak di 2013. Sebelum ‘Coco’ ditayangkan, Disney dan Pixar telah menyiap­kan sebuah kado indah berupa film pendek berjudul ‘Olaf’s Frozen Adventure’. Film berdurasi 21 menit tersebut menceritakan petualangan men­cari tradisi keluarga dan me­nyambut kembalinya karakter-karakter favorit penonton dari film ‘Frozen’. (oz)

()

Baca Juga

Rekomendasi