Sabang, (Analisa). Beberapa tahun silam, pemuda Aceh sangat menghormati orangtua secara umum, namun sekarang banyak yang telah berubah. Akhlak dan etika mulai pudar.
Hal itu, tentunya mempengaruhi ketahanan sosial budaya yang berbasis kearifan lokal di masyarakat mulai memudar dan kurang tertanam dalam jiwa dan raga, terutama di kalangan generasi muda.
Demikian dikatakan Prof. Fuadi Zulkifli saat menyampaikan materi pada Focus Group Discussion (FGD) di Aula Kantor Walikota Sabang, Selasa (12/12). Acara itu, diikuti sejumlah tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat.
Partisipasi masyarakat semakin besar dalam memberi dukungan terhadap pemerintah. Di sisi lain, banyak juga masyarakat kini sudah hilang jati diri dalam hal sosial, budaya dan akhlak serta etika yang perlu mendapat perhatian.
Untuk mengembalikan jiwa sosial budaya dalam rangka memperkuat ketahanan bangsa, perlu masukan dan saran dari berbagai elemen masyarakat, baik tokoh adat, pemuka agama, ormas maupun media, katanya.
Sekretaris Kesbangpol Kota Sabang, Syahrial mengatakan, negara berdiri dari kelompok dan masyarakat, dengan berbagai karakter dan individu. Sehingga perlu terus dilakukan peningkatan pemahaman terhadap ketahanan bangsa, melalui tata sosial sesuai kearifan lokal daerah masing-masing.
Untuk memperkuat serta membangun ketahanan sosial budaya yang berbasis kearifan lokal, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Sabang mengadakan FGD dengan para tokoh masyarakat.
FGD mengangkat tema Membangun Ketahanan Sosial Budaya Berbasis Kearifan Lokal. Kegiatan ini, dimaksudkan untuk mendapatkan saran dan masukan dari elemen masyarakat dalam membangun ketahanan sosial budaya yang berbasis kearifan lokal, tandasnya. (kim)