Pembangunan Ipal Tak Selesai

Pedagang Pasar Inpres Kecewa

Tebingtinggi, (Analisa). Masyarakat dan pedagang di kelurahan Badak Bejuang (Babe), Kecamatan Te­bing­tinggi Kota, Kota Tebingtinggi, khususnya warga yang bermukim di kawasan Pasar Inpres Jalan Kakap, Gabus, Udang dan Jalan Teri mengungkapkan kekecewaan atas kebijakan Pemko Tebing­tinggi yang tak juga menyelesaikan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Mereka yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat dan Pedagang Pasar Inpres ini menilai dampak dari pembangunan IPAL di kawasan Jalan Udang Kota Tebingtinggi dan hingga saat ini belum rampung sekaligus terkesan dibiarkan. Bahkan, jalanan di sekitarnya kini menjadi ku­bangan lumpur terlebih bila datang hujan, Senin (30/1).

Sumber Analisa di lokasi menyebutkan, proyek IPAL untuk kapasitas 400 KK berbiaya Rp3,4 miliar dengan sumber dana APBN 2013 itu hingga saat ini diduga tidak berfungsi. Bahkan, bekas galian pena­naman pipa terkesan dibiarkan sehingga menganggu dan membahayakan bagi pengguna jalan.

“Setengah jam hujan mengguyur lokasi itu, maka di kawasan rumah saya yang terletak di persimpangan pasti tergenang air mencapai 30 centimeter. Hal ini selalu terjadi, sehingga sangat menyulitkan dan mengganggu saya dan tetangga lainnya untuk melakukan aktivitas di luar rumah,” kata Aliang Tan warga di sana.

Koordinator Aliansi Masyarakat dan Pedagang Pasar Inpres, Taufik Siregar, mengatakan, dirinya sudah cukup lama bersabar atas kondisi buruk ini, tapi, tampaknya pemerintah kota tidak peduli dan seperti membiarkan pedagang men­derita menahankan dampak proyek yang tidak berujung penyelesaiannya.

“Sudah tiga tahun kami menunggu, sampai kapan lagi penderitaan kami harus hadapi dan menahankan kondisi seperti ini. Kini kepemimpinan Umar sudah berakhir dan akan berlangsung Pilkada, jadi kami mohon kepada Pemerintahan Kota. Baik itu Lurah, Camat ataupun Plt. Walikota, tolong perhatikan derita kami. Kami juga masyarakat yang taat pajak, sangat tidak adil bagi kami jika harus terus menerima malapetaka seperti ini. Hingga kini, kami tidak melihat adanya kegiatan pekerjaan proyek IPAL ini,” tegas Taufik dengan nada kesal.

Sebagai informasi, proyek sektor air limbah dengan pengembangan IPAL bagi warga Kota Tebingtinggi ini bersumber dari dana APBN dan dana sharing APBD Kota Tebingtinggi.  pembangunan septiknya berasal dari APBN tahun 2013 sebesar Rp3,4 miliar. Sementara untuk SR (sam­bungan rumah) sebanyak 125 unit menelan biaya Rp375 juta bersumber dari APBD Kota Tebingtinggi tahun 2013. (cha)

()

Baca Juga

Rekomendasi