MONYET Jepang (Macaca fuscata) adalah salah satu spesies monyet dari familia Cercopithecidae yang endemik di Jepang. Monyet ini sering disebut Monyet Salju karena hidup di tengah kawasan bersalju. Monyet Jepang terdiri dari dua subspesies.
Ukuran tubuh berkisar antara 50–60 cm, dengan ukuran tubuh terbesar mencapai 1,3 m. Jantan beratnya antara 10 kg hingga 14 kg, sedangkan betina berukuran tubuh lebih kecil, sekitar 5,5 kg.
Dibandingkan spesies lain dari genus Macaca, monyet Jepang memiliki ekor yang sangat pendek sekitar 10 cm. Ciri khas monyet Jepang adalah kulit bagian wajah dan bokong berwarna merah. Sebaliknya, kulit kaki dan tangan berwarna hitam.
Monyet Jepang adalah hewan hewan siang yang hidup di dalam hutan. Habitatnya di hutan subtropis, hutan subelfin, hutan musim, dan hutan selalu hijau yang berada di bawah ketinggian 1.500 m. Makanan berupa daun-daunan, biji-bijian, akar-akaran, tunas pohon, buah-buahan, serangga, buah beri, hewan invertebrata, jamur, telur burung, kulit pohon, dan serealia.
Monyet salju Jepang yang membawa gen spesies asing yang invensif mendorong kebun binatang di utara Jepang terpaksa membunuh 57 ekor dengan suntik mati. Alasannya, karena mereka menemukan primata tersebut bergen dari invasive alien species (suatu spesies asing yang invasif).
Bereproduksi di alam liar
"Tes DNA menunjukkan monyet tersebut merupakan hasil kawin silang dengan jenis Macaque Rhesus, salah satu spesies monyet langka yang terkenal, banyak terdapat di Afghanistan hingga ke India utara dan Tiongkok selatan," ujar pihak Takagoyama Nature Zoo di Chiba seperti dikutip dari BBC, Rabu (22/2).
Macaque Rhesus, monyet yang jenisnya tak asli dari Negeri Sakura dilarang hidup di bawah hukum Jepang. Pemerintah melarang kepemilikan dan transfer spesies invasif, termasuk hasil kawin silang.
Menurut seorang pejabat setempat, monyet-monyet itu harus dibunuh untuk melindungi habitat dan lingkungan asli di negeri itu.
Setelah melakukan pembunuhan massal primata tersebut dengan suntik mati, staf kebun binatang kemudian mengadakan upacara peringatan untuk jiwa-jiwa monyet salju itu di sebuah kuil Buddha di dekatnya.
Seorang pejabat dari Office for Alien Species Management, bagian dari Kementerian Lingkungan negara itu, mengatakan kepada media lokal bahwa pemusnahan itu tidak dapat dihindari lagi. Sebab muncul kekhawatiran primata 'asing' itu mungkin akan kabur dan bereproduksi di alam liar.
"Spesies invasif menyebabkan masalah, karena mereka bisa bercampur dengan hewan asli dan mengancam lingkungan alam serta ekosistem asli Jepang," jelas juru bicara kelompok konservasi World Wildlife Fund (WWF) Jepang, Junkichi Mima.
Kera Jepang yang kerap dikenal sebagai monyet salju, adalah primata asli Jepang dan merupakan salah satu atraksi wisata utama negara itu. (wkp/swc/star/es)