Manula Antusias dengan Terapi Batu Elvan

Medan, (Analisa). Ratusan manusia usia lanjut (manula) di Kota Medan antusias mengikuti terapi kesehatan menggu­nakan batu elvan di salah satu hotel di Jalan Darussalam Medan, Senin (20/2) lalu. Terapi ini salah satunya menggunakan jenis batu germanium.

"Dengan moto "Untuk Indonesia Lebih Sehat", kita melakukan terapi menggunakan batu elvan. Terapi ini juga tidak di kenakan biaya apapun (gratis). Jika diikuti secara rutin juga akan cepat sembuh," ujar Kristianto, pemimpin cabang salah satu rumah terapi di Medan.

Ia menambahkan, saat ini masyarakat perkotaan mulai mengerti arti pentingnya kesehatan bagi diri sendiri. Meskipun ada banyak ancaman penyakit di lingkungan sekitar. Hal ini menurutnya, disebabkan kondisi kota tidak bersahabat. Cuaca, iklim yang tidak menentu, bahkan asupan makanan yang juga sudah serba instan menyebab­kan berbagai penyakit mulai mudah menyerang, baik kepada para manula maupun yang masih berusia muda.

Kegiatan ini juga dalam rangka menguatkan daya ingat bagi pasien yang sudah usia lanjut serta mengikat rasa persaudaraan antara pasien dan terapis.

Terapi yang diterapkan menggunakan matras yang mengandung batu elvan. Para peserta terapi dibiarkan tidur di atasnya selama satu jam, dengan beberapa alternatif posisi, yakni berbaring lurus, telungkup, duduk, dan berbaring dengan kaki ditekuk. Tidak hanya mengobati penyakit, terapi ini juga bermanfaat untuk mencegah penyakit.

Batu elvan berasal dari Pulau Nowah, Korea Selatan. Daerah pertambangan batu elvan ini pertama kali ditemukan Prof dr Climens Winkler dari Jerman. Melalui penelitian panjang, disimpulkan bahwa batu elvan ampuh mengobati beragam penyakit.

Dalam acara itu, ia pun menunjukkan batu elvan jenis germanium, dan dipraktekan dengan salah satu pasien. Mirda (57), salah satu pasien terapi di rumah terapi Happy Dream yang merupakan warga Sima­lingkar B Medan mengaku terapi ini bermanfaat setelah lama menahan sakit. Ia memiliki penyakit komplikasi yakni penyakit darah tinggi dan diabetes. Penyakit ini sudah diderita lima tahun, berulangkali berobat ke dokter tak kunjung sembuh.

Demikian dengan Lorince (67), menderita penyakit ginjal selama hampir dua tahun. Ia pernah dioperasi, hingga menggunakan kursi roda. "Setelah saya terapi selama 4,5 bulan, saya sudah bisa menaiki anak tangga hingga ke lantai 3,” tukasnya kagum. (rel/anty)

()

Baca Juga

Rekomendasi