New Delhi, (Analisa). Situasi di Negara Bagian Nagaland, bagian timurlaut India, terus tegang sementara pemrotes mengebumikan dua pemuda yang diduga tewas oleh polisi beberapa hari sebelumnya, kata beberapa pejabat, Sabtu (4/2).
Mayat kedua pemuda itu dikuburkan di dalam kompleks tuga sekretariat di Kohima, Ibu Kota Negara Bagian Nagaland, di tengah suasana tegang.
Pada Kamis, pemrotes menjadi beringas dan anggota suku lokal yang menentang pemilihan kota praja membakar beberapa kantor pemerintah dan menuntut penghapusan 33 persen jatah buat perempuan di pemerintahan. Pemrotes membawa mayat kedua pemuda itu melalui jalan-jalan Kohima untuk menuntut pengunduran diri Kepala Menteri T.R. Zeliang dan kabinetnya.
Setelah pembakaran, pemerintah mengerahkan kontingen besar polisi dan paramiliter untuk memberlakukan larangan orang keluar rumah dan mengendalikan situasi di Kohima.
"Tak ada kerusuhan baru yang dilaporkan hari ini tapi situasi tegang," kata lembaga penyiaran pemerintah India, All India Radio, yang mengutip keterangan seorang pejabat senior polisi.
Kohima, Dimapur dan beberapa kota kecil lain ditutup total, kata Xinhua pada , Sabtu malam.
Pemerintah telah memblokir layanan Internet telepon genggam di negara bagian tersebut untuk waktu yang tidak ditentukan.
Kerusuhan di negara bagian itu meletus pada Selasa, sebelum pemungutan suara saat pemrotes mengamuk di seluruh Kohima dan Dimapur, kota terbesar di negara bagian tersebut. Pemrotes membakar bahan pemilihan umum di beberapa tempat dan berusaha menyerbu gedung pemerintah.
Polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan pemrotes sehingga menewaskan dua pemuda.
Menurut laporan, berbagai lembaga suku telah menentang pemilihan umum karena mereka percaya disediakannya kursi buat perempuan akan melanggar tradisi dan hukum adat Naga sebagaimana dijamin di dalam Undang-Undang Dasar India.
Berita dari Nagaland seringkali mengalir lambat akibat terkucilnya tempat tersebut.
Perlawanan bersenjata berlangsung di Nagaland selama lebih dari 60 tahun, dan gerilyawan menembaki tentara India untuk memperoleh tanah air merdeka. (Ant/Xinhua-OANA)