Oleh: Jekson Pardomuan
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Galatia 5 : 13
SAAT bangun pagi, seorang anak TUHAN berdoa dengan tulus dan berdialog dengan TUHAN. Ia menyapa-Nya dengan begitu akrab. Ia menyampaikan keluh kesahnya kepada TUHAN dan meminta pertolongan Tuhan agar setiap saat dalam kehidupannya selalu diberkati Tuhan. Ia menyerahkan semua kehidupannya ke tangan Tuhan. Ia sadar bahwa hidup yang diberikan Tuhan kepada kita adalah sebuah kesempatan emas yang tak ternilai harganya.
Tak ada manusia yang tahu berapa umurnya tinggal di atas bumi ini. Tanpa kita sadari, orang-orang terdekat kita satu per satu dipanggil ke rumah Bapa dan meninggalkan banyak hal dibumi. Menyikapi hidup dan kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita, apa yang harus kita lakukan dan akan kita lakukan kelak di kemudian hari ketika Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita tinggal di bumi ini.
Firman Tuhan yang dituliskan di atas, semoga dapat menjadi panutan kita dalam menjalani kesempatan hidup yang diberikan Tuhan kepada kita. Sebuah kesempatan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya, walaupun ada kesempatan yang lain. Namun untuk kesempatan yang sama tidak akan pernah terulang kembali dalam perjalanan hidup kita. Buang anggapan yang salah bahwa hidup kita adalah sia-sia dan tak berguna.
Setiap orang dimuka bumi ini pasti mendapatkan kesempatan dalam hidupnya untuk melakukan perkara-perkara yang berarti, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, namun yang terutama adalah untuk Tuhan. Sebab setiap manusia yang lahir dalam dunia ini bukan secara kebetulan, tetapi oleh karena rencana dan kehendak Tuhan yang luar biasa.
Di dalam Alkitab ada beberapa tokoh yang diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk memperbaiki kehidupannya dan melayani Tuhan serta sesama ciptaan-Nya menurut kehendak Tuhan. Salah satu contoh tokoh Alkitab yang mendapat kesempatan dari Tuhan untuk melakukan perkara yang besar dan penting adalah Paulus. Pada mulanya Paulus adalah orang yang seharusnya mendapat murka Allah, karena dia telah menganiaya umat Tuhan. Namun oleh karena kasih Allah, maka Paulus mendapat kesempatan dari Allah untuk bertobat dan masuk dalam rencana Allah yang besar.
Lalu, bagaimanakah respon Paulus terhadap kesempatan yang ia terima dari Tuhan ? Paulus meresponi dengan sungguh-sungguh, karena ia menganggap bahwa kesempatan ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Bahkan ia sempat berkata : “apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:7-8).
Dari pernyataan Paulus ini menunjukkan bahwa ia merasa sangat beruntung, karena mendapat kesempatan untuk dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan raja, dan ia menganggap bahwa hal ini merupakan segala-galanya bagi dia. Lalu, bagaimanakah dengan kita ? Apkah kita juga meresponi dengan sungguh-sungguh atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita, atau justru sebaliknya ?
Mendapatkan Kekuatan
Seorang sahabat dalam satu persekutuan pernah bersaksi dan menceritakan bagaiman Tuhan menegur dan membuat semua usahanya tak ada yang berhasil. Ia mulai meninggalkan pola hidupnya yang lama dan salah, ia mulai rajin ke gereja, rajin berdoa dan selalu mengucap syukur dalam kondisi apa pun. Ia mulai melakoni hidup dengan penuh kesabaran dan menghindari hal-hal negatif yang tidak dikehendaki oleh Tuhan.
Setelah bersaksi, sahabat yang saat ini sudah diubahkan oleh Tuhan melantunkan sebuah lagu tentang betapa pertolongan Tuhan sangat ajaib dan begitu ajaib, disaat dia sudah tak sanggup lagi Ia menopangnya dan menuntunnya ke jalan yang terbaik menurut kehendak-Nya.
Berapa banyak dari antara kita yang antusias terhadap kesempatan yang Tuhan berikan untuk melakukan perkara yang besar dan penting? Dalam kenyataannya, masih banyak dari antara kita yang menyianyiakan kesemptan yang Tuhan berikan pada kita. Bahkan, jika kita benar-benar mau melihat kenyataan yang ada sangat banyak yang merasa bahwa diri mereka tidak berharga atau bahkan mereka membiarkan kesempatan yang Tuhan berikan hanya untuk mengejar kesenangan.
Hal ini terjadi karena didasari latar belakang mereka yang menganggap bahwa kesempatan yang Tuhan berikan tidak menguntungkan (terutama secara materi). Apabila seseorang sudah merasakan hal yang demikian, berarti orang tersebut tidak menghargai kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan untuk melakukan perkara yang besar bersama Dia.
Lagipula firman Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita akan mulus senantiasa, tetapi firman Tuhan berjanji bahwa setiap orang yang bergantung kepada Tuhan akan mendapatkan kekuatan, sehingga mereka sanggup menyelesaikan persoalan yang ada.
Dalam Ibrani 12 : 17 dituliskan “Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.”
Ketika Tuhan memberikan kita kesempatan untuk mengisi hari-hari yang semakin tidak bersahabat ini dengan benar, percayalah bahwa hidup kita senantiasa disertai dan diberkati oleh Tuhan. Kalau kita melihat sejarah Yehezkiel, maka kita akan mendapatkan suatu pelajaran yang berharga dalam hidupnya yaitu ketika dia berada dalam keadaan terbuang. Banyak hal yang menekan pribadi Yehezkiel yang masih muda. Seolah-olah seperti awan tebal yang terbuat dari tembaga dan tidak dapat ditembus, dan seolah-olah tidak ada kesempatan untuk melakukan sesuatu, yaitu kemerdekaan bagi bangsa Israel.
Tetapi puji Tuhan, Yehezkiel memiliki suatu pengalaman dengan Tuhan, sehingga ia bisa menembus tantangan itu. Setiap kesempatan demi demi kesempatan yang telah Tuhan berikan tidak ia sia-siakan, melainkan ia pergunakan dengan sebaik-baiknya tanpa melewatkan satu kesempatan terbuang sia-sia.
Hidup ini adalah kesempatan, seperti judul renungan ini. Jangan sia-siakan waktu yang ada. Ketika perusahaan memberikan kita kesempatan menduduki jabatan penting, yakinkan diri bahwa jabatan itu adalah amanah dari Tuhan. Sama halnya dengan kehidupan kita sehari-hari, kalau hari ini kita masih bisa menghirup udara segar berarti Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk menjalani hidup dan berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Mengucap syukurlah senantiasa dan jangan sia-siakan kesempatan yang ada. Amin.