Oleh: Dr. Agus Priyatno, M.Si. Guru yang baik tidak sekadar menjelaskan atau mengajar di depan kelas, melainkan menginspirasi anak didiknya. Demikian semboyan yang sering digaungkan di dunia pendidikan. Guru (juga dosen) bukan sekedar menyampaikan informasi tentang pengetahuan kepada anak didiknya, juga harus bisa memotivasi dan menginspirasi mereka. Dapatkah seorang guru (juga dosen) menginspirasi dengan menjadi role model (contoh keteladanan) bagi anak didiknya?
Teringat masa kuliah S1 di program studi seni lukis, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sekitar tahun 1985, hingga akhir 1980an. Dosen-dosen adalah orang-orang yang bisa menjadi role model bagi mahasiswa-mahasiswanya. Para dosen tidak sekedar menjelaskan atau mengajar di depan kelas. Mereka juga berkarya, menciptakan lukisan secara kreatif dan produktif. Sering berpameran tunggal maupun kelompok di berbagai kota besar di Indonesia maupun dunia.
Mereka memiliki catatan gemilang sebagai penerima anugerah seni atau pemenang kompetisi senilukis tingkat nasional maupun internasional. Mereka ada yang memiliki galeri seni dan museum sendiri. Mereka tidak sekedar menjadi pengajar, juga penyemangat dan penginspirasi bagi mahasiswanya dengan apa yang mereka lakukan.
Mereka tidak hanya bisa berteori, namun juga bisa mempraktekannya. Mereka tidak sekedar berkata-kata, namun memberi contoh nyata.
Banyak ajaran disampaikan tanpa kata, namun memberi inspirasi luar biasa. Proses belajar mengejar tidak sekedar dimaknai sebatas proses belajar di ruang kelas. Semangat dan cara mereka berkesenian memberi inspirasi besar bagi mahasiswa didikannya.
Bisa dikatakan mahasiswa bangga dengan reputasi para dosennya. Cara berkesenian para dosen menginspirasi bagaimana seharusnya menjadi seniman. Merekapun menjadikan para dosen sebagai role model (teladan) dalam kehidupan mereka. Mereka tidak mencontoh lukisan karya dosennya, melainkan cara berkeseniannya.
Dalam dunia seni lukis tidak boleh mencontoh lukisan karya orang lain, harus menciptakan sendiri. Semangat berkesenian bisa menjadi keteladanan. Para mahasiswa diinspirasi dengan karya-karya dosennya juga dengan karya seni dunia, world class art painting.
Salah satu dosen penginspirasi para mahasiswanya adalah Nyoman Gunarso. Seorang pengajar senilukis waktu itu. Dia menginspirasi mahasiswanya dengan mempersilakan para mahasiswanya melihat, mengamati dan meneliti bagaimana caranya dia berkarya.
Para mahasiswa dipersilakan mengunjungi galeri-galeri dan museum miliknya yang berada di Yogyakarta maupun di Bali. Melalui learning by watching dan learning by doing para mahaiswa belajar. Jadi proses belajar tidak hanya learning by reading dan learning by listening saja. Proses belajar di luar kelaslah yang sangat banyak menginspirasi para mahasiswa.
Nyoman juga selalu mengajak mahasiswanya study tour ke Bali menjelang akhir masa studi. Mengajak mahasiswa melihat-lihat bagaimana para seniman di pulau Dewata ini berkarya. Para mahasiswa bisa melihat bagaimana para seniman menciptakan lukisan. Bagaimana mengelola galeri-galeri lukisan. Bagaimana mengelola museum lukisan yang keberadaannya bertebaran di berbagai pelosok di kota wisata kelas dunia tersebut.
Sepulang dari study tour, para mahasiswa memperoleh pengetahuan luar biasa yang tidak didapat di ruang kelas kuliah. Memperoleh pengatahuan langsung dari kehidupan nyata dari dunia seni. Semua perjalanan studi wisata tersebut memberi gambaran tentang bagaimana seharusnya menjadi pelukis profesional.
Sosok Nyoman Gunarso yang kreatif dan produktif berkarya. Aktif pameran lukisan keliling kota-kota besar dunia. Memiliki beberapa galeri dan museum, menginspirasi para mahasiswanya.
Selain Nyoman, dosen yang penuh inspirasi adalah Agus Kamal. Penghargaan seninya sangat banyak. Dia telah menerima anugerah seni tingkat nasional, regional, hingga internasional sejak masih studi hingga berkarya secara profesional. Lukisannya ada yang dikoleksi museum seni terkemuka dunia.
Selain Nyoman Gunarso dan Agus Kamal ada dosen lain yang juga sangat inspiratif. Diantaranya Widayat, Agus Burhan, Sudarisman, Aming Prayitno, Suwaji, Wardoyo, Titoes Libert, Alexander Luthfi, Hening Swasono, Effendi, dan Subroto. Selama penulis kuliah di ISI Yogyakarta. Bisa dikatakan para dosen adalah role model yang baik bagi para mahasiswanya. Mereka para pengajar sekaligus pemberi inspirasi. Para alumninya selalu terpicu untuk melakukan hal-hal yang besar atau setidaknya sesuatu yang berarti dan bernilai dalam kehidupan.
Penulis dosen pendidikan senirupa FBS Unimed dan Pengelola Pusat Dokumentasi Senirupa Sumatera Utara.