PENAMPILAN Barasuara dan NTRL berhasil memuaskan penonton dengan performance apik di hari ketiga Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Minggu (19/3).
Sebelum Barasuara dan NTRL tampil, para penonton lebih dahulu dihibur penampilan delapan grup band indie Kota Medan. Di antaranya, Hello Benji, Raung, Pargochy, Liberty Gong, Vintage Glasses, Selat Malaka, Fayo dan Muntah Kawat. Lantunan-lantunan lagu yang mereka bawakan menemani penonton selama kurang lebih dua jam sejak pukul 19.00 WIB bersamaan dengan pintu masuk konser gelaran itu dibuka.
Saat waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB, konser pun dimulai. Seluruh lampu panggung padam. Sesaat kemudian, sesosok pria mengenakan batik coklat dan celana abu-abu tua tampak memetik gitar dan berjalan menuju stand-micnya. Grup musik yang terbentuk sejak 2012, Barasuara, kemudian memenuhi panggung dengan posisi masing-masing. Lagu pembuka ‘Api dan Lentera’ berhasil menarik seluruh perhatian penonton.
Suasana semakin syahdu saat Iga Massardi dan kawan-kawan membawakan Tarintih malam itu. Penonton pun terdengar ikut melantunkan tembang tersebut bersama-sama. Sekalipun sangat minim, Iga Massardi (gitar dan vokal), Marco (drum), Gerald (bass), TJ (gitar), Asteriska dan Puti Chitara (backing vokal) juga terlihat bertegur sapa bahkan canda dengan penonton.
“Terima kasih Medan, terima kasih sudah datang dan menyaksikan kami di PRSU,” sapa Iga kepada para penonton.
Sang basis, Gerald pun seakan tak mau kalah dengan rekannya. Dengan spontan, ia melempar teriakannya kepada penonton.
“Woi Medan. Sudah siap digoyang malam ini?,” tegur Gerald yang tampak rapi mengenakan kaus merah dipadu celana jeans dan sneakers merah.
Sebelum mengakhiri penampilannya malam itu, Barasuara sukses mengundang kejutan-kejutan kecil di setiap lagu yang mereka bawakan. Seperti pada saat melagukan Sendu Melagu misalnya, Asteriska tiba-tiba saja berjalan menuju ujung panggung dan duduk sembari melihat penonton dari jarak yang lebih dekat. Lagu Bahas Bahasa pun jadi penutup penampilan mereka.
Kemudian konser pun terhenti sejenak saat jam menunjukkan pukul 22.37 WIB. Semua kembali sama saat pertama kali Barasuara tampil, kecuali seluruh penonton semakin merapatkan barisan depan menanti bintang selanjutnya bernyanyi.
NTRL pun naik ke atas panggung dan memuaskan kerinduan seluruh penggemarnya yang menonton malam itu. Teriakan dan tepukan riuh penonton seketika ‘pecah’ memenuhi arena panggung utama PRSU. Lagu pembuka berjudul Sakit Jiwa dilantunkan band yang terbentuk sejak 1991 itu. Namun sayang, semangat lebih yang dimiliki penonton malam itu berlebihan jumlahnya. Hal itu memicu pertengkaran yang sempat mengundang perhatian seluruh petugas keamanan, termasuk salah satu anggota NTRL, Bagus.
“Teman-teman, kita bisa tertib dan aman kan? Mau dilanjutkan tidak konsernya? Kalau mau, tolong jangan bertengkar ya,” ungkapnya.
Lagu selanjutnya berjudul Sorry kemudian terdengar dan seluruh penonton spontan ikut bernyanyi bersama. Tidak jarang, sesekali penonton yang terlalu bersemangat duduk di atas batas pagar yang telah dibuat. Alasannya sederhana, untuk melihat dan menikmati lagu bersama sang bintang alternative rock itu lebih dekat.
Last Child
Di sela-sela konser, sang Promotor, Sofyan Sauri didampingi Program Director Mr Pay dan Media Event Diurnanta Qelanaputra menyebutkan, PRSU masih akan menampilkan banyak grup musik papan atas lainnya. Pada Jumat (24/3) mendatang, grup musik Last Child akan tampil menghibur para Last Friends (sebutan untuk penggemar). Grup musik beranggotakan empat orang dan dibentuk 2006 itu akan menghibur penonton maupun penggemar melalui lagu-lagu hitsnya, seperti Diary Depresiku, Pedih dan Kembali. (tiwi)