45 Tahun Harian Analisa

Membangkitkan Partisipasi Penulis

Oleh: Jannerson Girsang

PADA usianya ke 45, 23 Ma­­ret 2017 Harian Analisa te­lah mampu menempat­kan dirinya se­ba­gai media cetak yang pa­ling banyak me­nyediakan ruang ber­karya bagi para pe­nulis di dae­rah ini, de­mikian juga apre­siasinya bagi para pe­nulis. Berbagai ru­brik yang di­ta­warkan kepada para pe­nu­lis telah mampu mem­bangkitkan parti­si­pasi penulis ma­syarakat di daerah ini.   

Di ulang tahun ke-45 ini, dengan mot­tonya “Membangkitkan Partisi­pasi Rak­yat dalam Pembangunan”, harian yang di­dirikan pada 23 Maret 1972 ini telah ber­peran dalam menyediakan sarana pem­ba­ngunan sumberdaya manusia me­la­lui ketrampilan menulis.

Pembangkit Partisipasi Menulis

Terbit rata-rata 32 halaman setiap ha­rinya, dengan menawarkan berba­gai ru­brik bagi penulis di luar wartawannya, Ha­rian Analisa men­jadi lahan subur bagi para penulis daerah ini (tentunya juga dae­rah lain) untuk mengeks­presikan piki­ran-pikirannya dibaca khalayak, serta mem­buka lebar kariernya menjadi pe­nulis.

Tidak berlebihan kalau saat ini harian Analisa saya sebut sebagai media pem­ber­daya  penulis. Pem­bangkit partisipasi me­nulis masyarakat.  “Harian Analisa  satu-satunya surat kabar di Indonesia de­ngan jumlah terbitan tulisan opini pa­ling banyak, lima opini perhari, ke­cuali ming­gu. Tidak hanya menyedia­kan ru­brik opini, surat kabar ini juga me­nye­dia­kan banyak rubrik lainnya se­perti Bu­daya, Cerpen, Kesehatan, Puisi, Ling­ku­ngan, Mimbar Islam, Remaja, Ta­man Riang, Humor, Resensi, dan lain-lain yang akan menerbitkan tulisan pada hari-hari yang sudah ditentukan” (Arif M Suhada, Opini Analisa, 3 Pebruari 2016).

Harian ini telah menjadi ruang kelas gratis bagi banyak penulis untuk belajar. Artikel-artikel yang ditulis di rubrik opini telah mampu menginspirasi para penulis pemula bergairah memulai menulis. Tidak sedikit penulis mengaku belajar dari para penulis Analisa, seperti terung­kap dalam beberapa artikel yang pernah te­rbit di harian ini. Para penulis di harian ini saling menginspirasi penulis lain un­tuk menulis.

Harian ini telah mencetak para pe­nulis-penulis baru setiap tahun. Selama se­puluh tahun mengisi rubrik opini dan ru­brik-rubrik lain, saya mengamati begitu banyak penulis-penulis kaum kaum muda baru muncul di belakang saya. Saya sebut saja misalnya Eka Azwin Lubis, Roy Martin Simamora, Freddy Nababan, Ma­runtung Sihombing, Jhon Rivel Purba, Riduan Situmorang Arif Suhada, serta banyak lagi penulis-penulis muda yang cu­kup kreatif dan produktif.

Pengalaman Menulis di Harian Analisa

Sejak 2007, sepuluh tahun yang lalu, saya mulai menulis di Harian Analisa. Sejak mengirim­kan artikel pertama di harian ini, hingga minggu lalu, saya masih te­rus mengirimkan artikel-artikel untuk di­muat di harian.

Apa kebanggaan menulis di harian Analisa?

Pertama, harian Analisa cetak m­e­miliki oplah yang cukup besar. Harian ini menghantar kita ke ribuan orang me­ma­suki ruang baca, meja makan, kedai kopi, atau restoran. Sebuah artikel yang di­muat di harian ini bisa dinikmati pu­luhan ribu orang dalam bentuk cetak.

Kedua, harian ini tidak saja dibaca m­elalui media cetak, tetapi juga media online yang bisa diakses oleh media atau in­dividu kapan, dan dimana  saja. Jang­kauan­nya yang luas mencapai para pem­baca seluruh penjuru dunia ini. Pembaca artikel yang kita tulis di harian ini tidak hanya dibaca melalui surat kabar cetak, tetapi juga para pembaca secara online, maupun e-paper.   

Ketiga, hingga sekarang, Analisa mem­­be­rikan pelayanan yang terbaik, baik dari sisi penghargaan material, mau­pun pro­sedur pembayaran honor, diban­ding be­berapa media tertian Medan di­mana saya pernah menulis. Setelah artikel kita di­muat, bagi penduduk Medan me­mang ma­sih harus mengambil sendiri ho­nornya ke kantor harian ini. Tetapi, pe­layanannya sa­ngat memuaskan. Dua orang pegawai yang ramah di lantai atas untuk adminis­tra­si dan satu orang pria yang sangat ra­mah di lantai bawah untuk pem­bayaran. Da­lam hitungan menit semuanya sudah “beres”

Keempat, menulis di harian Analisa kita serasa masuk dalam sebuah komuni­tas. Tidak hanya menikmati  penghargaan be­rupa honor atau penghargaan masya­ra­kat. Para penulis artikel di harian Ana­li­sa se­bagian telah bergabung dalam akun Pe­nulis Analisa. Sebuah akun Pe­nu­­lis Ana­lisa sudah dibangun secara vo­lun­tir oleh Penulis Analisa sejak beberapa ta­hun lalu.

Harian Analisa telah memper­kenalkan saya dengan beberapa penulis beken dan krea­tif seperti Prof Dr Posman Sibuea, Prof Dr Albiner Siagian, Dr Janpatar Si­­ma­mora, SH, Liven Riawaty dan ba­nyak lagi yang tidak dapat saya sebut satu per satu. Melalui akun ini para Pe­nulis Analisa dapat berhubungan satu sama lain, saling mengingatkan, melan­car­kan kritik, mengontrol khususnya para pla­giat yang me­masukkan artikelnya dan dimuat di harian ini.

Menggagas Produksi Buku

Mengingat produksi buku yang masih sa­ngat rendah di daerah ini, maka ke de­pan Harian Ana­lisa sudah saatnya me­mi­kirkan program menerbitkan buku-buku dari  artikel artikel yang pernah di­muat baik itu opini, cerpen, puisi men­jadi sebuah buku.

Hal ini tentu sebuah bisnis yang me­narik ke depan, sekaligus mendoku­men­tasi­kan pemikiran-pemikiran yang per­nah dimuat di harian ini dan dapat di­baca kembali oleh masyarakat luas. Se­leksi tulisan-tulisan untuk dijadikan bahan pembuatan buku dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Misalnya mengadalan lomba penuli­san dalam bidang tertentu. Pemenangnya akan menjadi bahan bahan dalam buku terse­but. Bisa juga dengan mengun­dang para ahli di bidangnya memilih artikel-ar­tikel, cerpen atau puisi yang berkua­litas dan dibukukan.

Beberapa artikel yang pernah dimuat di Harian Analisa ternyata menarik bagi pihak lain untuk menerbitkannya kembali ke dalam sebuah buku.  Banyak karya-ka­rya penulis yang pernah dimuat di ha­rian ini menjadi bahan penulisan buku oleh pihak lain. Artikel saya adalah salah satu. Artikel saya berjudul Kampanye Mi­nat Baca: Meneladani Minat Baca Para Pemimpin yang dimuat di rubrik Opini pada 21 Januari 2011 menjadi salah satu bahan buku yang diterbitkan oleh Penerbit Obor (2016) berjudul Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya.

Dirgahayu 45 Tahun Analisa

23 Maret 2017, Harian Analisa akan ge­nap berusia 45 tahun. Harapan para pe­nulis di daerah ini kiranya harian ini tetap menja­lankan kebijakan yang member ruang yang luas bagi para penulis un­tuk tetap berkarya.

Keterlibatan banyaknya penulis mengisi konten harian ini tidak saja turut me­ningkatkan partisipasi masyarakat pe­nulis dalam ber­karya, tetapi akan menam­bah rasa cinta dari para rekan-rekan, ke­luarga penulis akan harian ini.

Terus terang, Harian Analisa kini telah menjadi kompetisi rebutan mengisi konten yang terbuka di beberapa rubrik bagi para penulis di Sumatera Utara, dan bahkan bagi penulis di daerah lain. Sebagai bukti bahwa harian ini mampu menarik partisipasi masyarakat menulis.

Kami para penulis mendoakan semoga Harian Analisa terus eksis dan berkem­bang, sehingga mampu untuk mampu men­jalankan mot­tonya “Membangkitkan Partisi­pasi Rakyat dalam Pemba­ngunan”, khu­susnya membang­kitkan parti­sipasi masyarakat dalam menulis dan member­dayakan penulis yang sudah berkiprah mengisi berbagai rubrik di harian ini.

Dirgahayu Analisa ke-45. Jayalah Analisa, koran kebanggaan masyarakat Sumut!***

Penulis adalah pengamat sosial dan penulis biografi/otobiografi, tinggal di Medan.

()

Baca Juga

Rekomendasi