Eksistensi Pos Indonesia di Era Layanan Jasa Online

Oleh: Suadi.

Kiprah jasa pengiriman pos sudah terekam sejak lama. Ia menjadi tumpuan masyarakat untuk mengirim surat me­nyurat (korespondensi), dokumen penting maupun hanya seka­dar surat cinta, mengirim barang dan jasa (logistik) maupun mengirim­kan sejumlah uang (wesel). Kini, peru­sahaan baru yang bergerak dalam bidang layanan jasa pengiri­man semakin banyak bermunculan. Bahkan, sebagian besar sudah mene­rapkan layanan online untuk meng­gaet lebih banyak pelang­gan. Terle­bih perkiraan potensi biaya logistik produk domestik bruto Indonesia mencapai Rp 2.800 triliun. Tentu potensi sebesar itu menjadi magnet bagi perusahaan layanan jasa kurir dan pengiriman.

Layanan pos terus bertransformasi seiring perkembangan zaman. Kini, pengiriman surat menyurat model tradisional baik surat cinta maupun surat korespondensi sudah digantikan dengan kecanggihan teknologi infor­masi berupa telepon dan sms serta media sosial internet. Namun, dalam hal pengiriman barang dan jasa, masih membutuhkan teknologi ma­nual karena mustahil barang logistik bisa ditransfer melalui pesan sms, chat, media sosial, telepon atau internet. Di sinilah PT Pos Indonesia unjuk gigi bersaing dengan layanan jasa pengiriman logistik lainnya yang konon memaksimalkan kecanggihan internet (online) untuk menjaring pelanggan.

Apakah PT Pos Indonesia sang­gup bersaing di era serba online ini atau tinggal nama nostalgia yang per­nah berjasa melayani jasa pengiri­man surat cinta di zaman dahulu?

Era layanan jasa online

Peran pos sangat besar dalam seja­rah umat manusia. Dengan adanya jasa pos, manusia satu dapat berko­munikasi dengan ma­nu­sia lainnya lewat surat menyurat walau terpisah jarak ribu­an kilometer dan menye­berangi lautan luas. Dengan adanya pos dan layanan sejenis seperti jasa kurir dan logistik, pengi­riman ba­rang-barang baik hasil kera­jinan tangan, industri, souvenir hingga pa­ling remeh temeh seperti kado dapat sampai ke alamat orang yang dituju. Dengan pos pula maha­siswa atau sanak famili dan kolega yang butuh uang atau memin­jam uang dapat berkirim uang lewat wesel. Pos adalah layanan luar biasa yang mempermudah urusan manusia mes­ki­pun alamat orang yang akan dikiri­mi berada nun jauh di luar negeri.

Di era online, layanan jasa pengiri­man terbagi menjadi dua kutub: kutub konvensional seperti Pos Indo­nesia, TIKI, JNE, Wahana dan lain-lain dan kutub online seperti GoJek, Ojek­Kargo, TopJek, Grab­Express, dan lain-lain. Meskipun kutub kon­ven­sional kini juga meram­bah online seperti aplikasi Pos Indo­nesia di Android dan smart­phone ser­ta di­leng­kapi pelacak kiriman paket (tra­cking), namun terdapat per­bedaan mencolok antara yang berba­sis kon­vensional dan yang berbasis online.

Layanan konvensional melayani banyak kota namun waktu tempuh paket kiriman lama. Paling cepat tiga hari via express dengan biaya dua kali lipat. Sementara yang berbasis online paket kiriman dengan cepat dapat sampai tujuan dan pelanggan tidak perlu datang ke kantor atau gerai jasa layanan, cukup klik tombol aplikasi layanan tertentu misalnya GoJek, maka petugas GoJek datang sendiri ke rumah dan mengantarkan dengan cepat ke alamat tujuan.

Untuk pengiriman jarak jauh, mungkin jasa layanan berbasis online terbatas dan tidak bisa merambah hingga ke desa-desa. Karena rata-rata layanan berbasis online hanya terse­dia di kota-kota besar. Namun untuk layanan jarak jauh dan daerah ter­pencil, mungkin layanan jasa kon­ven­sional menjadi pilihan. Na­mun seiring waktu, layanan konvensional yang didirikan swasta lebih banyak digunakan oleh masyarakat luas karena selain barang cepat sampai, biaya pengiriman terjangkau dan lebih mudah mengirimkan banyak gerai dibuka di dekat tempat tinggal si pengirim.

Hal-hal tersebut menjadi tanta­ngan Pos Indonesia yang sudah lama malang melintang di dunia jasa pengiriman. Bukan mus­ta­hil, dengan menyesuaikan perubahan zaman ke depannya Pos Indonesia juga mem­buka rute berbasis online yang be­kerja mirip GoJek untuk memak­simalkan pelanggan di kota-kota be­sar dengan jangkauan jarak dekat dan waktu antar yang sing­kat dan mela­yani jasa pengiriman via online dengan mengirim petugas datang langsung ke rumah pelanggan yang akan mengirimkan paket se­hingga pelanggan tidak perlu repot-repot datang ke kantor pos atau gerai untuk mengirimkan paket.

Meskipun PT Pos Indonesia bu­kan lagi pemain tunggal dan sudah tidak mendominasi layanan jasa pengiriman tanah air, namun Pos Indonesia sudah banyak berbenah menyesuaikan zaman seperti layanan berbasis aplikasi online, memiliki kantor cabang di berbagai kota de­ngan 4000 kantor pos di seluruh tanah air dan didukung 30.000 karya­wan dan kemajuan volume pengiri­man fantantis dengan laba bersih Rp 110 miliar dari total pendapatan Rp 2,1 triliun pada 2014.

Nostalgia pos

Merunut sejarah pos dunia, perta­ma kali sistem pos pengi­rim­an dokumen menggunakan jasa kurir diterapkan di Mesir pada 2400 sebelum masehi (SM) di zaman Fir'aun. Kemudian diikuti Persia pada 550 SM, India 322 SM, dan Roma 62 Masehi. Di Indonesia, pos pertama kali dibangun oleh Belanda pada 1905 dengan nama Post, Tele­graph and Telephone Service. Ba­nyak nostalgia dan cerita sastra yang terekam dalam novel, roman, puisi dan literatur lainnya yang berkaitan dengan jasa pengiriman pos terutama pengiriman surat cinta dan surat dokumen.

Meskipun kini surat menyurat baik untuk keperluan kores­pondensi maupun surat cinta sudah sangat jarang - bila tidak dikatakan punah - namun kiprah jasa layanan pengiri­man pos tercatat dalam sejarah. Mungkin film Book of Love atau Finding Mr. Right 2 (2016) sedikit banyak dapat menggambar­kan ko­mu­nikasi antar dua insan lewat surat menyurat meskipun terpisahkan lautan dan benua berbeda. Dalam film tersebut yang dibintangi oleh Tang Wei dan Wu Xiubo menggam­bar­kan komunikasi jarak jauh antara Jio Ye (Tang Wei) di Macau, Tiong­kok dengan Daniel Lu (Wu Xiubo) di Los Angeles, Amerika Serikat.

Akhirul kalam, semoga Pos Indo­ne­sia jaya selalu dan men­ja­di kebang­gaan masyarakat Indonesia!***

* Penulis adalah alumnus S1 UMSU 2013 dan S2 UNNES 2016.

()

Baca Juga

Rekomendasi