Arahan Menteri SDM Ignasius Jonan:

PLTGU-PLTU Belawan Beli Gas dari Sumut

Medan, (Analisa). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengarahkan agar Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Belawan, tidak lagi mengambil gas dari PT Arun Aceh sebagai bahan dasar listrik, tetapi membeli gas di Sumut saja.

Hal ini untuk memangkas biaya distribusi, agar lebih murah untuk bahan pembangkit listrik. 

Dengan harapan PT PLN menjual listrik kepada pelanggan dengan harga murah, sehingga terjangkau rakyat. 

Demikian Menteri ESDM Ignasius Jonan kepada “Analisa” ketika ditemui di sela-sela peninjauan PLTGU dan PLTU Belawan, Jumat (31/3).

Dalam kunjungan itu rombongan menteri didampingi Direktur Regional Sumatera PT PLN Amir Rosyidin bersama Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto, Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu, Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba, pimpinan PGN, Pertagas dan lainnya.

Lebih lanjut dikatakannya, harga gas untuk industri per-1 Februari 2017 ditetapkan 9,95 dolar AS perMMBTU. Namun, sampai pertengahan Maret 2017 ini, tidak berjalan.

Karenanya, rencananya 1 April (besok) akan dilaksanakan lagi kesepakatan penurunan gas antara PGN, Pertagas dan kementerian, menurunkan biaya transmisi distribusi sampai di plane gate pelanggan 9,95 dolar MMBTU.

Lebih lanjut dikatakannya, sesuai arahan Presiden, produksi gas nasional diutamakan, untuk pasokan energi primer bagi kelistrikan nasional.

Harga Wajar

“Dengan penurunan harga tadi, kami minta harga wajar saja ditagihkan ke PLN sebab harganya pasti turun 5-10 persen,” tegasnya. 

Menteri juga berharap ke depannya, dengan bahan dasar murah, akan berdiri pembangkit listrik lainnya. 

“Dengan semakin banyak pembangkit mudah-mudahan harga listrik, akan lebih  terjangkau,” tegasnya.

Ignasius Jonan, mengunjungi PLTGU dan PLTU Belawan karena kedua pembangkit ini merupakan pemasok 25 persen listrik di Sumut yakni sebesar 720 MW.

Dengan kapasitas total dari kedua pembangkit mencapai 720 MW itu, menjadikan Belawan penting guna menjamin keandalan pasokan gas.

Perlu diketahui, sejak dibangun 25 tahun lalu, hingga kini kemampuan PLTGU Belawan, masih prima dan efisien. 

Awalnya pembangkit ini menggunakan bahan bakar solar, namun sejak Maret 2015 telah berhasil menggunakan bahan bakar gas (BBG), dari gas LNG eks Lapangan Tangguh Papua yang kemudian diproses regasifikasi, di Terminal LNG Arun lalu disalurkan melalui pipa gas sepanjang lebih dari 300 km ke Belawan.

Turunkan Biaya Pokok

"Penggunaan gas tersebut membantu, menurunkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit dari sekitar Rp2926/kWh (2014) menjadi Rp1255/kWh (2017). Guna mendukung upaya penurunan BPP sistem kelistrikan Regional Sumatera lebih rendah lagi, PLN akan terus mencari peluang agar BPP pembangkit di Pusat Listrik Belawan bisa lebih efisien,” tukas Direktur Bisnis Regional Sumatera Amir Rosyidin.

Menurutnya, dukungan pemerintah dalam pengaturan harga gas domestik dan biaya infrastrukturnya, sangat membantu dalam mengefisienkan biaya pembangkitan listrik di Belawan. 

Ia mengatakan pemanfaatan gas untuk kelistrikan akan terus dimaksimalkan pada tahun ini dan tahun berikutnya. 

Saat ini pemanfaatan sekitar 95 mmscfd dan di akhir 2017 akan naik menjadi 137 mmscfd setelah Pembangkit MPP Paya Pasir (75 MW) serta PLTG GT 1,2 Belawan beroperasi dengan gas.

Dalam kesempatan itu Amir menilai pada 2018, pemanfaatan gas juga akan naik menjadi 197 mmscfd seiring dengan beroperasinya MVPP (Marine Vessel Power Plant) 240 MW dengan BBG.

Menurutnya, pasokan tersebut akan meningkatkan efisiensi PLN dalam mengurangi bahan bakar minyak (BBM) yang sebelumnya digunakan untuk mengoperasikan pembangkit di Pusat Listrik Belawan. 

"Tambahan porsi gas untuk bahan bakar pembangkit ini akan memperkuat pasokan listrik khususnya ke Sumatera bagian Utara,” tukasnya.

Beban Puncak

Dikatakannya, pada periode awal 2017 ini, beban puncak di sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), mencapai sekitar 1950 MW untuk memperkuat sistem kelistrikan di region ini.

Target awal semester II tahun 2017, akan masuk pembangkit baru yakni PLTP Sarulla 2 (100 MW), serta MVPP Belawan 240 MW. 

Selain itu akan dilakukan pula transfer listrik, dari Sumatera Selatan via tol listrik 275 kV sebesar 200 MW.

"Kami yakin reserve margin di Sumatera Utara pada akhir 2017 mencapai sekitar 20 persen," jelasnya.

Pihaknya menargetkan pada tahun 2019, reserve margin mencapai angka ideal sekitar 30 persen, seiring beroperasinya PLTU Pangkalan Susu 3 dan 4 dengan kapasitas 2 x 200 MW. 

"Masuknya Pembangkit Panas Bumi dan Batubara diharapkan dapat membantu menurunkan BPP di sistem kelistrikan Sumatera," tegasnya.

Jonan sendiri baru tiba di PLTGU Sicanang Belawan sekitar pukul 16.30 WIB. 

Setelah mendengarkan paparan singkat mengenai sistem kelistrikan di Sumut, serta distribusi gas untuk pembangkit. 

Lalu Jonan melanjutkan rapat tertutup di Lantai 2 Kantor PLTGU Sicanang, Belawan bersama jajaran direksi Pertamina, PLN, PGN dan Pertagas. (aru)

()

Baca Juga

Rekomendasi