Oleh: Sari Ramadhani.
SIAPA tidak kenal batu akik (gemstone) idocrase? Batu ini begitu banyak tersebar di wilayah nusantara. Apalagi di Pulau Sumatera. Masyarakat sudah tidak asing lagi dengan jenis ini. Sejak booming beberapa tahun terakhir, akik hijau itu sempat menjadi primadona di kalangan kolektor.
Namun, tampaknya pesona idocrase lokal mulai tergeser. Kini di tengah pasaran gemstone banyak ditemui jenis mineral yang sama dan berasal dari luar negeri. Idocrase Pakistan namanya. Sesuai nama, akik ini memang didatangkan langsung dari negeri di dekat India sana.
Pesona idocrase Pakistan makin terkenal saban hari. Banyak pula kolektor beralih mengoleksi dan membeli batu akik ini. Soal kualitas, batu yang mirip giok namun bertekstur lumut itu juga tidak kalah dengan yang sebelumnya sangat terkenal dari Sumatera.
Salah seorang kolektor, Juliandi kepada Analisa (Kamis (13/4) menyebutkan, kini idocrase Pakistan memang jauh lebih terkenal daripada idocrase lokal. Bahkan menurutnya, hampir 90 persen batu idocrase yang tersebar di seluruh Indonesia berasal dari kawasan Asia Barat.
Warga Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang itu menuturkan, kualitas kebeningan pada idocrase Pakistan juga tidak bisa dianggap remeh. Bahkan sebagian besar idocrase lokal kalah saing dalam hal bening dan kristal.
"Saat ini, idocrase Pakistan jauh lebih terkenal di Indonesia. Ternyata kualitas kebeningan kristalnya pun lebih baik dari lokal punya," ucap pria dengan satu anak itu.
Pasaran penjualan idocrase Pakistan segmennya juga semakin selektif. Dengan kualitas lebih baik dari yang dimiliki lokal, harganya bisa dibilang cukup terjangkau.
Kualitas
Tidak rugi jika kolektor membeli batu idocrase Pakistan. Penjualan batu ini tergantung dimensi ukuran dan kualitas kejernihan. Untuk ukuran kecil biasa dibanderol dengan harga Rp100 ribu. Untuk ukuran agak lebih besar Rp500 ribuan ke atas.
Idocrase Pakistan dengan kualitas kontes, sambungnya, bisa dihargai Rp2 jutaan. Apalagi kalau batu itu sudah menjadi pemenang kontes bisa mencapai Rp10 juta bahkan lebih. "Kalau saya lihat, untuk saat ini pasar idocrase di Indonesia memang didominasi dari Pakistan. Hampir 90 persen yang sudah beredar kebanyakan dari sana malah. Saya jamin," kata pria 38 tahun itu.
Dengan kualitas lebih baik namun dijual dengan harga terjangkau, menurutnya bisnis akik Pakistan ini jauh lebih menguntungkan para pedagang gemstone. Dengan harga sedikit miring, batu ini pasti akan terus dicari pecinta batu.
Perbedaan dengan batu akik lokal juga cukup mencolok. Untuk idocrase di Indonesia, fenomena dalam batunya terkesan kurang bening dan ada bercak seperti asap. Sedangkan Pakistan jauh lebih bening dan kristal. Karakter lumutnya juga jauh berbeda.
Idocrase lokal yang umumnya terdiri dari batu bio solar, solar, lumut aceh totol, lumut selendang, polos/pupis, lumut totol gerimis, icejade, sungai dareh, kumbang jati, dan green apple masih termasuk lumut kasar. Berbagai jenis batu ini banyak dotemukan di Aceh dan Sumatera Barat.
"Idocrase lokal yang terkenal memang dari Aceh. Tapi rata-rata karakter lumutnya kasar. Kalau karakter lumut Pakistan jauh lebih halus," terang lelaki yang juga berprofesi sebagai montir lepas itu.
Untuk warna, idocrase Pakistan juga lebih memiliki banyak variasi. Di antaranya, cokelat, warna seperti solar, kopi, hijau terang (stabilo), putih kehijauan seperti air tebu dan hijau kecokelatan gradasi kuning kemerahan. "Lebih banyak kandungan mineral idocrase Pakistan. Dengan mineral dasarnya air dan garam," pungkasnya.