Oleh: Ilham Gea, SPdI, MPd
SESUNGGUHNYA ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Tidak satupun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut. Namun tidak sedikit manusia yang merasa berat untuk menghadapinya ketika Allah memberikan ujian dan cobaan tersebut, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ dan istiqamah, yaitu tentang sabar dan shalat. Dalam Alquran dijelaskan bahwa sabar dan shalat itu berat untuk dilaksanakan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari kecuali bagi orang-orang yang hidupnya khusyu’. Sebagaimana yang di Firman Allah SWT dalam Alquran sebagai berikut :
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.” (Q.S. Al-Baqarah : 45)
Dari ayat di atas Allah telah menjelaskan bahwa orang-orang yang khusyu’ itu adalah orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan kembali menghadap Allah SWT dan ketika itu mereka akan mempertanggung jawab amal perbuatannya selama hidup didunia. Sebagaimana Firman Allah SWT : “(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S Al-Baqarah: 46)
Sabar berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya. Itulah pengertian sabar yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Dan sabar ini tidak identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk tidak bersikap berlebihan, atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang mampu juga merupakan bagian dari sabar. Sabar harus kita terapkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam kemudahaan dan kesenangan juga kita harus tetap menjadikan sabar sebagai aspek kehidupan kita.
Maka dalam hal ini, Al Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menjelaskan bahwa sabar itu menjadi tiga bagian, yaitu :
Yang pertama adalah Asshabru ‘alaa maa amarallahu bihi , yaitu bahwa hendaklah kita sabar dalam melaksanakan perintah Allah. Dalam hal ini bahwa setiap yang diperintahkan allah kepada hambanya yang beriman, maka hamba tersebut dalam melaksanakan perintah allah harus benar-benar sabar dalam melaksanakannya baik di waktu susah maupun di waktu lapang.
Yang kedua adalah “ Asshabru ‘alaa ma nahallallahu bihi” yaitu hendaklah kita sabar ketika Allah SWT memerintahkan kita untuk menjauhi yang dilarang-Nya.
Yang ketiga adalah “ Asshabru ‘alaa maa qaddarallahu bihi “ yaitu hendaklah kita sabar atas segala sesuatu yang menimpa diri kita. Dengan mendapatkan ujian dari Allah harus kita hadapi dengan penuh kesabaran, karena setiap musibah yang menimpa kita adalah sebuah kenyataan yang harus diterima dengan lapang dada sebagai bentuk pengabdian kita kepada yang maha pencipta. Sebagai contoh, Jika ada salah satu dari kita ditakdirkan dengan kondisi fisik yang kurang, maka kita juga harus tetap bersabar. Karena bersabar dengan ketentuan Allah SWT merupakan salah satu dari macam sabar. Dan balasan lain dari sabar kita itu adalah surga. Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT berfirman“Jika hambaku diuji dengan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya dengan surga” (HR. Bukhori).
Sabar itu bukan dalam arti berdiam diri, tetapi sabar harus tetap bergerak, berusaha dan beramal untuk melaksanakan segala yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah serta menerima apa yang telah ditentukan dan ditakdirkan oleh Allah. Bekerja mencari nafkah dengan bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugrahkan oleh allah juga merupakan wujud dari kesabaran itu sendiri.
Dari penjelasan di atas, maka marilah kita berusaha sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam menghadapi kesedihan, sabar dalam menghadapi kekecewaan, sabar dalam menghadapi kesakitan serta sabar dalam menghadapi ujian hidup. Memang benar sabar itu susah, sakit ,capek, serta bikin stres. Akan tetapi jika kita mampu melewatinya, maka sabar itu akan menjadi sebuah keindahan pada waktunya.
Sedangkan shalat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam, yang mengaku beriman kepada Allah dan mengakui bahwa Muhammad adalah Rasulullah. shalat berasal dari bahasa Arab yang artinya : doa. Sedangkan menurut istilah shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Praktik shalat harus sesuai dengan tata cara yang diajarkan Rasulullah Saw di dalam haditsnya. Rasulullah Saw bersabda. Shalatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat aku mempraktikkannya. (HR Bukhari-Muslim).
Salat merupakan kewajiban pokok, karena Rasulullah Saw menyatakan bahwa siapa yang baik shalatnya, maka baik seluruh amalnya. Jadi salat merupakan penilaian pokok dari Allah, sebab shalat merupakan komunikasi antara hamba dengan Allah. Shalat merupakan tiang agama yang di dalamnya terdapat doa. Maka seseorang yang dalam hidupnya melakukan sikap sabar berarti tetap bekerja dan beraktifitas sesuai dengan bidangnya masing-masing sedangkan salat yang dilakukan merupakan bentuk dari pada doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
Hikmah salat
Dalam salat terdapat banyak hikmah-hikmah dan rahasia-rahasia, yang di antaranya sebagai berikut:
1. Menyadarkan manusia tentang hakekat dirinya, yaitu bahwa dirinya adalah seorang hamba yang dikuasai Allah. Selanjutnya, dia akan senantiasa mengingat hakekat tersebut. Yakni, setiap kali dia melupakan hakekat itu dikarenakan oleh kesibukan-kesibukan dunia dan perhubungan-perhubungannya dengan orang lain, maka datanglah shalat mengingatkannya bahwa dia adalah hamba yang dikuasai Allah SWT.
2. Menanamkan dalam jiwa manusia, bahwa tiada yang memberi pertolongan dan kenikmatan yang hakiki kecuali Allah, sekalipun di dunia dia melihat perantara-perantara dan sebab-sebab yang banyak, yang secara lahiriyah kelihatannya merekalah yang memberi pertolongan dan kenikmatan, akan tetapi hakekatnya Allah-lah yang menundukkan mereka seluruhnya bagi manusia.
Jadi, setiap kali manusia lalai dan membiarkan dirinya hanyut bersama perantara-perantara duniawi yang lahiriyah itu, maka datanglah shalat mengingatkannya bahwa Penyebab Yang Hakiki adalah Allah. Dia-lah semata yang memberi pertolongan dan kenikmatan, memberi bahaya dan manfaat, dan Dia pula Yang menghidupkan dan mematikan.
3. Dari salat itu manusia akan memperoleh kesempatan bertaubat di mana ia menyatakan taubatnya atas doa-doa yang telah ia lakukan. Karena setiap saat, siang dan malam, manusia senantiasa berkesempatan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan yang dia sadari ataupun tidak.
Oleh karena itu, sebagai kesimpulannya adalah mari kita jadikan sabar dan salat sebagai penolong dalam menjalankan kehidupan ini. Barang siapa yang melaksanakan sabar dan salat insya Allah hidupnya akan mendapatkan berkah dan keridhaan serta rahmat dari Allah SWT. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang sabar dalam menjalani kehidupan yang fana ini, amin ya rabbal alamin. Wallahu a’alam.