RS USU Sukses Operasi Implan Koklea

Medan, (Analisa). Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU)  berhasil melakukan implan­tasi koklea atau rumah siput yang pertama pada penderita tuli-bisu, Minggu (23/4). Im­plantasi dilakukan selama dua jam terhadap pasien pe­rempuan berusia 2,5 tahun.  Upaya ini sejalan dengan visi RS USU sebagai pusat pe­ngembangan ilmu pengeta­huan dan teknologi kedok­teran di wilayah Indonesia bagian barat 2025.

“Pasien yang mengalami ketulian sejak lahir ini akan dapat mendengar dengan baik sehingga bisa berbicara  normal," tutur Ketua Tim Implan Koklea RS.USU Prof. Del­fitri Munir, SpTHTKL(K) didampingi Direktur Pela­yanan Medik dan Kepera­wa­tan RS. USU, Dr. dr. Naza­ruddin Umar, Sp.An. KNA di RS USU Jalan Dr T Man­syur, Rabu (26/4).

Implantasi koklea, ungkap Delfitri merupakan prosedur penanaman alat bantu dengar yang dilakukan melalui tinda­kan operasi pada tulang temporal.

Operasi ini diperuntuk­kan bagi penderita tuli-bisu yang tidak tertolong dengan pe­makaian alat bantu dengar biasa.

Kerusakan pendenga­ran yang terjadi pada organ te­linga  luar (daun telinga) dan telinga tengah (gendang teli­nga) masih dapat ditolong dengan alat bantu dengar. Se­dangkan kerusakan pada organ telinga dalam (koklea), hanya dapat ditolong dengan implantasi koklea.

Koklea merupakan organ pendengaran yang berfungsi mengirim pesan ke syaraf pendengaran dan otak. Suara ditangkap daun telinga ke­mudian dikirim ke tulang pendengaran dan bergerak menuju koklea. Operasi kok­lea atau rumah siput merupa­kan tindakan menanam elektroda untuk organ pen­dengaran yang berisi saraf-saraf pendengaran yang ter­letak di telinga dalam. “Elek­troda inilah yang menggan­tikan fungsi koklea sebagai organ pendengaran,’’ imbuh Delfitri.

Ia menambahkan, operasi implan koklea sebaiknya di­la­kukan pada usia 1-2 tahun, agar hasil pendengarannya lebih baik.

Karena alat dita­nam, maka gendang telinga tetap utuh dan tidak menim­bulkan reak­si atau efek samping yang mengganggu.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2001, penderita tuli bisu atau gangguan pendengaran sejak lahir di Indonesia berkisar antara 1-3 anak dari 1.000 kelahiran bayi. Sehingga ada 5.000 bayi lahir tuli setiap tahunnya.

Akibat tidak bisa men­dengar, maka bayi terse­but tidak bisa bicara atau bisu. Dengan operasi ini, bayi akan bisa mendengar sehingga bisa bicara dengan baik dan dapat sekolah di sekolah bi­asa.

Implantasi koklea ini melalui beberapa tahapan, seperti seleksi calon pasien, yaitu penentuan terhadap pa­sien apakah layak di­operasi  atau tidak.

Pada tahap ini di­lakukan pemeriksaan menye­lu­ruh meliputi aspek medis, psiko­logis, dan sosial pasien. Se­lain itu, juga dilakukan pe­meriksaan penunjang untuk menilai fungsi pende­ngaran, pemeriksaan radio­logi, la­boratorium serta kon­sultasi dengan disiplin ilmu lain.

Pasien yang sudah diope­ra­si memerlukan waktu se­kira dua hari untuk pemuli­han.

Setelah itu, dilakukan rehabilitasi berupa latihan mendengar dan berbicara.

Pelaksaan operasi ini juga merupakan salah satu dari wujud tekad Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Runtung SH.MHum bah­wa, sarana dan prasarana di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara tak kalah mumpuni. (anty)

()

Baca Juga

Rekomendasi