Ceng Beng 2017 Berakhir

Medan, (Analisa). Ceng Beng  (Sembahyang Leluhur-red) 2017  di kuburan Tionghoa Kompleks Yayasan Budi Luhur Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor telah usai. Kegiatan berlangsung selama 10 hari sejak 25 Maret.

Peziarah yang datang melakukan ritual tahunan bagi warga etnis Tionghoa tersebut  lebih kurang 4.288 keluarga.

“Yayasan Budi Luhur mengapresiasikan kinerja panitia Ceng Beng yang telah bekerja optimal dalam pelaksanaan Ceng Beng 2017 di pekuburan Tionghoa Jalan Stasiun Medan,”  ujar Ketua Yayasan Budi Luhur Harun kepada wartawan,  Rabu (5/4).

Harun yang juga didampingi Lurah Kedai Durian Marwan Purba dan Sekretaris Panitia Ceng Beng Suwandi menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia dan unsur muspika yang sudah bekerja maksimal menyukseskan Ceng Beng tahun ini.

Panitia yang melibatkan unsur muspika di antaranya Kelurahan Kedai Durian Kecamatan Medan Johor, Desa Marindal I Kecamatan Patumbak, Desa Suka Makmur Kecamatan Delitua, Kepolisian Sektor Delitua, Polsekta Patumbak,  Koramil 08/MJ, Koramil 15/DT serta sejumlah perwakilan organisasi kepemudaan.

Kepanitian Ceng Beng 2017 bersama muspika,  tambah harun, telah memberikan pelayanan yang terbaik  terutama dalam mengatur lalu lintas serta kenyamanan untuk melaksanakan sembahyang leluhur.  "Kepolisian juga telah maksimal memberikan keamanan serta mengantisipasi hal-hal yang mengganggu kamtibmas," ujarnya.

Terlebih mengantisipasi dan melakukan  pengamanan terhadap segelintir oknum yang memanfaatkan situasi serta mengatasnamakan panitia menjual tiket sumbangan palsu kepada peziarah.

Pihaknya terus bekerja maksimal hingga berakhirnya pelaksanaan Ceng Beng pada 5 April 2017. Bahkan jumlah peziarah terus meningkat. Puncak kepadatan peziarah terjadi Minggu (2/4). Tampak peziarah berdatangan dari Jakarta dan beberapa provinsi lainnya di Tanah Air. Bahkan ada yang datang dari Hongkong, Singapura dan Malaysia, untuk sembahyang Ceng Beng di makam para leluhur dan orangtuanya.

Terkait keluhan kepala desa dan kelurahan yang sebelumnya sempat kewalahan melayani organisasi kepemudaan pasca Ceng Beng yang meminta imbalan dari pelaksanaan ritual tersebut, tahun ini sudah teratasi. Kalau tahun lalu organisasi kepemudaan setempat mendapat bagian Rp4000/tiket, tahun ini ditambah Rp2000/tiket menjadi Rp6000.

“Penambahan tersebut merupakan kebijakan Ketua Yayasan Budi Luhur yang tidak ingin mendengar keluhan para kepala desa dan lurah pasca Ceng Beng. Kebijakan tersebut, tentunya mendapat dukungan dari muspika setempat yang sudah sama-sama berkomitmen dari rapat persiapan Ceng Beng sebelumnya,” ujar Suwandi.

Dia menjelaskan semua merupakan bentuk kebersamaan dan tanggung jawab muspika setempat yang telah berkomitmen menyukseskan pelaksanaan Ceng Beng 2017, dari awal hingga berakhirnya pada Rabu (5/4). "Mari sama-sama kita berharap agar pelaksanaan Ceng Beng tahun depan juga berjalan lancar dan sukses, demi terciptanya kerukunan antarumat beragama di daerah ini,” tegas Harun. (msm)

()

Baca Juga

Rekomendasi