Sungai Nil, Peradaban, Kesuburan dan Hiburan

SEJAK dahulu, Sungai Nil sudah ter­ke­nal sebagai pusat peradaban manusia. Su­ngai yang membelah sembilan negara di Mesir itu sudah eksis sejak ribuan tahun silam. Bahkan, peradaban besar yaitu pe­radaban Mesir Kuno diwariskan dari wi­layah sepanjang sungai Nill. Sungai ini pun terda­pat dalam kisah Nabi Musa yang dihanyutkan oleh ibunya di Sungai Nill buat menghindari kekejaman Firaun.

Sungai Nili membawa kesu­buran bagi penduduk yang tinggal di wilayah sepan­jang sungai terpanjang di global ini. Tanah­nya fertile dampak lumpur nan tertinggal setelah Sungai Nill banjir. Ter­nyata, lum­pur ini mengandung zat-zat nan bisa me­nyuburkan tanaman sehingga pendudk di daerah sekitar Sungai Nill sudah sangat mahir dalam bidang pertanian.

Sejak ribuan tahun, penduduk di sekitar Su­ngai Nill sudah me­ngenal teknik berco­cok tanam yang baik dengan meman­faat­kan air dari sungai ini. Mereka membangun saluran air dan waduk buat memenuhi kebutuhan air bagi la­han pertanian.

Sungai Nill menghasilkan peradaban Me­sir Kuno yang warisannya masih bisa disaksikan saat ini, yaitu piramida yang dibangun sejak ribuan tahun silam.

Di sepanjang bantaran Sungai Nill ter­ben­tuk kerajaan-kerajaan kecil yang di­sebut nomen. Kemudian, kerajaan-kera­ja­an kecil tersebut menyatu dan mem­ben­tuk ke­rajaan Mesir Hilir dan Mesir Hulu.

Seorang raja bernama Menes kemudian mempersatukan kedua kerajaan itu sehingga terbentuklah kerajaan Mesir. Kerajaan besar ini dipimpin oleh seorang penguasa absolut yang diberi gelar Firaun. Salah satu dari Firaun itulah yang terdapat dalam kisah Nabi Musa.

Terdapat tiga fase kekuasaan di Mesir, yaitu fase kerajaan Mesir Tua, Mesir Te­ngah, dan Mesir Baru. Pada masa kera­jaan Mesir Tua, banyak dibangun piramida sehingga disebut juga masa piramida.

Namun, masa ini kemudian harus be­rakhir sekitar 2500 SM sebab adanya ag­resi dari Asia kecil ke Mesir. Setelah ke­kacauan itu, kerajaan Mesir kembali ter­pecah-pecah. Namun, muncul Sesptrs III yang sukses menyatukan Mesir dan membentuk kerajaan Mesir Tengah.

Raja ini sukses membangun Mesir dan peradabannya dengan memajukan pere­kon­omian Mesir. Bahkan, dia sukses me­luas­kan wilayahnya hingga Eithopia yang saat itu dikenal dengan nama Nubia. Sa­yang­nya, kerajaan Mesir Tengah harus han­cur oleh serbuan bangsa Hyksos seh­ingga kerajaan ini pun kembali hancur.

Bangsa Mesir kembali bangkit dan sa­lah satu pemimpinnya nan bernama Ah­mo­sis I sukses mengusir bangsa Hyksos. Fase ini pun disebut zaman imperium.

Pada masa ini, Mesir sukses meluaskan kembali wilayahnya sampai ke Asia Barat. Bahkan, Mesir mencapai puncak keja­ya­annya pada masa pemerintahan Thutmosis III yang sukses menguasai pulau Kreta dan Sicilia.

Sayangnya, Mesir mengalami kemun­duran pada masa Ramses II hingga ak­hir­nya Mesir dikalahkan dan takluk oleh As­syiria dan menjadi bagian dari kekua­saan imperium Persia.

Lalu, Mesir kembali jatuh ke tangan Ale­xander the Great setelah dia sukses me­ngalahkan Persia. Selanjutnya, Mesir pun di­pimpin oleh keturunan dari Alexan­der the Great hingga akhirnya Mesir berada dalam kekuasaan imperium Romawi.

Terkait

Jika berbicara kota Mesir saat ini, tidak lepas dari perbincangan tentang sungai Nill, Tahrir dan hiburan. Sebab ketiganya saling terkait.

Sungai Nill dan Tahrir sangat dekat se­kali jaraknya. Tahrir menjadi lokasi ber­kumpulnya manusia. Sehingga setiap kali orang ke Tahrir niscaya cukup dekat jarak­nya dengan sungai Nill.

Lalu disebut sebagai hiburan. Karena jika mengunjungi sungai Nill yang berada di dekat Tahrir, ada hiburan sederhana disana. Yaitu, mengelilingi sungai tersebut dengan menggunakan kapal kecil atau sampan. Di dalamnya, ada penari yang bergoyang-goyang.

Namun berbeda halnya ketika masuk di kapal yang besar. Di dalamnya, ada tari perut. Umumnya kapal besar dibuka di ma­lam hari. Bayarannya pun lebih dari 100 dolar sekali masuk.

Jika kapal kecil hanya bero­perasi di siang hingga sore hari. Biayanya pun sa­ngat terjangkau. Orang hanya perlu me­ngeluarkan uang 5 geneh, mata uang mesir. Yang bisa dinikmati adalah, betapa luasnya sungai tersebut diiringi dengan lagu-lagu Mesir dengan penari yang masih berpa­kaian rapi.

Jika orang menyebut Tahrir dan sungai Nill , kabarnya, di atas sungai tersebut terdapat lokalisasi judi. Ada sebuah kapal be­sar yang sengaja diletakkan di atas su­ngai Nill yang dijadikan loka buat berjudi. Ini resmi. Lokalisasi ini,kabarnya, diletak­kan agar masyarakat Mesir tak melakukan perjudian sembarang. Jika ingin berjudi, hanya dilakukan di atas kapal tersebut.

Ada lagi lokasi hiburan yangselalu menjadi wahana hiburan, khususnya ma­hasiswa, ialah Qonatir. Qonatir ialah salah satu desa yang berada diantaran su­ngai Nill dan terdapat bendungan serta monu­men sejarah masa lalu Mesir.

Jika ingin mandi di sungai Nill, maka tak dapat dilakukan di dae­rah tahrir. Jika ingin merasakan dinginnya air sungai nill, umumnya mahasiswa Asia dan wisatawan mandinya di daerah Qonatir. Di Qonatir, mahasiswa mendapatkan banyak sekali hiburan.

Misalnya saja yang punya hobbi me­mancing. Di daerah inilah wisatawan de­ngan bebas meman­cing ikan.

Jika ingin bermain sepeda, di Qonatir ini juga tempatnya. Dan bahkan, jika ingin ber­main kuda, di Qonatir juga ada tem­pat­nya. Perjalanan menuju Qonatir, jika me­mulai perjalanannya dari Tah­rir hanya mem­butuhkan waktu kira-kira setengah jam.

Di Qonatir, dengan menyewa 15 geneh per-sepeda orang dapat setengah hari meng­gunakan sepeda. Kondisi daerah ter­sebut mirip sekali seperti daerah ber­iklim tropis. Banyak pepohonan. Banyak tana­man dan ada pula sawah. Umumnya, ma­hasiswa di Kairo, bila mengunjungi Qo­natir selalu dilakukan di pagi hari. Makan siangnya, jika tak dilakukan di lapangan, biasanya di salah satu pinggir su­ngai nil yang dijadikan lokasi pemandian. (bsc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi