Tersesat Antara Kerinduan

Rindu adalah suatu hal yang terjadi pada manusia. Begitu pula dengan seorang penyair. Dari hal itu penyair akan menumpahkan imaji­nasi- imajinasinya ke dalam larik puisi. Rindu tersebut akan terbagi: rindu kepada Tuhan, rindu kepada orangtua, rindu kepada lawan jenis, rindu kampung halaman dan rindu kepada sahabat atau sesama jenis.

Setiap orang akan merasakan kerinduan yang sama seperti seorang penyair. Terlihat jelas seorang Julaiha S dengan bukunya yang berjudul” Mula- Mula Kita Pergi Selanjutnya Tersesat”yang berisi kurang lebih 92 puisi dengan di dominasi puisi tentang rindu, baik dari imajinasi maupun yang terbawa oleh perasaan.

Hal ini yang menjadikan buku tersebut dimiliki kaum remaja, karena hal seperti itu yang saat ini dipuja puja mereka. Dalam hal ini kaum remaja yang akan memimpin pertaru­ngan larik kemudian tersesat di dalamnya.

Seperti pusi pembuka yang berju­dul” Mantra Kekasih”

untuk kekasih yang alpa

matanya bertumpahan mawar

terbang bersama asap-asap dupa

Tiga larik tersebut mengantarkan seorang penyair ke dalam dunia per­cintaan yang sangat gamang. Bagai­mana kekasih yang alpa dengan mata yang bertumpahan mawar digambar­kannya menjadi kehilangan atau tidak datang. Lalu, pada puisi lainnya de­ngan judul” Sajak Patah” ia kembali menceritakan sebuah kehidu­pan yang setelah itu merasuk ke dalam kena­ngan yang tak dapat dikembalikan.

 

Kemudian, pada puisi “ Kalaza Pelepah Rindu”

aku menulis sesak rindu

tersimpan di dupa yang menghi­dupi

asap kematian

 

Kau datang membawa penanda

Dari kalimat-kalimat purnama

Sunyi, atau kaa-kata bercahaya

 

Puisi ini jika dibaca sampai tuntas maka akan terlihat jelas mereka seperti berdialog. Pengarang mampu mebangun sebuah percakapan yang menyesakkan hati. Dimana seseorang meminta atau bertanya.” Bolehkah aku mengunjungi hatimu?’. Sudah jelas bahwa mereka seakan berdialog tentang kisah cinta dan kerinduannya. Seelah itu puisi “ Perempuan Laut” yang menjadi kejanggalan bagi saya. Karena, Julaiha S menggambarkan sebuah puisi yang bertolak belakang dengan sudut pandang saya sebagai pembaca. Dimana, ia meletakkan judul tersebut tidak ada keterkaitan sedikit pun tentang laut.

Seakan puisi tersebut menceri­takan kesakitan seorang wanita yang bekerja keras, tetapi tidak ada tentang laut. Sedangkan laut sebagai objek yang digambarkan tetapi dilupakan. Puisi terakhir dengan judul “ Nirmala, Tanaman Sajak Romantis”

Dalam buku kumpulan puisi karya Julaiha S ini ada juga beberapa puisi yang sulit untuk ditebak jalan cerita­nya. Namun, ia berhasil mem­buat puisi –puisi sederhana menjadi lebih berwarna.

Buku ini dapat dijadikan referensi untuk menulis puisi indah, tatkala bagaimana seorang Leha berhasil menggabungkan diksi-diksi yang banyak belum diketahui oleh para penu­lis pemula untuk menambah kosa kata dalam kepenulisan nanti­nya. Julaiha S adalah salah seorang penulis muda Medan yang lahir pada 11 juni 1993. Buku ini sebagai kum­pulan puisi pertamanya. Semoga para pecinta puisi dapat memiliki karya-karyanya. Dimana setelah mem­baca puisi dalam buku ini kita merasa ter­sesat akibat kegaiban kata yang men­jadi ruh dalam kehidupan.

Adapun beberapa judul puisi dalam buku tersebut kepada puisi kesu­nyian, perempuan yang meme­gang pisau di punggung, penyair dan sajak nganga, kota Agra dan masih banyak puisi dalam buku tersebut. maka, miliki buku kumpulan puisi Mula-Mula Kita Pergi Selanjutnya Tersesat.

Penulis adalah Mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan bergiat di Komunitas Diskusi Sastra FOKUS UMSU.

()

Baca Juga

Rekomendasi