BERMODAL semangat, seorang remaja di Purwakarta, Jawa Barat, tidak ingin memupuk masa depan lewat kegiatan yang tidak bermanfaat. Salah satunya dengan berkreasi membuat miniatur sepeda motor dari limbah elektronik.
Dialah Dicky Rifala, remaja berusia 19 tahun ini tinggal di rumah orangtuanya di Kampung Tanjung Garut, Desa Cisaat, Kecamatan Campaka, Purwakarta, Jawa Barat. Anak kedua dari dua bersaudara tersebut tak habis akal meski hampir 2 tahun lamanya menganggur. Sebuah ruangan yang terletak di dalam rumah kayu dijadikan bengkel limbah elektronik untuk merakit miniatur sepeda motor.
Dengan tekun dan teliti, remaja lulusan SMK jurusan teknik komputer jaringan itu memilah barang bekas elektronik. Mulai dari DVD, komputer, selang tabung gas, antena rusak, spion motor, dan kawat untuk dijadikan miniatur sepeda motor. Barang-barang itu direkatkan dengan lem cair, untuk kemudian dirakit membentuk sebuah miniatur sepeda motor.
Untuk memuat satu unit jenis sepeda motor gede ini, Dicky membutuhkan waktu sekira 4 sampai 7 hari lamanya tergantung tingkat kerumitannya dan untuk membuat miniatur motor ukuran kecil lebih sulit dibanding ukuran besar. Hal ini disebabkan kebutuhan akan detail bahan limbah yang cukup sulit didapat.
Sementara ide awal Dicky mengolah limbah elektronik menjadi miniatur sepeda motor karena melihat banyaknya barang rongsok elektronik di kampungnya. “Barang-barang tersebut tak terpakai dan terbuang begitu saja,” ujarnya.
Dirinya mengatakan, ilmunya didapat dari internet mengenai cara membuat kerajinan dengan limbah elektronik. Namun demikian, untuk proses pembuatannya, Dicky mengandalkan imajinasinya hinga terbentuk motor unik dengan hasil barang limbah elektronik.
Dicky berharap, prakarya dari limbah elektronik tersebut bisa dikembangkan jadi sebuah usaha yang mendulang Rupiah. Tak sampai di situ, jika nantinya membuka usaha miniatur sepeda motor, Dicky berharap bisa mengembangkan dan berbagi ilmu dengan warga sekitar. (okz)