Tersembunyi di Gurun Sunyi

Madain Saleh, Kota Kuno Arab Saudi

MADAIN Saleh dahulu merupakan kota yang sangat aktif di jalur perdagangan rem­pah kuno. Madain Saleh tidak terlalu terkenal seperti Petra, tetapi inilah kota ter­be­sar kedua bangsa Arab kuno, Na­bath, yang memainkan pe­ran penting da­lam kerajaan misterius itu.

Madain Saleh, kota gurun tersembunyi Arab Saudi. Ba­nyak orang sudah men­de­ngar Petra, ibu kota bangsa Arab kuno di Jordania. Namun Ma­dain Saleh, kota kedua terbe­sar bangsa Nabath dan sebuah situs warisan dunia versi UNESCO, masih tidak ba­nyak diketahui orang. Kota yang dulu begitu hi­dup seiring de­ngan ramainya jalur rempah kuno ini me­­mainkan peran penting dalam mem­ba­ngun kerajaan yang hidup dari perniagaan itu.

Tetapi sekarang, makam-makam di din­ding batu yang monumental adalah salah satu peninggalan terakhir dan paling tera­wat- kerajaan yang hilang itu.

Menurut cerita tentang orang-orang Na­bath, yang kekayaan dan kejayaannya di­raih berkat kemampuan mereka untuk men­cari dan menyimpan air di lingkungan gu­run yang begitu ganas. Mereka juga memonopoli jalur per­dagangan gurun antara Madain Saleh di barat daya dan pelabuhan Gaza di Laut Tengah atau Laut Me­diterania di sebelah utara.

Mereka menarik pajak dari iring-iri­ngan unta, yang me­ngangkut wewangian, du­pa, dan rempah, yang berhenti di pos terluar mereka untuk meminta air dan beristirahat.

Namun pada tahun 106 Masehi, Kera­jaan Nabath di­caplok Kekaisaran Ro­mawi, dan jalur Laut Merah me­ngambil alih jalur perda­gang­an darat. Kota-kota Nabath tak lagi menjadi pusat per­dagangan, dan mulailah era kemunduran dan penelan­taran habis-habisan.

Terkucil di tengah padang pasir, kini Ma­dain Saleh menjadi tempat yang tera­sing, sunyi, dan terawat se­cara menak­jub­kan. Sebagian besar kota itu masih ter­kubur di bawah lapisan pasir.

Yang sejauh ini telah dite­mukan adalah se­buah pema­kaman luas yang terdiri lebih 131 makam besar. Semula, skala dan jum­lah makam itu terasa luar biasa.

Keterampilan seni kaum Nabath terlihat melalui ukiran elang yang melesat, sphinx dan grifon (hewan mitologi setengah an­jing-setengah elang) yang berbulu, belum lagi ukiran prasasti rumit.

Situs ini dikutuk

Ada sebuah makam, yang prasastinya diterjemahkan sebagai 'Hany bin Tansy ... dan para keturunan,' dan diakhiri dengan tanggal dan nama: '31 April 31M dipahat oleh Hoor ... sang pematung.'

Prasasti-prasasti makam memberikan informasi ten­tang nama, hubungan, peker­jaan, aturan dan Tuhan dari orang-orang yang tinggal di sini.

Orang Nabath tidak terlalu banyak me­ninggalkan sejarah tertulis, maka naskah-nas­kah ini, yang hanya ada di Madain Sa­leh, sangat luar biasa.

Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Aram, bahasa Semit kuno dan lingua fran­ca Timur Tengah saat itu. Ba­hasa Aram menjadi bahasa penting untuk komunikasi bis­nis dan perdagangan, mes­kipun orang-orang Na­bath pa­da awalnya juga meng­gunakan bahasa Arab, yang jejaknya ter­lihat dalam pra­sasti tersebut.

Dari semuanya, makam Qasr al Farid ter­golong yang paling mengesankan - teru­ta­ma untuk ukurannya karena fasadnya relatif sederhana.

Pintu tengah dengan pedi­men (eleman dekoratif ber­bentuk segitiga) berhias me­rupakan pintu masuk menuju ruang dalam, di mana jasad-jasad diletakkan di sejumlah rak yang menempel di sepan­jang dinding.

Dari makam Qasr al Farid, peman­da­ngan gurun dengan gunung-gunung batu yang dibelah dan diukir itu men­cip­takan dramanya sendiri yang luar biasa.

Bukit batu pasir berwarna keemasan menjulang dari lahan pasir yang datar, ter­pahat sebagai struktur yang bagi menara miring akibat angin dan hujan.

Tidak seperti Petra, dengan turis, pen­jual suvenir, dan ojek keledai; tidak ada orang lain di sini. Kebanyakan Mus­lim (Saudi) tidak akan datang ke sini karena me­reka yakin bahwa situs ini dikutuk ke­tika bangsa Nabath meno­lak ma­suk Islam dan mening­gal­kan para dewa mereka, dan visa turis untuk non-Muslim yang hendak ke Arab Saudi luar biasa sulitnya.

Ketiadaan pengunjung dan juga iklim ke­ring gurun Arab Saudi menjadikan Ma­dain Saleh begitu utuh. Sementara fasad-fasad Petra secara pelan rusak, makam di Madain Sa­leh sangat terjaga. (bbc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi